BAJIR DI TITIK NADIR
Banjir itu cerita usang
Di musim hujan sering kali datang
Padahal kita tidak mengundang
Setiap tahun tetap saja terulang
Kita teriak banjir...banjir....!!
Karena kita merasa terusir
Jika dia datang semua ngacir
Tua muda, miskin atau tajir
Banjir bukan kiriman kurir
Tak bisa diatur dimana harus parkir
Kapan sampainya gak bisa ditaksir
Kemana saja dia bisa mampir
Banjir sebenarnya hanya air
Yang terhambat mengalir
Karena sampah tak mau menyingkir
Atau bangunan baru yang harusnya tak hadir
Banjir itu hanya benda cair
Yang tidak bisa berfikir
Harus ke tengah atau ke pinggir
Karena bisanya hanya mengalir
Kasihan banjir sebenarnya
Bukan maksudnya membuat kita merana
Resapannya sudah tak ada
Tak tahu lagi dia harus kemana
Harta benda yang rusak atau hanyut
Kita harus ikhlas karena tak bisa menuntut
Semoga banjir segera surut
Agar aktifitas kita bisa berlanjut
Masalah banjir bukan sekedar buah bibir
Pejabat politikus semua ikut berfikir
Tampaknya sudah sampai di titik nadir
Tak ada yang tahu kapan banjir akan berakhir
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H