Sosok misterius bernama Dokter Detektif, yang viral melalui platform TikTok, telah menjadi topik diskusi hangat di kalangan pengguna media sosial. Dengan gaya penyampaian edukatif dan didukung uji ilmiah, ia mengungkap banyak produk skincare yang tidak memenuhi klaimnya, memberikan wawasan baru bagi konsumen tentang pentingnya literasi produk kecantikan.
Dokter Detektif adalah seorang dokter kecantikan dengan pengalaman lebih dari 17 tahun, yang memilih untuk merahasiakan identitasnya. Lewat akun TikTok @dokterdetektif, ia rutin mengunggah video berisi analisis ilmiah terhadap produk skincare populer. Metode yang digunakan tidak main-main: Ultra Performance Liquid Chromatography (UPLC) sebuah teknologi laboratorium canggih yang mampu mendeteksi kadar bahan aktif dalam produk kecantikan secara akurat. Ia memulai aksinya dengan misi meningkatkan literasi masyarakat terhadap produk kecantikan. Melalui konten-konten ini, ia memberikan edukasi mengenai kandungan bahan aktif, cara membaca label produk, hingga potensi bahaya jika kandungan suatu produk tidak sesuai standar.
Dokter Detektif menjadi perbincangan karena membongkar beberapa produk ternama yang dinilai overclaim yakni melebih-lebihkan manfaat produk di luar fakta ilmiah. Contoh kasus yang pernah dibahas meliputi:
1. Produk Niacinamide
Sebuah serum yang diklaim mengandung 10% niacinamide, ternyata hanya memiliki kandungan 3%. Hal ini bertolak belakang dengan promosi yang menyebutkan manfaat luar biasa dalam waktu singkat.
2. Produk Retinol
Salah satu produk retinol yang mengklaim kadar 1% ternyata hanya mengandung sekitar 0,00096%. Kadar ini jauh dari cukup untuk memberikan manfaat signifikan pada kulit.
3. Produk Lain dengan Label "Alami"
Beberapa produk yang menggunakan label "alami" ternyata mengandung bahan tambahan sintetis yang tidak dicantumkan secara rinci di kemasan.
Kehadiran Dokter Detektif menciptakan gelombang diskusi di kalangan konsumen, pakar kecantikan, dan pelaku industri. Banyak konsumen merasa terbantu dengan informasi yang ia bagikan, karena selama ini klaim produk sering kali sulit diverifikasi oleh masyarakat umum.