Mohon tunggu...
yunan dzakiyul fuad
yunan dzakiyul fuad Mohon Tunggu... Mahasiswa - tampan dan pemberani

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 20107030097

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kisah Bu Ali dengan Tampahnya Sejak 40 Tahun Lalu

29 Juni 2021   15:45 Diperbarui: 13 September 2021   08:07 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampah/sumber: warung.nl

Tampah? Mungkin bagi beberapa orang yang bertempat tinggal jauh dari desa akan sangat asing dengan tampah ini. Tapi bagi kamu yang tinggal disebuah desa atau dahulu pernah tinggal di desa, pasti sudah sangat akrab dengan benda ini. Jika kamu belum tahu tentang tampah, kami akan memberikan sedikit penjelasan tentang tampah.

Tampah merupakan suatu anyaman yang terbuat dari batang bambu yang dibelah. Menurut wikipedia, umumnya tampah ini berbentuk bulat dengan ukuran diameter kira-kira sepanjang 65--80 cm. Anyaman tampah sangat banyak fungsinya seperti membersihkan beras dari kotoran/batu yang menyatu pada beras. Kemudian beras tersebut dilempar keatas secara berulang-ulang secara manual menggunakan tangan.

Tidak hanya untuk menampi beras saja. Bagi beberapa orang yang tinggal di desa, tampah digunakan untuk menjemur berbagai kerupuk kerak atau gendar, kemudian anyaman ini juga bisa digunakan untuk menyantap nasi tumpeng, serta bisa digunakan untuk membawa barang-barang ringan yang banyak agar bisa dipindah dari suatu tempat ke tempat lain, dan masih banyak lagi kegunaannya. Karena tampah adalah alat yang relatif murah dan praktis ketika digunakan.

Foto kami dengan Bu Ali, pemilik dari usaha tampah ini/sumber: dokumen pribadi
Foto kami dengan Bu Ali, pemilik dari usaha tampah ini/sumber: dokumen pribadi
Salah satu pengusaha tampah yang ada di Desa Kertayasa, Kecamatan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah adalah Hj. Siti Muchlifah atau yang akrab disapa oleh masyarakat sekitar adalah Bu Ali. Beliau lahir pada tahun 1944 di Banjarnegara. Nama Bu Ali sendiri merupakan nama suami beliau yang bernama H. Ngumar Ali Umar, yang kemudian suaminya meninggal pada 2012 lalu. Beliau bercerita bahwa ia sudah memulai usaha tampah sejak 40 tahun silam. Awalnya Bu Ali dengan suami memulai usaha karena memang untuk mencukupi kebutuhan anak-anaknya sejak anaknya masih kecil. Pada saat itu, ada tetangganya Bu Ali untuk minta dicarikan tampah oleh beliau. 

Dengan senang hati, beliau pun mencarikan tampah untuk tetangganya. Akan tetapi uang milik Bu Ali harus dikembalikan "Pada awalnya, ada tetangga yang minta dicarikan tampah. Akhirnya saya carikan" ujar Bu Ali ketika kami wawancarai. Ketika sudah dapat, akhirnya diberikan kepada tetangganya itu dan Bu Ali pun mendapatkan uang lebih dari tetangganya. Karena Bu Ali merasa untung, terlintas dipikiran beliau untuk membeli tampah di pasar tampah dekat rumahnya dengan modal 2 juta untuk ia jual lagi "Waktu itu saya cuma ada 2 juta untuk berdagang tampah untuk dijual lagi" kata Bu Ali.

Ketika kami menanyakan harga tampahnya, Bu Ali lupa harga 1 buah tampah pada jaman dulu, karena memang Bu Ali sudah lama membuka usaha tampah. Tetapi untuk saat ini, harga per tampah beliau jual dengan harga 13.000 rupiah saja "Untuk saat ini, saya menjual tampah dengan harga per tampah yaitu 13.000 saja, karena emang desainnya sederhana". Wow, harga 1 tampah yang Bu Ali jual ternyata sangat murah lho sob! Mengingat alat ini adalah alat yang murah dan praktis ketika digunakan.

