Saya mulai mencium gelagat harapan sahabat saya akan kandas.
Agak lama kemudian seorang wanita menghampiri sahabat saya. Marketing BRI Unit Pasar Royal. Dia mengatakan bahwa kebijakannya memang begitu, pengajuan KUR di BRI harus ke unit sesuai KTP. Dia membantah apa yang dikatakan unit Depok itu tidak benar.
Karena bingung, sahabat saya minta nama dan nomor handphone wanita ini. Tujuannya supaya dia dengan Bu Sari bisa dihubungkan. Tapi dia menolak menyebutkan nama dan memberikan nomor handphone. Saya juga tidak melihat badge tercantum di dadanya.
Di tengah kebingungan sahabat saya, wanita itu malah menambahi, "Ibu tidak bisa mengajukan KUR di sini. Kalau masih ingin mengusahakannya, pindahkan usahanya ke Depok."
Saya terpingkal dalam hati, tapi gondok minta ampun. Saya jadi membayangkan cara bicaranya mirip sosok robot avatar yang sekarang marak dibuat dengan aplikasi AI di mana apa yang harus dia ucapkan sudah direkam audionya sebelumnya. Wanita ini seperti sudah disetel seperti itu, bemper banget bagi pihak bank ke UMKM yang baru mengajukan kredit.
Saya dan sahabat saya coba meminta lagi nama dan nomor handphonenya, tapi tetap ditolak.Â
Saya dan sahabat saya menyerah disuguhi orang seperti ini, pergi dari BRI Unit Pasar Royal itu dengan hampa. Apakah sosok wanita mirip produk AI ini mungkin ditaruh di depan untuk mengkounter masuknya pemain-pemain baru UMKM ke KUR?
Kami kembali ke BRI Unit Cipondoh minta informasi lanjutan. Apa yang kami dapatkan di sini? Informasi berbeda lagi yang mengejutkan dalam satu institusi yang sama! "Pengajuan KUR bisa berdasarkan lokasi domisili atau KTP dan bisa di daerah mana usaha berada," kata marketing yang menerima kami.
"Dan masing-masing wilayah (BRI) beda-beda juga kebijakannya," tambah dia.
Nah! Lho? Di daerah domisili sahabat saya tidak bisa mengajukan KUR karena kebijakannya KUR harus diajukan di lokasi usaha. Di lokasi usaha tidak bisa pula diajukan karena kebijakannya KUR diajukan di daerah domisili sesuai KTP!
Pak Bahlil Lahadalia, Pak Erick Thohir! Ini KUR BRI real atau fake? Tolong dong bantu sahabat saya yang diping-pong di BRI!