Mohon tunggu...
Yuni Lestari Niee
Yuni Lestari Niee Mohon Tunggu... Guru - Blog ini berisi tentang ilmu dan pengalaman yang sudah saya dapat dan miliki.

Manusia biasa yang masih perlu banyak belajar yang ingin mencoba sharing pengalaman dan ilmu yang sudah didapat dan miliki terutama dibidang pendidikan dan sosial semoga bermanfaat. IG: @yunilestariniee

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Shaleh Individu Shaleh Sosial

29 Mei 2017   11:07 Diperbarui: 29 Mei 2017   11:36 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SHALEHINDIVIDU SHALEH SOSIAL

Viktor E. Frankl, mengemukakan bahwa manusia selain memiliki dimensi fisik dan psikologis,juga memiliki dimensi spiritual. Ketiga dimensi itu harus dikaji secara mendalam apabila manusia itu hendak memahami dengan sebaik-baiknya. Melalui dimensi spiritualnya itulah manusia mampu mencapai hal-hal yang berada di luar dirinya dan mewujudkan ide-idenya. Manusia adalah unik, da;am arti bahwa manusia mampu mengarahkan kehidupannya sendiri. Manusia bebas merdeka dalam berbagai keterbatasan untuk membuat pilihan-pilihan yang menyangkut kehidupannya sendiri. Kebebasan ini ada memungkinkan manusia berubah dan menentukan siapa sebenarnya diri manusia itu dan akan menjadi apa manusia itu sendiri.

Agama sebagai pedoman hidup bagi manusia telah memberikan petunjuk tentang berbagai aspek kehidupan, termasuk pembinaan dan pengembangan mental (rohani) yang baik. Sebagai petunjuk hidup bagi manusia dalam mencapai mentalnya yang sehat, agama memiliki beberapa fungsi diantaranya adalah pertama, memelihara fitrah dari manusia itu sendiri. Manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci). Namun, manusia mempunyai hawa nafsu yaitu naluri atau dorongan untuk memenuhi keinginan atau kebutuhannya. Dan juga ada pihak luar yang berusaha menggoda atau menylewengkan manusia dari kebenaran, yaitu setan, manusia sering terjerumus melakukan perbuatan dosa. Agar manusia dapat mengendalikan hawa nafsunya dan terhindar dari godaan setan, maka manusia harus beragama atau bertakwa kepada Allah, yaitu beriman dan beramal shaleh, dengan cara melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Apabila manusia telah bertakwa kepada Tuhan, berarti dia telah memelihara fitrahnya, dan termasuk orang yang akan mendapatkan rahmat Allah.

Yang kedua, adalah memelihara jiwa agama sangat menghargai harkat, martabat dan kemuliaan manusia. Dalam memelihara kemuliaan manusia, agama mengharamkan atau melarang manusia melakukan penganiyaan, penyiksaan atau pembunuhan baik terhadap dirinya sendiri maupun kepada orang lain. Yang ketiga, memelihara akal Allah telah memberikan kepada manusia yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya, yaitu akal. Dengan akal inilah manusia memiliki kemampuan membedakan mana yang bak dan mana yang buruk, atau memahami dan menerima nilai-nilai agama, mengembangkan ilmu dan teknologi serta mengembangkan kebudayaan. Melalui kemampuan inilah manusia dapat berkembang menjadi makhluk yang berbudaya (beradab).

Karena pentingnya akal ini, maka agama memberikan petunjuk kepada manusia untuk mengembangkan dan memeliharanya, yaitu hendaknya manusia mensyukuri nikmat akal itu sendiri, dengan cara memanfaatkannya seoptimal mungkin untuk berfikir, belajar atau mencari ilmu, dan menjauhkan diri dari perbuatan yang merusak akal, contohnya seperti meminum minuman keras, menggunakan obat-obatan terlarang, menggunakan narkoba dan hal-hal lain yang merusak keberfungsian akal yang sehat. Dan yang terakhir adalah memelihara keturunan, agama mengajarkan kepada manusia tentang cara memelihara keturunan atau sistem regenerasi yang suci, aturan atau norma agama untuk menjaga atau memelihara keturunan agar tetap suci yaitu dengan cara pernikahan. Pernikahan merupakan upacara agama yang sakral (suci), yang wajib ditempuh oleh sepasang pria dan wanita sebelum melakukan hubungan biologis sebagai suami dan istri. Pernikahan ini, bertujuan untuk mewujudkan keluarga yang sakinah (tentan dan nyaman), mawaddah (cinta dan kasih, mutual respect), dan rahmah (mendapat curahan karunia dari Allah).