Dengan harga 13.000/tampah, berapa omset per bulan yang didapatkan Bu Ali? Dengan membuka harga 13.000/tampah, Bu Ali bisa mendapatkan omset sebesar 500.000 -- 1 juta rupiah "Kalau sekarang Alhamdulillah bisa dapet 500.000 sampai 1 juta, tergantung pembelian" ujar Bu Ali. Bagi beliau, omset 500.000 -- 1.000.000 rupiah merupakan pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari -- hari. Apalagi pada masa pandemi seperti ini, banyak orang yang merasa kesulitan mencari nafkah karena orang -- orang lebih memilih dirumah, dan lebih suka membelanjakan uangnya untuk membeli bahan makanan.

Dimasa pandemi seperti saat ini, Bu Ali juga mengalami dampaknya. Seperti modal yang berkurang, pengiriman tampah ke luar Jawa yang cukup terhambat, biaya transportasi yang mahal, serta kurangnya ketersediaan transportasi untuk membawa tampah dalam jarak yang dekat "Saya sendiri juga mengalami dampak dari pandemi ini, Mas. Kaya kekurangan modal, biaya transportasi juga mahal, pengiriman juga sering terhambat, susah lah pokoknya Mas". Bu Ali juga berharap, pandemi ini akan segera berakhir supaya bisnis dari usaha jual beli tampah miliknya kembali seperti sedia kala.

Pada jaman dahulu ketika pendapatan Bu Ali sudah mencukupi, ia akan mulai menabung untuk masa depan anak-anaknya. Maka dari itu, anak-anaknya sekarang sudah memiliki pekerjaan masing-masing dan sukses dengan karirnya. 

Setidaknya, omset yang Bu Ali miliki sekarang rencananya untuk membuat modal yang lebih besar lagi, kemudian memperbanyak produksi tampah miliknya, membangun dan memperbanyak cabang ditiap daerah, serta uangnya akan beliau tabung untuk masa depan keluarganya "Jadi kalau nanti omset yang sekarang saya miliki cukup menguntungkan, Insya Allah saya berencana untuk membangun cabang, memperbanyak produksi, dan uangnya nanti akan saya tabung juga untuk kedepannya" ujar beliau. Oh iya! Selain menjual tampah, Bu Ali juga menjual anyaman yang terbuat dari bambu bernama Tudung Saji. Bagi yang belum tahu, tudung saji itu merupakan alat yang digunakan untuk menutup sejumlah hidangan siap santap agar terhindar dari ancaman yang dapat merusak hidangan.

Tudung Saji/sumber: dokumen pribadi
Tudung Saji/sumber: dokumen pribadi
Untuk kalian yang ingin membeli atau minat dengan anyaman tampah milik Bu Ali, kalian bisa mendatangi kediamannya di Jalan Raya Banjarnegara-Wonosobo, tepatnya di Dusun Bantar, Desa Kertayasa, Kecamatan Mandiraja, Kab. Banjarnegara Jawa Tengah. Rumahnya berada tepat dipinggir jalan raya, sehingga lokasi kediaman Bu Ali ini cukup strategis untuk kamu yang ingin mampir dan tidak perlu masuk kedalam pemukiman yang kecil. Kediaman yang Bu Ali tempati ini merupakan rumah ketika beliau masih muda, maka dari itu banyak warga sekitar atau tetangga Bu Ali ini banyak yang mengenali Bu Ali. Atau mungkin jika kamu masih bingung dengan lokasinya, cukup tanyakan dengan warga sekitar dengan pertanyaan "Bu Ali Tampah". Untuk kamu yang cukup mengerti gadget, kamu juga bisa menggunakan aplikasi Google Maps, lalu ketik di kolom Search "Yura Collection".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun