Mohon tunggu...
Yuni Andriyani
Yuni Andriyani Mohon Tunggu... wiraswasta -

Ibu Rumah Tangga dengan 2 orang anak tinggal di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Paradigma Pendidikan Seks Anak

26 Mei 2014   03:59 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:07 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pada anak usia ini, kita harus terbuka untuk menjelaskan kepada anak tentang organ intim yang milikinya. Penyebutan kata penis, vagina dan payudara harus sudah diperkenalkan secara baik. Bukan dengan menggunakan bahasa-bahasa seperti burung, nenen, dan lain-lain.

Orang tua juga harus sudah mengajarkan tentang pentingnya menjaga kebersihan organ intim, tidak boleh memegangnya dengan tangan kotor. Selain itu anak juga harus sudah diajarkan atas "rasa malu" untuk tidak menunjukan organ vitalnya kepada orang lain seperti sehabis mandi dan lain-lain.

b. Anak Usia 8- 13 Tahun

Usia ini adalah yang paling patut diwaspadai karena ancaman mulai muncul pada anak. Anak-anak mengalami perubahan fisik tubuh menjelang pubertas seperti tumbuh jakun, payudara mulai menonjol dan menstruasi. Anak mulai mengekpresikan prilaku diri melalui alat permainan dan tontonan yang dilihatnya. Pada usia ini anak sudah bisa merasakan rangsangan seks walaupun belum dipahami betul olehnya. Anak-anak juga sudah mulai suka berteman dengan teman jenis dan sudah mulai ada dorongan untuk menyukai lawan jenisnya.

Kita berkewajiban memberikan penjelasan tentang perubahan tubuh dan etika berteman. Yang lebih penting lagi adaalah mengajarkan tentang  HARGA DIRI dan KEHORMATAN. Anak perlu diberikan pengertian bahwa dirinya sangat berharga oleh karena itu tidak boleh disentuh sembarangan oleh orang lain apalagi sampai ke alat-alat fital dan tidak boleh sembarangan disalahgunakan.

Melengkapi harga diri dan kehormatan, anak juga diajari KEBERANIAN menolak apabila orang lain mencoba memegangnya dan melapor kepada orang tua

Kendala dan Solusi

Kendala secara umum adalah bagaimana membuat anak mau terbuka kepada kita sebagai orang tua. Bagaimana anak merasa nyaman untuk bercerita dan bertanya tentang hal apapun hasil interaksi dengan teman-teman dan lingkungan.

Dalam kenyataannya, seringkali kita justru menutup peluang tersebut dan selalu bilang "huss..diam..!" ketika anak mulai bercerita atau menanyakan hal-hal seputaran perubahan dalam dirinya atau bermaksud menceritakan pengalaman tertentu, apalagi menyangkut seks. Hal ini menyebabkan anak menjadi takut untuk terbuka. Jadi, Kesalahan besar bagi kita kalau ini terjadi.

Oleh sebab itu, sebagai orang tua kita harus bersikap bijak dan terbuka serta mau menjadi tempat curhat yang nyaman bagi anak. Jangan mengabaikan pertanyaan dan cerita anak walaupun itu sangat tidak masuk diakal. Hal tersebut dipengaruhi oleh tingkat umur anak.

Sugesti


  1. Pendidikan seks anak sangat penting dilakukan sejak usia dini dengan melihat tingkatan umum;
  2. Prasyarat dasar pendidikan seks bagi anak adalah keterbukaan dan kemampuan orang tua dalam memposisikan diri sebagai teman sekaligus sahabat, agar anak mau bercerita atas pengalaman interaksi dengan lingkungan, termasuk dalam hal ini adalah perkembangaan seksualitasnya;
  3. Hal terbaik dalam pendidikan seks anak adalah mengajari tentang rasa malu, harga diri dan kehormatan  sejak dini, bahwa  dirinya terlalu berharga untuk disentuh orang lain.
Keterlambatan orang tua memberikan pendidikan seks bagi anak,  berarti mendekatkan anak kepada kemungkinan terjadi pelecehan seksual anak (pedofilia) dan tindakan kekerasan seks lainnya.
Baca juga Posting Berikut untuk memperkaya wawasan kita terkait pendidikan seks anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun