Mohon tunggu...
Yun Dewi Citra
Yun Dewi Citra Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswi Sekolah Tinggi Alkitab Jember

Saya adalah seorang Mahasiswi Sekolah Tinggi Alkitab Jember.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menuangkan Pemikiran Kritis tentang Kristen Progresif

19 Mei 2024   12:26 Diperbarui: 19 Mei 2024   12:32 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Akhir-akhir ini, banyak sekali yang mempertanyakan bahkan memperdebatkan isu-isu tentang kekristenan progresif apalagi sejak Brian Siawarta yang diketahui sebagai pendeta yang menyampaikan secara gamblang bahwa kekristenan saat ini sangatlah kaku. Brian ini juga sangat percaya bahwa Alkitab ada kemungkinan bisa salah. Kemudian kita dapat melihat bahwa Kristen progresif adalah kekristenan yang mengakui bahwa keselamatan itu diperoleh melalui perbuatan baik. Jadi, tidak penting apakah kita percaya Yesus atau tidak asalkan kita melakukan pengajaran-pengajaran yang Tuhan Yesus ajarkan maka kita akan selamat/diselamatkan.

            Berikut beberapa pemahaman yang lebih mendalam tentang Kristen progresif yaitu, pertama, kehadiran gereja bukanlah merupakan syarat utama menjadi Kristen, akan tetapi yang terpenting adalah hati. Kedua, memandang bahwa Yesus bukanlah satu-satunya juruselamat. berikutnya perbuatan baik dapat menyelamatkan. Hal-hal inilah yang berlawanan dengan kekristenan sejati.

            Kekristenan progresif sangat berlawanan dengan kekristenan sejati. Kekristenan sejati itu memandang Alkitab itu benar adanya dan tidak mungkin salah sebab Alkitab adalah Firman Allah sendiri dan sudah ada sejak sebelum dunia dijadikan sebab Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah (Yohanes 1:1) dan diilhamkan melalui Roh Kudus kepada semua penulis (2 Timotius 3:16). Kemudian orang percaya tidak akan pernah diselamatkan melalui perbuatan baik sebab perbuatan baik itu hanyalah pelengkap untuk tiap manusia kepunyaan Allah (2 Timotius 3:17). Kita hanya dapat diselamatkan karena anugerah (pemberian secara cuma-cuma) yang dikaruniakan oleh Dia (Yesus), oleh permandian kelahiran kembali oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus (Titus 3:5).

            Kemudian, kekristenan sejati percaya bahwa keselamatan hanya ada di dalam Yesus. Hanya melalui iman akan Yesus, kita diselamatkan dan di luar Yesus tidak ada orang yang bisa selamat (Roma 10:9-13). Lalu, Yesus adalah satu-satunya jalan menuju kepada Bapa dan dikatakan dalam (yohanes 14:6) bahwa tidak akan ada seorangpun yang sampai kepada Bapa, kalau tidak melalui Yesus. Dan dapat kita ketahui bahwa dari awal Yesus lahir ke dunia sampai dia naik ke Sorga hanya Dialah satu-satunya Allah yang sempurna yang bisa untuk menebus segala dosa-dosa manusia (1 petrus 2:24-25).

            Sebagai Kristen yang sejati juga sangat perlu untuk ke Gereja, sebab di gereja kita akan menemukan banyak hal termasuk persekutuan dengan orang-orang percaya lainnya. Gereja adalah tempat yang sangat tepat karena di situ kita akan belajar pengajaran-pengajaran sehat (rohani). Makanya sangat perlu kita untuk tetap hadir dalam pertemuan-pertemuan, ibadah karena di situ kita akan bersama-sama dengan orang percaya bersekutu, sama-sama saling mendukung dalam pertumbuhan rohani dan saling mengasihi satu dengan yang lain (Galatia 6:2; yohanes 15:12; 1 petrus 1:22). Melalui hal-hal tersebut, kita dapat melihat bahwa nyata-nyata ajaran tentang kekristenan progresif ini sangatlah mengganggu dan tidak sehat. Sangat perlu kita waspada apalagi di era milenial ini, dimana teknologi yang sudah sangat cepat dan menyebarkan ajaran-ajaran yang salah tentang keselamatan. Jadi perlunya kita berhati-hati dengan meneliti setiap apa yang kita lihat, baca, dengar bahkan rasakan sendiri agar kita tidaklah mudah untuk diombang-ambingkan oleh pengajaran yang tidak sehat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun