Sesuai judul tulisan kami, MRT adalah M-enjadi R-uang T-unggu. Huruf "T" selain tunggu juga "Temu" atau bisa juga "Titiktemu". Selama ini kita menunggu akan pertemuan kedua kandidat tersebut. Menunggu ucapan selamat dari yang kalah. Menunggu mereka berpelukan (teletubbies keleus). Kejadian per-tunggu-an kita itu ternyata berlangsung di MRT. Bukan di rumah, bukan di istana, tapi sekali lagi ternyata di stasiun MRT.Â
Ini mendukung promosi sarana transportasi sekaligus sebagai ruang publik untuk bertemu. Jaman nenek moyang kita, mungkin alun-alun sebagai sarana pertemuan. Alun-alun sebagai MRT atau m-enjadi r-uang t-itiktemu. Sebagai sarana titik temu. Jaman modern keberadaan alun alun digantikan dengan mall yang seluas alun-alun. Sekarang, bisa dikatakan MRT menggantikan alun alun sebagai sarana pertemuan. Selain promosi MRT, pada sisi lainnya di mata media --blow up berita ini juga menjadi berita bagus. Ini berita baru (bahwa stasiun MRT menjadi media pertemuan), ini baru berita (bahwa yang ditunggu telah kejadian). Ini berita baru, ini baru berita. Good news is good and new.