Mohon tunggu...
yuniar firdaus
yuniar firdaus Mohon Tunggu... -

just step on it

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anak Kecil Itu Sempat Tersenyum Padaku (Based on My True Story)

19 Desember 2011   15:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:02 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

beberapa minggu kemudian,
aku melewati jalan yang sama.
Dengan angkot yang sama.

Kali ini tak ada bau rokok di sini.
Tapi penuh sesak dengan orang orang, wanita muda berbaju putih biru..
Mereka mengobrol..
Aku diam..

'eh kamu tau gak sih, katanya kemarin kemarin disini, tuh di jalan itu tuh, ada kecelakaan', ujar wanita muda di depanku,
'oh iya iya, yang anak kecil itu ya, ih serem tau', ujar wanita muda di sebelahku

aku ingat lagi si anak kecil itu,
mungkin dia yang mereka maksud,

'eh katanya, tu anak kecil baru pulang beli obat buat ibunya tau'
'emang kenapa ibunya??'
'aku denger denger sih ibu nya sakit gitu, dia beli obat buat ibunya, padahal katanya gak ada yang nyuruh'
'ooh gituu, kok kamu tau?? Tau darimana??'
'ya biasalah, aku denger denger aja'
'ooh'

kemudian topik pembicaraan nya berganti.
Dan aku tak mendengarnya lagi.

Aku membayangkan ibu nya si anak kecil,
apa yang sedang beliau rasakan sekarang??
Bagaimana perasaannya ketika tau buah hatinya, yang ingin menolongnya dengan tulus, kemudian pulang dengan hampa,
tanpa ada sosok nya,
tanpa mendengar suaranya,
beliau harus mendengar anak kecilnya sudah dipanggil oleh pemiliknya,

apa sang ibu kuat, ketika mendengar kabar itu..
Anak kecil yang mungkin ijin padanya untuk bermain namun tak kunjung pulang juga..

Aku, jika di posisi beliau,
mungkin sudah pingsan berkali kali...

Aku merasa sangat bersalah..
Andai waktu itu aku berteriak lebih cepat daripada truk kuning laknat itu...

Aku merasa sangat bersalah karena senyuman terakhir si anak kecil bukan buat ibunya,
tapi buat aku..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun