Mohon tunggu...
Yunia Malviani Rollins
Yunia Malviani Rollins Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis, Admin

I love Science,, Horror Movie, Fishing, Travelling, Cooking and Adventure

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Anak Indonesia, Umur 4 Tahun Pertama Kali Main Drums di Panggung Amerika, Kecil-kecil Cabe Rawit

19 Juni 2024   10:03 Diperbarui: 20 Juni 2024   14:53 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Anak Indonesia ini bernama Samantha, dia berumur 4 tahun, Ini menjadi hal yang membuat kami sebagai orangtua bangga sekaligus shocked dan terkejut karena Samantha yang baru 1 bulan saya daftarkan Les Drum, (1 x seminggu selama 30 menit), Samantha lolos tes untuk tampil single drums di panggung.

Menurut peraturan,  usia yang baik untuk main drum dan usia yang diharuskan adalah di atas umur 8 (delapan ) tahun.  Jadi ini benar-benar di luar ekspektasi kami sebagai orangtua karena Samantha Putri kami baru 1 bulan daftar dan Samantha lolos tes untuk tampil di panggung. 

Berawal dari kesukaannya  memukul alat-alat dapur dan membunyikan alat-alat dapur tersebut dengan spatula atau garpu. Lalu Kami memutuskan untuk memasukkan Samantha untuk les drum pada usia 4 (empat) tahun. Pada saat itu banyak penolakan dikarenakan masih terlalu muda dan untuk usia main drums harus di atas usia 8 tahun. 

Pada saat usia Samantha 2 tahun, dia sangat aktif sekali, Maka Kami sebagai orangtua berusaha mengeksplore kegiatan apa yang Samantha sukai. Sebelumnya pada umur 2 - 3 Tahun, Samantha adalah anak yang sangat pemalu, bahkan enggan bertemu orang yang tidak di kenal, lalu untuk meningkatkan kepercayaan dirinya supaya tidak menjadi anak yang pemalu, kami daftarkan Samantha ke sekolah akademik Pre-K ( Pre- Kindergarden ) pada saat Samantha umur 3 (tiga) tahun. Pada waktu itu Samantha masih menangis ketika berangkat ke sekolah, tetapi lama kelamaan, dia terbiasa bahkan suka sekali ke berangkat ke sekolah.

Kami daftarkan banyak kegiatan setelah pulang sekolah dengan tujuan supaya Samantha bisa mengekplorasi bakat dan kemampuan yang terpendam yang dia miliki. Karena kami sebagai orangtua, ingin anak fokus pada talent yang anak miliki supaya bisa menyekolahkan anak sesuai dengan talent yang anak miliki dan sekolah yang tepat untuk anak. 

Pertanyaan yang dilontarkan beberapa teman kami, Mengapa kami fokus pada talent, bukan akademik ? Ini pertanyaan yang sangat bagus dan ini jawaban dari kami:

" Yang terpenting bagi kami adalah rasa tertarik anak untuk sekolah atau memberi kesempatan anak melakukan sesuatu yang anak sukai  selama positif dan tidak berdasarkan tuntutan sosial atau orangtua ".

Selain itu Konsistensi dalam mengeksplore Bakat Anak, Ini penting sekali bagi orangtua untuk mendorong anak dan mensupport anak dalam keadaan apapun. Bagaimana cara men-support anak untuk meneruskan Bakat atau talent yang anak meiliki:

1) Dilihat dari Kesukaan Anak , ditanya kegiatan yang paling anak suka di sekolah, dirumah atau di lingkungan bermain. Apa anak suka Olahraga (sport), musik, memasak, gymnastic, Menari (dance), atau akademic seperti berbicara 2 bahasa, matematika, fisika, dll.

2) Apabila Anda mengetahui kegiatan yang Anak Anda sukai, explore kegiatan anak dengan bermain bersama, misal anak suka main bola, ajaklah anak main bola di saat libur bekerja, apabila anak semangat dan tertarik, tetaplah konsisten ajak anak di saat Anda ada waktu luang.

3) Daftar kegiatan sesuai talent anak setelah jam sekolah selesai.  (after school class ). Hal ini penting juga, karena butuh guru atau profesional khusus yang mengerti di bidangnya untuk mengajar anak sesuai kemampuannya. Karena pada dasarnya Anak akan mengikuti atau mendengarkan Guru/Pendidik dalam mengajarkan dibanding mendengarkan orangtua dalam mengajarkan kegiatan yang sesuai bakat anak. 

Hal ini saya rasakan sendiri sebagai orangtua, di saat saya mengajarkan Samantha bermain Drums di rumah, Samantha kurang suka atau keras kepala tidak mau mendengarkan apa yang saya ajarkan. Tetapi  Samantha selalu mendengarkan dan melakukan apa yang Guru drum ajarkan ke dia.

4) Orangtua selalu memberi pujian apapun hasilnya yang sudah anak lakukan. Pujian itu sangat bagus sekali untuk anak meningkatkan rasa percaya diri pada anak, dan percayalah anak berusaha semampunya membuat Anda bangga sekalipun hasilnya kurang maximal.

5) Jangan bandingkan anak Anda dengan anak yang lain, karena kemampuan anak berbeda-beda. Ini nantinya menjadikan anak hilang ketertarikan dalam berbagai hal.

6) Jangan menghakimi anak apabila anak melakukan kesalahan. Tetaplah memberi semangat, apapun hasilnya, karena dengan kesalahan, akan membuat anak lebih kuat dan lebih semangat dalam melakukan kegiatan selanjutnya untuk menjadi yang lebih baik dikemudian hari.

Sekian tips dari Kami. dan Saya yakin, semua orangtua pasti melakukan yang terbaik untuk anaknya sesuai caranya masing-masing.

Dont forget to SMILE ( SMILE: See Miracle in Life Everyday ) dan Bahagia selalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun