Mohon tunggu...
Yuniandono Achmad
Yuniandono Achmad Mohon Tunggu... Dosen - Dreams dan Dare (to) Die

Cita-cita dan harapan, itu yang membuat hidup sampai saat ini

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Stamina, Kunci Kemenangan Ganda JPN

4 Agustus 2018   06:57 Diperbarui: 4 Agustus 2018   08:11 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Courtesy pict: olahraga.kompas.com

JAPAN 3, INDONESIA O. Ya, di perempat final Kejuaraan Dunia WBC 2018 di Nanjing (Tiongkok) ini boleh dikatakan Jepang mengalahkan Indonesia dengan 3-0. 

Pertama ganda putra unggulan pertama Markus Gideon/ Kevin Sukomuljo kalah 19-21 18-21 melawan Takeshi Kamura/ Keigo Sonoda. Kedua, ganda putri Rizki Amelia Pradipta/ Della Destiara takluk di tangan unggulan keempat, Koharu Yonemoto/Shiho Tanaka, dengan skor 21-17, 12-21, 15-21. Ketiga, Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi dikalahkan unggulan kedua, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota dengan 17-21 15-21.

Ada kesamaan ketiga pasangan Indonesia, yaitu sering main bertahan (defends) --dengan ciri khas melambungkan bola tinggi agar lawan melakukan smash. Mungkin bermaksud menguras strategi lawan. 

Strategi ini hampir saja berhasil dilakukan oleh the minions, karena dari ketinggalan jauh bisa mendekat 17-18 di set pertama, dan bahkan 18-18 set kedua. Sempat terjadi adu pukulan terlama mencapai 117 bola di udara. Penonton di stadion seperti bergemuruh, entah mencemooh (karena bosan) atau menyemangati pemain agar main cepat (dengan smash).

Kalau menganalogikan dengan menggunakan pernyataan jenderal Urip Sumohardjo dulu yang pernah mengatakan, "Aneh suatu negara zonder tentara". Maka mungkin untuk pertandingan ini yang cocok ialah, "Aneh suatu pertandingan zonder smash tajam". Isinya cuman lob. Santai. Gontai. Lemah lunglai.

Set pertama the minions -sebutan untuk pasangan Gideon/ Sukomulyo- tertinggal 5-11 bahkan sampai 10-17. Sempat mendekat 16-17 sebelum kalah 19-21. 

Set kedua dari tertinggal 4-11 lalu 10-17 bisa sama 18-18 sebelum kalah 19-21. Hebatnya ketiga pasangan jepang ini (baik Kamura/Sonoda, maupun Yonemoto/ Tanaka dan Fukushima/Hirota adalah mereka bertenaga kuda konsisten melancarkan smash keras. 

Meski pasangan Indonesia bertahan bagus (karena dapat poin juga dari pengembalian smes) namun Jepang tetap merangsek terus dengan smash keras. Sekali lagi ini untuk ketiga pasangan. Bahkan Yonemoto/Tanaka di set ketiga pun tidak melepas agresifitasnya. Mengapa mereka tidak begitu terpancing dengan catenaccio ala Indonesia? Karena mereka memiliki stamina yang prima.

Stamina, kunci kemenangan ganda-ganda Jepang tersebut. Komentator di TvRI sampai mengatakannya dengan "Tidak tampak raut muka kelelahan dari pemain Jepang" tentunya setelah mereka smash dan lompat serta lari ke sana kemari. 

Park Jo Bong --sang olimpian itu- selaku head coach Jepang, dan tampak di kursi pelatih saat melawan the minions barangkali mewarisi resepnya saat masih aktif di usia sampai 36 tahun. Stamina. Ya sekali lagi stamina kunci kemenangan jepang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun