Mohon tunggu...
Yuni Retnowati
Yuni Retnowati Mohon Tunggu... Dosen - Biarkan jejakmu menginspirasi banyak orang

Dosen komunikasi penyuka film horor dan thriller , cat lover, single mom

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kebanggaan dalam Selembar Undangan

18 Mei 2020   15:45 Diperbarui: 18 Mei 2020   18:08 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang menarik dari selembar undangan pernikahan? Bagi saya yang paling menarik adalah nama gelar sarjana di belakang nama pasangan pengantin.  

Sering saya menemukan gelar-gelar yang kurang populer. Misalnya, baru-baru ini tetangga saya menikahkan anak perempuannya yang bergelar S.Par. 

Saya baru tahu ada gelar seperti itu. Ternyata dia lulusan Sekolah Tinggi Pariwisata. Otak saya langsung menebak kepanjangan S.Par adalah Sarjana Pariwisata

Menariknya lagi adalah nama mempelai laki-laki tidak diikuti gelar apapun. Bagi saya ini kurang etis, seolah ingin menunjukkan calon istri lebih berpendidikan. 

Begitu juga dengan pasangan besannya, dari pihak laki-laki bergelar sarjana sementara dari pihak perempuan hanya nama tanpa embel-embel gelar. Kesannya, mereka bukan pasangan besan yang sepadan karena perbedaan tingkat pendidikan.

Kenapa masyarakat kita sangat memuja gelar akademis? Bahkan seolah menjadi kewajiban untuk mencantumkan gelar kesarjanaan di dalam undangan pernikahan. 

Salah seorang calon wisudawan di kampus saya mengatakan kalau  salah satu motivasinya untuk mendapatkan gelar sarjana adalah agar bisa ditulis di dalam undangan pernikahan. 

Setidaknya untuk mendapatkan pengakuan publik bahwa dia berhasil di bidang pendidikan. Di samping juga untuk membanggakan kedua orangtuanya. Fenomena ini terjadi karena masyarakat kita menentukan kualitas seseorang berdasarkan gelar akademis. 

Masyarakat menilai seseorang berdasarkan standar ini karena percaya bahwa tingginya gelar menentukan keberhasilan seseorang dalam hidupnya. Padahal gelar akademis bukan satu-satunya kunci kesuksesan seseorang.

Meskipun demikian, para orangtua tetap mencantumkan gelar sarjana anaknya di dalam undangan pernikahan. Hal ini bisa dijelaskan dari sudut pandang stratifikasi sosial yang dibuat oleh masyarakat dan kelas sosial yang terbentuk karenanya. 

Salah satu dasar stratifikasi sosial adalah ukuran ilmu pengetahuan yang akan dilihat dari gelar kesarjanaan seseorang. Stratifikasi sosial membedakan atau mengelompokkan anggota masyarakat ke dalam kelas sosial tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun