Mohon tunggu...
Yuni Retnowati
Yuni Retnowati Mohon Tunggu... Dosen - Biarkan jejakmu menginspirasi banyak orang

Dosen komunikasi penyuka film horor dan thriller , cat lover, single mom

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mata Hati yang Terluka (Bagian Terakhir)

3 Juni 2020   13:00 Diperbarui: 3 Juni 2020   13:02 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keduanya duduk berhadapan  selepas makan malam.  Meja makan itu telah dirapikan Santi  begitu mereka selesai makan. Ada sesuatu yang istimewa hingga mereka harus duduk berlama-lama di situ. Santi yang meminta Audrey tetap di situ karena ada hal penting yang akan dibicarakan. Butuh waktu lama untuk menyiapkan mentalnya menatap Audrey yang tetap terlihat tenang di depannya. Sempat muncul keraguan. Siapa tahu Rama hanya mengarang cerita agar tak dipisahkan dari Audrey. Namun sekarang Santi akan membuka percakapan pelan-pelan supaya mendapatkan kebenaran.

"Kenapa kamu mau putus dari Rama?" pertanyaan pertama yang ke luar dari mulutnya masih bisa dikontrol dengan baik.

"Aku sudah nggak suka dia lagi," sahut Audrey tak bersemangat.

"Kenapa? "

"Mama tahu sendiri."

"Nggak, Mama cuma tahu sedikit. Dia suka memaki dan mengancam. Pencemburu dan posesif. Ada lagi yang lain?"

"Dia suka memukul juga, Ma. Aku suka ditarik-tarik dan rambutku dijambak," ujar Audrey sambil menunduk.

"O, begitu ya? Kenapa kamu diam saja?"

"Takut, Ma. Dia suka mengancam. Mau bilang Mama kalau aku suka bolos les dan suka bohongin Mama."

"Hmm, begitu ya? Jadi kamu sering bolos dan sering bohongin Mama?"

Diam tanpa suara. Detak jarum jam dinding di ruang tengah terdengar jelas dari ruang makan. Santi menatap Audrey yang tertunduk menatapi meja makan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun