beberapa minggu kemudian,
aku melewati jalan yang sama.
Dengan angkot yang sama.
Kali ini tak ada bau rokok di sini.
Tapi penuh sesak dengan orang orang, wanita muda berbaju putih biru..
Mereka mengobrol..
Aku diam..
'eh kamu tau gak sih, katanya kemarin kemarin disini, tuh di jalan itu tuh, ada kecelakaan', ujar wanita muda di depanku,
'oh iya iya, yang anak kecil itu ya, ih serem tau', ujar wanita muda di sebelahku
aku ingat lagi si anak kecil itu,
mungkin dia yang mereka maksud,
'eh katanya, tu anak kecil baru pulang beli obat buat ibunya tau'
'emang kenapa ibunya??'
'aku denger denger sih ibu nya sakit gitu, dia beli obat buat ibunya, padahal katanya gak ada yang nyuruh'
'ooh gituu, kok kamu tau?? Tau darimana??'
'ya biasalah, aku denger denger aja'
'ooh'
kemudian topik pembicaraan nya berganti.
Dan aku tak mendengarnya lagi.
Aku membayangkan ibu nya si anak kecil,
apa yang sedang beliau rasakan sekarang??
Bagaimana perasaannya ketika tau buah hatinya, yang ingin menolongnya dengan tulus, kemudian pulang dengan hampa,
tanpa ada sosok nya,
tanpa mendengar suaranya,
beliau harus mendengar anak kecilnya sudah dipanggil oleh pemiliknya,
apa sang ibu kuat, ketika mendengar kabar itu..
Anak kecil yang mungkin ijin padanya untuk bermain namun tak kunjung pulang juga..
Aku, jika di posisi beliau,
mungkin sudah pingsan berkali kali...
Aku merasa sangat bersalah..
Andai waktu itu aku berteriak lebih cepat daripada truk kuning laknat itu...
Aku merasa sangat bersalah karena senyuman terakhir si anak kecil bukan buat ibunya,
tapi buat aku..