"Bun...aku boleh gak pakai kerudung bunda?" gadis kecilku yang sejak kecil sudah terbiasa menutup auratnya bertanya. Ia sekarang berusia 8 tahun.
"Boleh... Tapi kerudung bunda banyaknya yang pakai peniti loh. Mbak bisa pakainya?" Tanyaku ragu. Karena selama ini ia memakai kerudung kaos instan, baik ke sekolah ataupun bepergian.
"Nanti ajarin sama bunda ya..."
"Ooh...baiklah.." hm..gadisku, apa kamu sudah ingin tampil beda?
Kemudian aku memperlihatkan tutorial memakai kerudung segiempat yang paling sederhana. Kerudung segiempat pertamanya sukses kupasang di wajahnya. Cantik. Ia kemudian pergi ke sekolah.
Keesokan harinya ia masih meminta pertolonganku untuk memakaikan kerudungnya. Ups. Ia menjerit. Peniti rupanya menyenggol kulit lehernya. Aku minta maaf, cerobohnya aku!
Hari ketiga ia masih meminta dipasangkan. Aku mengajarkannya agar ia mulai menggunakannya sendiri, agar lebih mandiri dan lebih bisa merasakan kalau peniti nyelonong ke kulitnya. Tapi ia belum percaya diri. Malah hari ini ia ketakutan saat aku memasangkan peniti di bawah dagunya.
"Bismillahirrahmaanirrahiim...semoga gak kena.." katanya sambil menutup matanya. Aku hanya tersenyum. Kasihan juga dia, agak trauma karena kemarin aku kurang hati-hati.
"Bun! Aku boleh gak pakai ini?" Gadisku memperlihatkan mukenanya yang sudah kekecilan dan sudah terpasang di wajahnya. Aku terkejut ia punya ide itu. Memang cantik, hampir tidak ketahuan kalau itu adalah mukena, karena kebetulan terbuat dari bahan kaos seperti kerudung kaos.
"Ooh boleh banget. Mbak mau pakai itu?"
Ia mengangguk senang. Ia berputar-putar menari.