Mohon tunggu...
Yuni Maulida
Yuni Maulida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Untuk memenuhi tugas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menerapkan Tradisi Sungkeman dalam Praktik Konseling Keluarga

19 Juni 2023   13:58 Diperbarui: 19 Juni 2023   14:02 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

3. Memperkuat budaya keluarga

 Jika keluarga memiliki latar belakang budaya yang kuat, menerapkan tradisi sungkeman dapat menjadi jembatan untuk menghormati dan memperkuat nilai-nilai budaya keluarga. Hal ini dapat membantu anggota keluarga merasa lebih terhubung dengan akar budaya mereka dan menghargai warisan leluhur.

Namun, penting untuk mempertimbangkan konteks dan prefrensi budaya keluarga yang sedang dikonseli. Tidak semua keluarga akan merasa nyaman atau menghargai tradisi sungkeman. Oleh karena itu, konselor perlu melakukan pendekatan yang sensitive dan terbuka terhadap kebutuhan dan keinginan keluarga.

Dalam menerapkan tradisi sungkeman, konselor dapat menjelaskan makna dan tujuan dari praktik tersebut kepada anggota keluarga, memberikan ruang bagi mereka untuk mengungkapkan perasaan atau pernyataan, dan menghormati keputusan mereka jika mereka tidak ingin melibatkan diri dalam tradisi tersebut.

Secara keseluruhan, menerapkan tradisi sungkeman dalam praktik konseling keluarga dapat menjadi strategi yang efektif untuk memperkuat hubungan, menghormati nilai-nilai budaya, dan menciptakan lingkungan yang aman dan penuh penghargaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun