Mohon tunggu...
Yuniar N. Gina
Yuniar N. Gina Mohon Tunggu... pelajar -

seorang santri yang sedang belajar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Santri, Guru, dan Pesantren

4 November 2016   08:10 Diperbarui: 4 November 2016   08:31 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kitab ta’lim muta’alim yang pernah aku pelajari dari guruku, bahwa penting bagi seorang santri untuk mempunyai satu guru yang akan menjadi tuntunannya dalam menjalani laju kehidupan. Guru yang akan membimbing dan mengarahkan kita selama proses belajar, maka penting pula bagi seorang santri untuk mengetahui silsilah keilmuan dari guru tersebut. Apakah keilmuan yang guru kita miliki itu sumbernya sampai kepada Nabi Muhammad atau tidak, sebab hal itu yang nanti akan menjadi tuntunan kita dalam melakukan sesuatu amalan-amalan ibadah. Jika guru kita memiliki silsilah keilmuan yang jelas seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad, maka insya allahkita tidak akan sampai tersesat dan salah langkah ketika melakukan amalan-amalan ibadah kita.

Guru yang bijak, pasti tahu apa yang hendak dilakukan dan bagaimana cara bersikap di depan santrinya. Sikap dan tindakan seorang guru tidak perlu selalu sesuai dengan nalar dan logika. Sebab ilmu dan barokah tidaklah ada sangkut pautnya dengan logika, bahkan tidak jarang logika senantiasa membawa diri kita ke lembah kenistaan dan ketidak beruntungan.

Sebagai seorang santri, adalah sebuah dogma dalam konsep pemahaman dan keyakinannya bahwa seorang guru dapat memberikan berkah terhadap santri-santrinya. Tidak lepas dari itu, guru dan santri juga memiliki satu komponen keramat yang tidak bisa diabaikan, dan dipercaya juga menjadi suatu tempat sumber berkah. Tempat yang tidak asing dan seringkali kita dengar, Pesantren.

Semua orang sudah faham dan mengerti apa itu pesantren, bahkan pengertiannya juga sudah banyak. Mulai dari definisi paling sederhana hingga tersulit sekalipun. Pesantren bisa memiliki banyak arti, setiap orang bisa dan boleh mendefinisikannya sesuai dengan nalar dan kemampuan berpikirnya. Termasuk aku, aku yang lebih suka mendefinisikan pesantren sebagai penjara suci. Segala aktivitas yang kita lakukan di lingkungan pesantren selalu menjadi sebuah nilai ibadah yang akan mendatangkan kebarokahan tersendiri. lingkungan yang selalu menjaga kita dari perbuatan-perbuatan maksiat karena selalu merasa ingat kepada Sang Pencipta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun