Sampai disini bisa disimpulkan bahwa MK lebih rentan diintervensi oleh pihak-pihak yang melakukan kecurangan dibanding sebaliknya. Seperti pengalaman sebelumnya intervensi bisa langsung ke masing-masing Hakim MK bisa juga melalui panitera MK atau lainnya.
Apalagi salah satu pihak ini didukung oleh kekuatan raksasa ekonomi, politik dan sempalan aparat.
MK sudah sewajarnya harus optimal bersiaga dan waspada, mengingat independensi dan hasil keputusan MK sangat mempengaruhi jalannya Republik ini.
Wajar juga diwaspadai kemungkinan tindakan berbentuk gangguan pisik terhadap MK, terkait berkas dan bukti-bukti misalnya mengingat segala sesuatu dapat saja terjadi.
Bukan karena paranoid, banyak bukti sejarah yang sebagian melupakan.
Ingat kasus terbakarnya bukti-bukti BLBI?
Ingat kasus kegagalan mendominasi ideologi RI via tokoh-tokoh tertentu?
Ingat kasus dipaksakannya salah satu cawapres melibatkan kekuatan luar?
Ingat kasus-kasus ektrimis-atheis menghalalkan segala cara?
Ingat juga mereka suka main kambing, maksudnya mengkambinghitamkan pihak lain.
------------
Rekan yg komen harap maklum gak bisa dibalas, sejak 10 postingan terakhir telah dibatasi hampir semua fitur disini. Maklum memang tren diskriminasi sedang merajalela (mnjawab 100 lebih request prtemanan jg gak boleh, wah gaswat kt).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H