Program terstruktur di luar kurikulum pendidikan formal yang dilembagakan dan diselenggarakan oleh penyelenggara pendidikan. Kelompok ini dapat berupa organisasi pemuda, LSM, tim olah raga, dan kelompok lain yang diikuti secara sukarela. Pendidikan Non Formal terjadi dengan terlibat dalam proyek, diskusi dan aktivitas kreatif atau atletik bersama, bermain game atau melakukan perjalanan, misalnya.
Mengapa Anda harus mengetahui tentang pendidikan non formal?
Faktanya, pendidikan non-formal ada di sekitar kita: menjadi bagian dari tim olahraga, menjadi sukarelawan, bermain alat musik atau teater, atau menjadi bagian dari kelompok pemuda atau komunitas lainnya. Semua lingkungan ini memberikan kesempatan belajar non-formal bagi generasi muda. Kita dihadapkan dengan pendidikan non formal dan akibat-akibatnya setiap hari, namun banyak yang belum mengetahui istilah yang tepat untuk menggambarkannya.Â
Berikut beberapa Karakter dari  pendidikan non formal:
1) Partisipasi sukarela /relawan (Voluntary) ( Menjadi relawan petugas Taman Bacaan /perpustakaan umum )
2) Konteks kelompok dan pembelajaran rekan ke rekan
3) Berpusat pada pembelajar
4) Pembelajaran eksperiensial: pengalaman kehidupan nyata, misalnya di alam atau masyarakat
5) Pembelajaran holistik: perkembangan kognitif, emosional dan fisik peserta didik dipertimbangkan
6) Berbasis nilai: demokrasi, hak asasi manusia, inklusi sosial
Pendidikan Non Formal merupakan tambahan atau alternatif terhadap pendidikan formal dan harus menjadi bagian dari setiap sistem pendidikan yang holistik dan inklusif. Dalam menghadapi globalisasi dan meningkatnya tekanan sosial dan ekologi, program-program pendidikan non formal di seluruh dunia unggul dalam mendorong pengembangan pribadi generasi muda dan membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk berperan aktif dalam memecahkan masalah-masalah global dan lokal. Selain mengembangkan soft skill dan keterampilan hidup yang sangat penting di abad ke-21, pendidikan non formal juga bertujuan untuk menjamin akses terhadap pendidikan bagi semua orang, terutama ketika pendidikan formal tidak tersedia untuk semua orang.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa pendidikan non-formal sangat penting:
1) Alternatif untuk pendidikan formal
Di banyak komunitas, anak-anak dan remaja tidak memiliki akses terhadap pendidikan formal. Mungkin karena alasan kemiskinan, infrastruktur atau diskriminasi -- tidak adanya akses terhadap pendidikan berkualitas menghambat perkembangan pribadi dan pekerjaan di masa depan.Â
Pendidikan Non Formal terjadi di seluruh dunia, juga di masyarakat dimana kesempatan pendidikan formal terbatas atau tidak tersedia. Dalam kasus seperti ini, pembelajaran non-formal menjamin hak atas pendidikan bagi semua orang melalui peluang kualitas alternatif. Khususnya dalam situasi kemanusiaan, Pendidikan sangat penting dalam menyediakan kesempatan pendidikan.
2) Meningkatkan Soft Skill
Membantu orang mengelola kehidupan pribadi, pekerjaan, dan sosialnya dengan cara yang membawa kebahagiaan dan kesuksesan. Hal-hal tersebut mencakup empati, ketahanan, manajemen stres, pemecahan masalah, kreativitas, pengambilan keputusan atau komunikasi.
Soft skill juga serupa, meskipun biasanya terkait dengan konteks pekerjaan. Kompetensi seperti ini cenderung kurang mendapat perhatian dalam lingkungan pendidikan formal yang diatur dalam kurikulum yang ketat. Partisipasi dalam Pendidikan Non Formal dapat memberikan nilai tambah yang besar dalam hal ini.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Universitas Harvard, 85% keberhasilan kerja berasal dari pengembangan keterampilan lunak/Soft Skill dan hanya 15% yang disebabkan oleh keterampilan teknis (Hard Skill ). Hal ini menggarisbawahi dampak besar soft skill terhadap kesuksesan profesional.
3) Lapangan kerja bagi kaum muda
Selain mendorong pengembangan pribadi dan pengembangan keterampilan lunak dan keterampilan hidup, pendidikan non-formal juga berkontribusi dalam mengatasi masalah global pengangguran kaum muda.Â