Mohon tunggu...
YUNIATI AKBARIAH
YUNIATI AKBARIAH Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru di smk n 4 semarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bu Tari, Rindu yang Terjawab

19 Maret 2023   21:57 Diperbarui: 19 Maret 2023   22:12 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baru saja kemarin ku tulis puisi rindu, 

betapa ingin aku bertemu 

pada sosok wanita lugu 

yang menjajakan lauk.

Baru saja kemarin aku bertanya, 

bagaimana keadaannya 

tanpa kutahu pada siapa. 

Hari ini dia datang,

melihatnya hatiku riang 

kupeluk dan berikan ciuman 

dipipinya yang keringatan.

Iapun merasakan kerinduan, 

melihatku ia ulurkan tangan 

tampaknya ingin berlama-lama berpelukan.

Tapi ia punya pekerjaan,

seperti biasa ia gelar dagangan 

diatas lantai ia merasa nyaman 

sambil bercerita

tentang sakit dibadannya 

juga diperut dan lutut kakinya 

hingga ia kesulitan berjalan.

Satu persatu ia keluarkan makanan dari buntalan, 

ia lanjutkam ceritanya

katanya ia tidak bisa berobat

anak dan mantunya tak perduli padanya 

hingga ia hanya bisa istirahat 

di rumah tanpa apa-apa.

Ia tata ayam, mie, sayur dan osengan, 

dan banyak lagi ditebarkan 

masih dengan bercerita 

sambil menahan airmata 

petapa pedih diusia tua 

badan renta tapi harus bekerja.

Kudengarkan semua ceritanya tanpa sela, 

kubiarkan ia menguras kesedihannya 

agar nanti pulang hatinya lega 

sebab sudah dituangkan semua.

Ia tawarkan ayam masakannya 

sebungkus 60 ribu harganya 

nasi masih beberapa 

kuambil lima lima

kutanya berapa harga semua 

ia  menatapku tersenyum jenaka. 

Bayar secukupnya katanya 

akupun tertawa 

kuulurkan limapuluh ribuan.

Sambil guyonan

kukatakan sisanya kubayar belakangan 

ia makin tertawa tanpa rasa curiga 

ia yakin aku tak kan mengecewakanya. 

Lalu usailah sudah display makanannya

seperti biasa iapun merapikannya

memasukkan sisa yang tak terjual ditasnya 

dan sebagian dijinjingannya 

iapun pamit segera.

Sebab mas ojek menunggu diluar sana 

yang mungkin tidak sabar kalau terlalu lama 

kuantar bu Tari keluar gerbang 

kutanya dimana sopirnya berada 

ternyata sedang duduk mencari keteduhan 

dibawah sengatnya matahari siang

kupanggil ia agar segera datang.

Titip bu Tari ya, Kang 

tolong sabar ketika memboncengkan 

jangan ngebut ketika di jalan 

antar bu Tari selamat sampai tujuan. 

Sambil melihat mereka menghilang 

kupanjatkan doa sederhana

Ya Robb, lindungi mereka, 

mudahkan rejekinya 

berkahilah keluarganya 

Amin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun