Mohon tunggu...
John Obrak
John Obrak Mohon Tunggu... lainnya -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

mendobrak statusquo\r\n\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Politik

Snowden: ISIS Adalah Boneka Barat

7 Agustus 2014   13:10 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:12 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rame-rame lebay mempersoalkan hanya gara-gara berita simpang siur tentang ISIS, mengakibatkan rakyat yang makan seharipun susah ikut sibuk kelimpungan dan hampir muntah membaca dan melihat tayangan berulang-ulang video ISIS, kayak tayangan Pilpres yang me’nuhan’kan idolanya kemarin.

Seberapa besar kejahatan yang dilakukan oleh ISIS kita hanya mengetahuinya bukan dari media resmi dan yang bertanggungjawab. Sejauh-jauhnya sumber informasi kejahatan ISIS hanyalah dari kantor berita asing dan yuotube situs gosip dunia maya.

Belum pernah ada media dalam negeri (yang biasanya cuma pintar copypaste beli info ‘paket’an) berani untuk memastikan kejahatan ISIS langsung ke sumber pelaku dan TKPnya.
Bahaya laten jurnalisme sampah Indonesia adalah enakan ngutip dan kais-kais info media asing, membuat kerja jurnalistik lebih gampang dan nyaman. Toh, cukup duduk-duduk aja di kantor bisa sambilan menghitung berapa penghasilan iklan minyak sinyong-nyong satu paket berita perbulan.

Gencarnya berita dan tayangan ISIS, merupakan promosi gratis yang tak mungkin disengaja oleh si pelaku karena yang bersangkutan pasti tak punya akses ke media TV dan media cetak lokal.
Video menggambarkan ajakan, dukungan dan keanggotaan ditayangkan dengan gemah ripah loh jenawi ibarat kembang api malam lebaran atau akhir tahun jelang tahun baru.

Siapa yang membuat, siapa yang mengupload dan siapa yang menyebarkan tidak ada yang tahu, sepintar-pintarnya kita adalah percaya 100% bila terkait propaganda sentimen ideologis, apalagi tayangan berulang-ulang ibarat iklan pembersih WC yang gak ada habis-habisnya.

Lucunya, berkali-kali disebut tentang adanya ketidak sesuaian keberadaan ISIS dengan NKRI serta adanya pelanggaran hukum bila menjadi anggota ISIS, aparat justru gak segalak ngomongan dengan tindakan. Karena apa yang mau dibuatpun dia masih bingung, ibarat badannya menggigil menduga terjangkit malaria obat gak dicari tapi malah dower sibuk mengeluh kesana-kemari.

Kalau memang ada pelanggaran hukum atau kejahatan, aparat penegak hukum seharusnya segera cepat menciduk atau menangkap supaya tidak lagi menjadi sumber keresahan yang justru akibat ditimbulkan oleh tayangan media secara berulang kali.
Tanya latar belakang, motivasi, maksud dan tujuan gerakannya, kalau jelas sudah melanggar hukum bawa ke pengadilan agar dipastikan hakim kesalahannya.
Kalau tak jelas maksud dan tujuan jangan asal tembak membunuh tanpa dasar, melebihi kejahatan yang dituduhkan padanya.

BNPT jangan pula bekoar-koar di media karena kerjanya bukan jual kecap, dikasi makan rakyat kerjanya adalah untuk berupaya mencapai kestabilan dan kemanan negeri tanpa kisah dongeng. Kalau perlu segera adakan aksi penindakan yang namanya kerja polisional diserahkan pada Kepolisian atau TNI. Kalau kebanyakan berkoar-koar di media malah dicurigai memancing dan mengeruhkan suasana.

Nah, yang perlu disadari sebagian kita yang belum menyadari, syukur kalau sudah menyadari. Bahwa sesibuk-sibuknya kita mengantisipasi cerita yang belum berwujud. Pagi-pagi Edward Snowden, bekas aparat pendukung di NSA AS sudah menginformasikan bahwa ISIS Cuma boneka ciptaan Israel, Amerika dan Inggeris (sumber:harianterbit.com).

Gak percaya?, memang jangan langsung percaya, tapi gak perlu berpikir lama dan rumit apalagi stress untuk menyimpulkan apa yang disebutnya tersebut sangat mendekati kebenaran.
Apa yang diinfokannya tentang ISIS adalah bukan ‘cerita baru’ terkait kejahatan asimetris (bukan perang asimetris).
Dia menambahkan lagi dan ini menjadi hal yang paling gampang mencerna kebenaran informasinya atau dengan kata lain adalah menguatkan apa yang telah disampaikannya diatas (kalo disebut hoax baiknya sentimen atau bodoh jangan kebangetan ya..)

Info Snowden dimodifikasikan di bawah ini yang intinya tidak mengurangi arti dan tujuannya,
1. Ibarat jaring nelayan, ISIS diciptakan sebagai instrumen teroris atas nama Islam dan Khilafah yang akan menjaring semua ekstrimis dunia menjadi satu ibarat ‘sarang lebah’ (gak beda ama Al Qaeda).
2. Sarang lebah dibentuk adalah untuk tujuan khas zionis yang membalut fitnah, kebencian dan kebiadaban dengan menciptakan ‘musuh bersama’ sebagai target.
3. Apa yang dipastikan selama ini bahwa ketidakstabilan di Timur Tengah adalah dibuat oleh ‘induk kebiadaban dunia’ akan diperpanjang umurnya dengan menambahkan pion baru bernama ISIS.
4. Seperti kejahatan menciptakan boneka false flag, maka presiden ISIS Abu Bakar Al Baghdadi pun memang alumni jebolan atau hasil ’sekolah’an mossad Israel.

Dengan kata lain Snowden mangatakan sesuai penafsiran pemosting,

1. ISIS boneka ciptaan Israel, Amerika dan Inggeris (Barat).
2. Mendstabilkan/menghancurkan tanah Arab harus berkesinambungan demi kpentingan Israel.
3. Upaya atau perjuangan sebagian umat Islam untuk mendirikan Khilafah dengan jalan baik selama ini, dibangun dan diciptakan kebencian atasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun