Mohon tunggu...
yuniari nukti
yuniari nukti Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger Lifestyle domisili di Surabaya

Saya Blogger berdomisili di Surabaya dan ngeblog sejak 2010 di www.yuniarinukti.com. Menyukai dunia tulis menulis. membaca dan bermain game

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

GNNT dan Program Modernisasi Transaksi

31 Maret 2015   15:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:44 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini Pemerintah, dalam hal ini Bank Indonesia sedang gencar mengkampanyekan program GNNT alias Gerakan Nasional Non Tunai di seluruh Indonesia.

Mungkin masih ada yang belum tau tentang program ini?

Tenang aja, ada temannya.

Saya!

Saya, belum paham apa itu program GNNT. Makanya begitu ada undangan dari Kompasianer saya langsung ambil bagian.

Beberapa waktu lalu saya di tag oleh Mbak Ani Berta diminta mengikuti Kompasiana Nangkring yang bertema Gerakan Nasional Non Tunai yang diselenggarakan di kantor Bank Indonesia cabang Surabaya. Karena ingin tau lebih dalam mengenai program ini saya pun mendaftarkan diri mengikuti acara itu, meskipun agak malu-malu soalnya akun kompasiaa saya hanya berisi 1 postingan saja hehe.. untungnya admin Kompasiana tak mempermasalahkan itu, asal saya daftar melalui email, saya sudah dihitung menjadi peserta.

Sabtu pagi, 28 Maret 2015, saya dan suami meluncur menuju kantor Bank Indonesia di jalan Pahlawan no. 105. Selama menjadi orang Surabaya, masuk ke gedung BI, ya baru pertama itu. Begitu masuk saya langsung menuju ke lantai 5 tempat Nangkring berlangsung. *Nangkringnya keren yak, lantai 5 gedung BI wuehehe*

[caption id="attachment_358403" align="aligncenter" width="500" caption="Selfie dulu aah :)"][/caption]

Di dalam ruangan suasana sudah banyak yang hadir. Sebagai Kompasianer baru, saya nggak banyak kenal. Ada sih beberapa yang kenal seperti Aya, Mbak Nurul, Mbak Avy, Bu Nur, Mbak Little Purple, Mas Junaidi, Pak Rahmat Willy. Lainnya belum ada kenal hehe.. maklum blogger kudet :D

Acara berlangsung guyub. Nara sumber yang hadir Pak Dian dari BI dan Bu Herlina dari ASPI dengan moderator Pak Iskandar Zulkarnaen.

Bank Indonesia adalah satu-satunya lembaga di Indonesia yang bertugas mencetak uang. Sayangnya uang yang dicetak BI sebagai alat transaksi tunai kerap kali memicu resiko. Sudah banyak kasus masyarakat dirugikan oleh transaksi tunai. Yang tampak menonjol adalah memicu timbulnya kesenjangan sosial yang ada di masyarakat.

Dari sisi keamanan orang yang dompetnya tebal kerap jadi sasaran penjahat. Sedangkan yang dompetnya tipis dianggap nggak punya duit. Bila disadari justru yang dompetnya tipis itu yang banyak duit karena nominal dikartu jumlahnya besar. Sedangkan yang dompetnya tebal seringkali nominalnya lebih kecil karena berisi uang recehan hehe *tetiba ingat dompet sendiri*

Artinya, menggunakan uangtunai ada kelemahannya. Selain kurang praktis di bawa-bawa, sulitnya pencatatan juga jadi kendala. Padahal dalam mencetak uang kertas BI menghabiskan biaya besar. Iya, nggak?

14277914241049006333
14277914241049006333


Untuk mengurangi resiko kesenjangan serta banyaknya kerugian di masyarakat, tugas BI sebagai fasilitator rupiah telah mencanangkan Gerakan Nasional Non Tunai yang disingkat GNNT sejak tanggal 14 Agustus 2014.

GNNT merupakan gerakan nasional yang dicanangkan BI agar masyarakat Indonesia terbiasa bertransaksi menggunakan non tunai.

Kemudahan bertransaksi non tunai masyarakat sudah tidak perlu lagi membawa uang fisik karena semua ada dalam satu genggaman. Bagi yang ingin bertransaksi non tunai caranya cukup menggunakan uang elektronik. Uang elektronik yang selama ini beredar di masyarakat adalah dengan memanfaatkan kartu ATM debit, kartu kredit, dan elektronik base. Transaksi yang biasa kita kenal adalah pembelian pulsa, bayar parkir, dan e-commerce (transaks online).

Jika dilihat secara seksama, definisi GNNT adalah penggunaan instrumen non tunai untuk transaksi keuangan yang bertujuan agar transaksi yang timbul lebih efisien, mengurangi pemalsuan, dan lebih higienis.

Seperti yang disampaikan oleh Bu Herlina, transformasi alat pembayaran di Indonesia dimulai dari Barter, Cash, Paper Base, (giro, cek, nota debet), Card Base (Kartu debit, kredit, uang elektronik) dan Elektronik Base ( Mobile banking). Nah saat ini republik ini sudah berada di level Card Base dan Elektronik Base. Walaupun dilapangan masih banyak ditemukan sistem pembayaran dengan cara Cash dan Paper Base.

Keuntungan menggunakan uang elektronik, adalah:


  1. Mudah di Top Up
  2. Tidak ada minimum saldo
  3. Bersifat atas unjuk
  4. Tidak ada PIN dan Tanda Terima
  5. Mudah didapat

Meski banyak keuntungannya namun keberadaan sistem uang elektronik belum sepenuhnya bisa diterima masyarakat. Masih saja ada tantangan yang harus dihadapi, antara lain:


  1. Mengubah Kebiasaan Masyarakat – Preferensi Konsumen
  2. Membangun Trust Masyarakat
  3. Coverage Penerimaan Luas
  4. Dukungan Pemerintah Daerah

Dalam sistem perubahan memang tidak serta merta mendapat dukungan. Ada banyak PR yang dikerjakan agar hasilnya dapat berhasil maksimal. Dan inilah yang akan dijalankan oleh BI dalam rangka kampanye program GNNT. Agar program ini dapat merata, BI akan melaksanakan kampanye mengenai GNNT di 5 kota di seluruh Indonesia.

Sekilas pandang program GNNT memang menguntungkan masyarakat. Terutama dalam hal kepraktisan dan keamanan. Disisi lain program ini juga membawa pesan penting bahwa sebenarnya bertransaksi elektronik dapat mengubah pola pikir masyarakat dalam memahami pentingnya mempelajari kecanggihan teknologi yang saat ini sudah merajalela.

Program GNNT ini bukan mengubah gaya hidup sok modern, akan tetapi sebagai uji nyali masyarakat, siapkah menerima modernisasi transaksi?

Yuk, kita mulai dari diri sendiri. Membiasakan belanja dengan menggunakan uang elektronik! Belajar moderen hehe...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun