PASANGAN ganda putri Malaysia, Thinaah Muralitharan dan Pearly Tan Koong, masih menjadi momok bagi tim kita. Di turnamen Perancis terbuka ini, pada babak 32 besar kemarin mengalahkan Apriyani Rahayu/ Siti Fadia. Sekarang di babak 16 besar, pasangan gado-gado ras India dan Tionghoa ini menyingkirkan Febriana Dwipuji Kusuma/ Amalia Cahaya Pratiwi. Jadinya Tan/ Thinaah mendapat 2 (dua) kemenangan, kita zonk.
Thinaah Muralitharan lahir pada tahun 1998 -jadi berusia 24 tahun sekarang. Sedangkan Pearly Tan 2 (dua) tahun lebih muda, kelahiran tahun 2000. Mereka berdua merupakan ganda perebut emas di Commonwealth Games tahun ini, yang terhelat di Inggris pada awal Agustus lalu. Peran mereka juga sangat sentral, dalam mendukung tim Malaysia merebut emas beregu campuran Commonwealth, saat mengalahkan India dengan 3-1.
Babak pertama Perancis Terbuka, Tan/ Thinaah mengalahkan Apriyani Rahayu/ Siti Fadia Ramadhanti dengan 22-20 19-21 dan 21-7. Dengan kemenangan ini maka skor pertemuan kedua pasangan menjadi 2-1 untuk keunggulan Tan/ Thinaah. Lalu pada babak 16 besar ini Tan/ Thinaah menang 21-16 dan 21-14 atas Febriana Dwipuji Kusuma/ Amalia Cahaya Pratiwi
Sepekan yang lalu pada babak kedua di Denmark Open, Tan/ Thinaah kalah rubber melawan Chen Qi Chen/ Jia Yifan dengan 18-21 22-20 dan 17-21. Pertandingan sangat sengit karena ketika Chen/ Yifan match point di set kedua, Tan/ Thinaah bisa membuat deuce 20-20 dan mengambilnya. Terpaksa pertandingan berlanjut dengan rubber.
Kemenangan Tan/ Thinaah atas Apri/ Fadia kemarin cukup heroik, apalagi yang terjadi pada set pertama. Apri/ Fadia pada set pertama sudah unggul 18-13 kemudian game point 20-16. Ternyata Tan/ Thinaah bisa menyusul 20-20, dan mengambil 6 (enam) angka berturut turut sejak 16 itu, menjadi 22-20 bagi kemenangan Tan/ Thinaah. Set ketiga pasangan kita habis stamina sehingga kalah telak 7-21.
Tahun ini memang barangkali menjadi tahunnya Tan/ Thinaah. Cahaya prestasinya makin bersinar terang sejak pertengahan tahun. Walaupun sebenarnya pada tahun lalu -yaitu pada bulan Maret 2021- mereka sempat menjadi juara di Swiss Open. Namun prestasinya naik turun.
Tahun ini tepatnya di bulan Agustus lalu -turnamen Japan Open- mereka mampu mengandaskan perlawanan ganda Korea Shin Seung-chan dan Lee So-hee. dengan 16-21 21-14 21-18. Saat di Jepang Terbuka itu Tan/ Thinaah tersingkir pada babak 16 besar, karena Pearly Tan mengalami cedera.
Mereka tidak melanjutkan pertandingan pada set ketiga ketika menghadapi ganda putri Korea lainnya, Baek Ha Na/ Lee Yu-lim. Tahun lalu di ajang Sudirman Cup, pasangan emas kita -Greysia Polii/ Apriyani- sangat kesulitan menghadapi mereka. Walaupu Greysia/ Apri menang, tapi dilalui dengan rubber game dan sempat terjadi deuce pada set pertama.
Masih ada kesempatan bagi pasangan kita untuk mengalahkan ganda putri andalan Malaysia ini. Kekuatan pasangan Malaysia adalah pada kerja keras mereka untuk mengejar bola ke segala penjuru. Kemudian tidak mau menyerah meski lawan telah mencapai angka 20. Kekuatan "comeback" itu telah menyingkirkan beberapa pemain kita di Perancis Terbuka ini. Apriyani/ Fadia yang sudah ambil game point namun malah setnya diambil oleh Tan/ Thinaah.
Demikian pula pada sektor putra yaitu Antony S Ginting yang sudah game point 20-16 juga diambil oleh Sameer Verma (India). Bahkan pada set ketiga Ginting mencapai match point 20-18 namun Langkah "comeback" Verma telah mengacaukan permainan Mojang Priangan keturunan Batak ini. Ginting kalah sangat amat tipis 21-15, 21-23, dan 22-20 di babak 32 besar Perancis Terbuka ini.
Mirip-mirip dengan the Babbies atau pasangan Leo Rolly Carnando/ Daniel Marthin. Saat melawan Ong Yew Sin/ Teo Ee Yi dari Malaysia hari ini, babak 16 besar. Padahal Leo/ Marthin sudah unggul 12-6, kemudian didekati 18-13, malah kalah dengan 18-21. Pertandingan dimenangkan oleh pasangan yang usianya mendekati 30 tahun dari Malaysia ini dengan 21-18, 17-21, dan 22-20.
Pasangan kita, baik Apri/ Fadia maupun Febriana Dwipuji Kusuma/ Amalia Cahaya Pratiwi bisa dikatakan sama kuat melawan ganda Malaysia ini. Karena beberapa point telah unggul atas Tan/ Thinaah. Namun Tan/ Thinaah mampu mengambil momentum yang tepat. Kekuatan comeback dari ketertinggalan, dan semangat pantang menyerah mereka. Itu yang perlu ditauladani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H