Dalam agama islam, terdapat rukun untuk dapat menjadi seorang muslim (orang islam), yaitu yang pertama, syahadat(bersaksi) bahwa tidak ada tuhan yang wajib di sembah kecuali Allah dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, lalu rukun yang kedua adalah sholatdalam bahasa sholat berarti do’a, namun dalam istilah sholat adalah suatu ibadah yang diawali dari niat lalu takbirotul ikhram sampai salam, sholat adalah implementasian bahwa kita telah benar-benar bersaksi bahwa hanya Allah saja yang wajib di sembah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah, jadi sholat adalah perwujudan dari berimannya kita, lalu yang ketiga, adalah puasa/shoum dalam bahasa puasa/shoum berarti menahan diri, dalam implementasiannya berpuasa adalah menhana diri untuk makan, minum, berbuat keburukan atau berbuat keji serta salah satu ibadah yang wajib dijalani oleh setiap muslim setelah dia bersyahadat tersebut, dengan berpuasa kita dapat mengontrol sejauh mana diri kita dapat menahan diri dari hal-hal keduniawian dan salah satu cara mendekatkan diri kepada Allah.

Rukun islam yang ke-empat adalah zakat, untuk rukun yang ke-empat ini ibadah yang dilakukan lebih berpola horizontal yakni bagaimana dia dapat bersikap dan saling menghargai serta saling menolong antar sesama manusia, lalu rukun islam yang terakhir adalah haji ini merupakan puncak dari ibadah seorang muslim, karena pengorbanan yang harus dilakukan seorang muslin untuk melaksanakan ibadah haji itu lebih banyak, diantaranya menyiapkan dana untuk biaya keberangkatan haji yang jumlahnya tidak sedikit, menyiakan waktu khusus untuk melaksanakannya, tempatnya jauh serta ritual ibadah haji yang banyak. Orang yang berhaji dikatan telah sempurna ibadahnya, namun ibadah haji itu ada yang mabrur dan ada yang tidak, dikatakan  mabrur adalah apabila dia (orang muslim yangberhaji) tersebut, dapat mengistiqomahkan keshalhannya sebagaimana ketika dia sedang melaksanakan ibadah haji di tanah suci, diman yang dia fikirkan hanyalah ibadah.

Ketiga rukun islam yang sudah dijelaskan di atas, yang masih bepola vertikal (yaitu hubungan hamba dengan Allah sebagai hambanya). Apabila seorang muslim dapat melaksanakan ibadah-ibadah dengan benar maka dalam melaksanakan ibadah-ibadah selanjutnya akan baik pula, contohnya dalam al-Qur’an dijelakan bahwa “sholat dapat membuat manusia terhindar dari perbuatan keji dan mungkar”, ini artinya apabila sholat seseorang sudah baik, maka kebaikan tersebut dapat terlihat dari bagaimana dia memperlakukan orang lain, jika ibadah sholatnya atau ibadah puasanya sudah baik maka mustahil apabila dalam sosialnya dia tidak baik pula, sholat dan puasa mengapa menjadi pola hubungan vertikal antara manusia dan Rabb-nya karena yang dapat mengetahui dan menilai ibadah tersebut adalah Allah sendiri. Sedangkan ibadah zakat dan ibadah haji itu sudah pola hubungan antara manusia dengan sesamanya.

Oleh karena itu, apabila ibadah-ibadah dari rukun islam yang lima tadi dijalankan dengan baik maka akan tercipta manusia yang memiliki keshalehan individu yaitu ketika dia sendirian dan keshalehan sosial yaitu keshalehan ketika dia sedang bersama orang lain keshalehan tersebut dapat dilihat dari bagaimana dia (orang muslim) memperlakukan orang lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun