K.H. Ma'mun Nawawi mengatakan, orang yang benar-benar mukmin pasti akan lebih memprioritaskan akhirat daripada dunia. Karena sekurang-kurangnya keimanan seseorang, pasti tahu bahwa akhirat lebih baik dari pada dunia. Tentu saja setiap perilaku mengunakan pertimbangan matang dan tidak menuruti hawa nafsu. Jika kamu melayani (beribadah) kepada Allah, tentu makhluk akan melayanimu. Lebih lanjut beliau mengatakan, jika seorang hamba tunduk kepada Allah maka makhluk pun akan tunduk kepadanya dan jika ia tunduk kepada makhluk, maka seluruh makhluk tidak akan tunduk kepadanya. Maka perlu khawatir apabila sampai kita tenggelam dalam keindahan juga kenikmatan lautan dunia. Karena bilamana diri sudah tenggelam dalam lautan dunia, akan sulit untuk kita kembali ke permukaan. Karena memang dunia diciptakan indah bagi orang-orang yang menganggap dunia ini adalah segalanya.
Diriwayatkan dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu 'anhu beliau berkata: Kami mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan/tidak pernah merasa cukup (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utama)nya maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah, hina (tidak bernilai di hadapannya)
Sudah tabiat manusia tak pernah puas dengan apa yang saat ini dimilikinya. Selalu saja, ingin memiliki yang lebih dari sekedar yang dimilikinya saat ini. Ya, dunia memang akan terus menggoda siapa saja yang berada di dalamnya. Dunia menawarkan sejuta kenikmatan, yang dapat membuat manusia tergiur akan kelezatannya. Begitulah tipu daya dunia yang fana ini. Perlu pula difahami bahwa dunia ini tak ubahnya seperti air laut, semakin diminum maka akan semakin bertambah hauslah kita. Semakin kita berhasrat untuk mengejar dunia, maka akan semakin terlena pula kita dibuatnya. Hingga tidak menemukan selama-lamanya.
Mengejar dunia tidak ada harapan akan menemukan kebahagia, manusia mesti kembali kepada Allah SWT, mendekatkan diri kepada-Nya, berharap ridha dan kasih sayang-Nya. Terus mengingat dan mengamalkan firman Allah SWT:
Artinya: (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka (QS. Ali-Imran: 191).
C. Jangan Tertipu Bayangan Dunia
Bayang-bayang duniawi semakin dikejar, ia semakin menjauh karena ia hanya bisa sekedar dilihat tetapi tidak bisa dikuasia. Sedangkan mengejar akhirat dalam ridha Allah SWT akan terasa nikmat. Semakin dikejar, maka Allah akan mendekat pada hamba-Nya. Ketika seorang hamba rajin melakukan usaha agama, maka ia akan berhasil menjadikan dunia sebagai media atau sarana bukan tujuan dalam hidupnya. Jika hal ini sudah tertanam dalam dirinya, maka dunia akan tunduk kepadanya dan akan tercukupi atas semua kebutuhan dunia yang diperlukannya.
Sungguh banyak manusia lupa pada kebenaran dan tergiur oleh silaunya bayang-bayang. Dunia memang harus diraih namun caranya mesti cerdas berdasarkan ridha Allah SWT. Perlu diingat juga, selama masih ada cahaya, bayang-bayang tidak akan bisa disingkirkan. Namun, seorang hamba mesti bijak melihat cahaya menimbulkan bayang-bayang agar tak terlena dengan indahnya bayangan itu. Dunia mesti diraih dengan hal-hal yang diridhai Allah SWT tanpa melanggar syariat agama Islam, jalani dengan kejujuran dan amanah, maka hati akan selalu tenang dan diliputi dengan rahmat dan kasih sayang Allah SWT.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan agar manusia tidak terjebat pada bayang-bayang dunia, yaitu:
- Ingat tujuan hidup adalah untuk beribadah kepada Allah SWT bukan untuk berhura-hura dan bersenang-senang saja
- Jadikan bayang-bayang dunia sebagai media atau sarana, bukan sebagai tujuan. Jadikan dunia sebagai sawah atau ladang untuk meraih kejayaan akhirat.
- Jalani dunia dengan cara yang diajarkan oleh Rasulullah Saw, karena Beliau secara jelas memberi tauladan bagaimana menjalani dunia dengan kebaikan dan bejaksanaan bukan dengan keserakahan
- Jalani kehidupan dunia dengan kejujuran dan amanah, bukan dengan kebohongan dan khianat.
- Jalani dunia dengan suka berbagi jangan suburkan sifat pelit dan kikir
- Jalani kehidupan dunia dengan istiqamah dalam menjunjung tinggi dan mengamalkan ajaran agama serta bersifat qana'ah yaitu selalu merasa cukup atas apa yang diberikan oleh Allah SWT
- Jalani hidup dengan penuh kesyukuran, bukan penuh kekufuran dengan menghalalkan semua cara untuk meraih kebahagian semu dunia
Dimaklumi tujuan hidup seorang Muslim adalah akhirat  bukan dunia. Akhirat (surga) merupakan puncak cita cita seorang Muslim. Orang yang beriman dan berakal memandang dunia dan akhirat dengan sudut pandang yang benar. Maka kita sebagai manusia tidak boleh terlalu berlebihan dalam mengejar dunia karena sifat dunia semakin dikejar ia  akan semakin menjauh. Ingat pula, bahwa di akhirat hanya dua tempat saja surga dan neraka, setiap manusia akan menjadi penghuni abadi dari pada salah satu tempat itu. Apakah ia akan abadi di neraka untuk selama-lamanya tersisksa atau bersenang-senang di surga untuk selama-lamanya tergantung kepada cara ia menjalani kehidupan di dunia.