Bagaimana dengan di desa?  Pekerjaan pria dan wanita dipilah-pilah.  Khusus untuk pertanian  pekerjaan olah tanah adalah pekerjaan pria, pekerjaan tanam (tandur) adalah pekerjaan wanita, sedangkan pekerjaan panen dilakukan bersama-sama.  Tetapi, dalam hal upah, memang masih ada selisih upah antara pria dan wanita.
Kegiatan sehari-hari. Â Wanita di perkotaan, selain memenuhi kewajibannya sebagaimana kodratnya wanita, juga masih bisa melakukan hal-hal yang lain, misalnya hobi, sosialisasi, olahraga, ngopi, shopping atau bahkan merawat diri di salon kecantikan. Â
Sedangkan di desa, wanita hanya melaksanakan kewajiban utama. Â Hiburan utama di kala senggang, paling hanya mengobrol dengan tetangga dan nonton televisi bagi yang punya.
Memang masih ada perbedaan kondisi (atau nasib) wanita di desa dan di kota. Â Memang perlu adanya banyak usaha untuk menyamakan persepsi keteraan gender, khususnya pada masyarakat pedesaan. Â
Lebih khusus lagi, pada generasi-generasi yang mendatang, agar mendapatkan pendidikan dan kesempatan yang lebih baik, sehingga wanita menjadi penyumbang bagi pembangunan. Â Menjadi subyek utama, bukan subyek pendukung atau bahkan obyek.
Mungkin, bagi anak perempuan di desa. Â Peluang dan kesempatan mulai mudah diperoleh. Â Pendidikan minimal bisa mencapai tingkat menengah, kecuali untuk daerah-daerah terisolir. Â
Bagaimana dengan wanita yang sudah berusia lanjut dan tidak mendapatkan pendidikan yang layak saat muda. Â Jawabnya adalah dengan program pemberdayaan wanita. Â Melalui kegiatan-kegiatan produktif yang disukai.
Pemberdayaan Wanita Perdesaan
Menurut Jim Ife (1995), pemberdayaan (Empowerment) artinya memberikan sumberdaya, kesempatan, pengetahuan dan ketrampilan kepada warga untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menentukan masa depannya sendiri dan berpartisipasi dalam dan mempengaruhi kehidupan dari masyarakatnya. Â
Dalam pengertian ini, ada 4 (empat) hal yang harus diberikan pada wanita perdesaan, yaitu sumberdaya, kesempatan, pengetahuan dan ketrampilan. Â Namun, seperti apa hal ini diberikan. Â Dan sejauh mana wanita perdesaan mau menyerap keempat hal tersebut dan menjadi berdaya. Â Lebih lanjut pertanyaan akan merujuk pada, program apa yang bisa langsung memberikan keempat-empatnya pada wanita perdesaan?
Sudah menjadi pengetahuan bersama, bila masyarakat perdesaan, termasuk di dalamnya para wanita, berkecimpung dalam dunia pertanian. Â Sawah dan ladang merupakan lahan tempat mereka mencari nafkah, sekaligus bersosialisasi satu dengan yang lainnya.Â