3. Memperkuat budaya keluarga
 Jika keluarga memiliki latar belakang budaya yang kuat, menerapkan tradisi sungkeman dapat menjadi jembatan untuk menghormati dan memperkuat nilai-nilai budaya keluarga. Hal ini dapat membantu anggota keluarga merasa lebih terhubung dengan akar budaya mereka dan menghargai warisan leluhur.
Namun, penting untuk mempertimbangkan konteks dan prefrensi budaya keluarga yang sedang dikonseli. Tidak semua keluarga akan merasa nyaman atau menghargai tradisi sungkeman. Oleh karena itu, konselor perlu melakukan pendekatan yang sensitive dan terbuka terhadap kebutuhan dan keinginan keluarga.
Dalam menerapkan tradisi sungkeman, konselor dapat menjelaskan makna dan tujuan dari praktik tersebut kepada anggota keluarga, memberikan ruang bagi mereka untuk mengungkapkan perasaan atau pernyataan, dan menghormati keputusan mereka jika mereka tidak ingin melibatkan diri dalam tradisi tersebut.
Secara keseluruhan, menerapkan tradisi sungkeman dalam praktik konseling keluarga dapat menjadi strategi yang efektif untuk memperkuat hubungan, menghormati nilai-nilai budaya, dan menciptakan lingkungan yang aman dan penuh penghargaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H