Mohon tunggu...
Yunia Nurhaliza
Yunia Nurhaliza Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

"Tidak apa-apa untuk merayakan kesuksesan tapi lebih penting untuk memperhatikan pelajaran tentang kegagalan." -Bill Gates.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kiat-Kiat Mempersiapkan Pernikahan dalam Perspektif Islam

9 Desember 2021   10:55 Diperbarui: 9 Desember 2021   11:01 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis : Anggi Rahma Dewi Lesmana, Eldyana Citra Laksita, dan Yunia Nurhaliza

Dosen Pengampu: Hisny Fajrussalam, M.Pd.

Diungkapkan pada sabda Nabi Muhammad Saw:

"Dari Abdullah bin Mas'ud, ia berkata: Rasulullah bersabda kepada kami: "Hai kaum muda, apabila diantara kamu kuasa untuk kawin, hendaklah ia kawin, sebab kawin itu lebih kuasa untuk menjaga mata dan kemaluan; dan barang siapa tidak kuasa, hendaklah ia berpuasa, sebab puasa itu jadi penjaga baginya." (HR. Bukhari dan Muslim).

Istiha'ah atau kesanggupan yang dimaksud pada hadist di atas merujuk pada kesiapan untuk melangsungkan pernikahan. Kesiapan-kesiapan tersebut di antaranya:

  • Kesiapan Fisik

Salah satu tujuan pernikahan ialah melahirkan keturunan. Dalam hal ini tentunya diperlukan kesiapan fisik yang matang dari kedua mempelai, terutama berfungsi serta sehatnya alat-alat reproduksi agar dapat melahirkan anak yang sehat. Secara alamiah kesiapan fisik pada perempuan dilihat dari telah dialaminya haid, sedangkan pada laki-laki mimpi basah atau wet dream.

  • Kesiapan Mental

Setelah pernikahan, berarti telah dimulainya juga kehidupan baru, di mana seseorang beralih status menjadi suami atau istri yang membawa kepada peran-peran serta pengalaman baru. Peralihan status ini perlu disertai penyesuaian dalam bertingkah laku, yang mana dalam penyusaian ini diperlukan kesiapan mental agar suami-istri dapat menjalankan perannya dengan baik dan benar guna menciptakan suasana harmonis dalam rumah tangga.

  • Kesiapan Ekonomi

Tidak dapat dipungkiri bahwa pernikahan tidak hanya bermodalkan cinta, melainkan juga perlu adanya kemandirian ekonomi. Kemandirian ekonomi di sini bukan berarti harus kaya raya atau berlebih. Namun, penghasilan ekonomi baik dari suami maupun istri cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka dengan layak. Apalagi jika mereka sudah memiliki anak, maka kebutuhan ekonomi pun akan bertambah. Maka dari itu, masalah ekonomi ini memiliki peran krusial atas keberlangsungan kehidupan rumah tangga.

  • Kesiapan Sosial

Menikah berarti membentuk sebuah keluarga, di mana kelurga termasuk dalam unit terkecil masyarakat. Maka dari itu, sudah seharusnya memiliki kecakapan bersosialisasi baik di lingkungan keluarga maupun di tengah masyarakat yang disesuaikan dengan perannya baik itu sebagai seorang istri, suami, menantu, adik atau kakak ipar, dan sebagainya.

  • Kesiapan Agama

Kesiapan dari segi agama sangat penting mengingat agama dapat menjadi rujukan serta pedoman dalam membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Sehingga apabila terjadi masalah dalam berumah tangga dapat diselesaikan sesuai tuntunan agama, dan insyaAllah jika menerapkan kehidupan rumah tangga sesuai dengan ajaran Islam, maka kehidupan rumah tangga akan dipenuhi dengan keberkahan juga keselamatan dunia akhirat.

Menentukan Pilihan Pendamping Hidup 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun