Pernahkah kita terpikir untuk bisa membaca karakter orang lain meski baru pertama kali bertemu? Atau mungkinkah kita bisa membaca pikiran orang lain meskipun kita bukan psikolog?
Semua kemungkinan itu nyatanya bisa terwujud jika kita mau meluangkan sedikit waktu untuk membaca buku karya Patrick King berjudul "Seni Membaca Pikiran Orang Lain meski Kamu Bukan Psikolog".Â
Buku ini wajib kita baca jika mau memiliki keterampilan langka ini, terutama bagi mahasiswa psikologi. Banyak hal-hal praktis yang diajarkan dalam buku ini yang tidak terdapat dalam mata kuliah jurusan psikologi, padahal sangat penting dalam menumbuhkan kepekaan akan perilaku orang lain.
Secara umum, ada 3 aspek utama yang perlu kita pahami dan kuasai sebagai kunci memahami perilaku orang lain. Aspek pertama adalah motivasi. Jika kita mampu memahami motivasi di balik perilaku seseorang, kita akan mudah mengetahui alasan seseorang menampilkan perilaku tertentu dan bahkan kita akan mampu memprediksi perilakunya di masa mendatang.Â
Untuk mengenali berbagai motivasi perilaku, kita akan diberi penjelasan secara rinci namun sangat mudah dicerna mengenai beberapa teori dari tokoh psikologi, seperti Sigmund Freud dengan psikoanalisanya dan Abraham Maslow dengan Piramida Kebutuhannya.
Aspek kedua adalah mengenai bahasa tubuh dan wajah. Tubuh tidak pernah berbohong -- itulah kalimat yang mungkin sering kita dengar yang nyatanya adalah benar. Orang boleh saja mengatakan apapun yang mereka suka, namun tindakan lebih berarti dari sekedar kata-kata. Wajah dan tubuh, bahkan termasuk suara mampu memberikan kita informasi yang tidak disampaikan secara langsung oleh seseorang.Â
Dalam buku ini, King banyak memberikan contoh mengenai macam-macam ekspresi yang menunjukkan perasaan tertentu dan gerakan tubuh yang mengisyaratkan apa yang dirasakan seseorang. Bersiaplah menjadi lebih jeli membaca bahasa tubuh dan wajah seseorang dan mengerti perasaan mereka!
Aspek terakhir adalah kepribadian. Pada bab ini, King menjelaskan beberapa teori kepribadian yang mungkin mempermudah kita dalam memahami pikiran orang lain.Â
Jika dalam situasi dan konteks yang sama, dua orang dengan kepribadian berbeda tentu menampilkan perilaku yang berbeda pula. Maka dari itu, penting untuk kita bisa memahami macam-macam tipologi kepribadian. Ada Teori Model Lima Besar, MBTI, Keirsey, dan model Enneagram yang dijelaskan dalam buku ini.
Pada bab selanjutnya, kita juga diajari cara mendeteksi kebohongan dan menggunakan kemampuan pengamatan. Dua hal ini menjadi keterampilan penting dalam membaca pikiran orang lain.Â
Ketika kita menemukan satu perilaku janggal, kita harus menelusuri kejanggalan itu. Bisa jadi, itu adalah kunci menyibak yang tersembunyi dari apa yang disampaikan orang lain kepada kita.Â
Dengan sedikit intervensi, kita bisa membuat orang yang berbohong mengungkapkan sendiri ketidakjujuran mereka!
Selain petunjuk-petunjuk yang ada dalam fisik seseoang, melalui kemampuan pengamatan kita juga mampu mendapat informasi dari barang-barang yang dimiliki.
Kamar yang berantakan dan kamar yang rapi, atau mengenai gelap dan terang suatu ruangan pribadi tentu mengisyaratkan perbedaan perasaan dan karakter pemiliknya.Â
Begitu pula pakaian, barang yang terpajang, dan barang-barang pribadi lainnya mampu memberikan informasi yang kaya akan karakter seseorang. Tinggal bagaimana kita menghubungkan berbagai titik informasi tersebut menjadi satu informasi utuh yang kita butuhkan.
Meski kamu bukan psikolog, tidak ada salahnya membaca buku ini. Mengenali pikiran dan karakter orang lain tentu sangat penting bagi seorang perempuan yang tengah didekati laki-laki, atau bagi seorang HRD yang akan merekrut karyawan baru. Akan tetapi, jangan berharap dengan sekali membaca buku ini kamu akan langsung mampu membaca pikiran orang lain dengan tepat. Â Semua itu perlu diasah terus-menerus hingga memunculkan kepekaan dan kejelian. Selamat membaca!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI