Mohon tunggu...
Yuma Setiawan
Yuma Setiawan Mohon Tunggu... -

Saya bukan siapa-siapa :P

Selanjutnya

Tutup

Politik

Blokir-blokir "Demi Anak2" Bukan Solusi, Ini Solusinya!

6 Mei 2016   18:21 Diperbarui: 6 Mei 2016   18:35 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ini keadaan Indonesia sekarang:

Anak kecil banyak nonton di bioskop film dewasa, film2 di bioskop sekarang di sensor/cut nya gila2an.

Anak kecil banyak beli miras, sekarang miras ga dijual dimana2. (tapi rokok masih?)

Anak kecil banyak nonton video porno, semua situs porno di blokir.

Sekarang bentar lagi ada yang baru lagi, anak kecil banyak main game online dewasa, 15 online game 18+ bakal di blokir.

---

Apa dengan blokir sana sini anak kecil jadi berhenti ngelakuin hal2 diatas? ngga kan?? tinggal pindah media aja. Program2 blokir sekarang lebih menanamkan ke otak anak: "jangan lakuin yang itu karena uda di blokir, jadi lakuin yang lain aja, nanti kalo yang lain sudah ke blokir, terus carilah yang lain lagi.."

Mana itu program "Revolusi Mental"..???? Ini mah bukan revolusi mental tapi "mempertahankan mental"!!

Revolusi mental itu ubah sifat anak2 menjadi: "kalo uda tau salah (bukan untuk umurnya) ya jangan dilakuin sama sekali". Kalo mentalnya udah begitu ga perlu blokir sana blokir sini, karena toh meskipun ada depan mereka juga ga akan disentuh karena mereka tau mereka belum dewasa.

Caranya? daripada program blokir sana sini (abis 30 Triliun loh cuma buat tutup situs porno.. duit keluar ga guna).. Mending bikin UU baru denda gila2an buat orangtua anaknya dan tempat yang ngejual ato nyediain jasanya ke anak2.

Ikutin Australia aja, anak kecil beli minuman alkohol, nonton film dewasa, beli game dewasa, belum punya sim uda nyetir, dll.. anak dan orangtuanya bisa kena denda (di rupiahin) puluhan juta, tempat yang nyediainnya didenda ratusan juta. Contoh, anak kecil beli miras, orangtuanya di denda 22 juta, tempat yang jualnya kena denda 160 juta..

Aplikasikan ke warnet untuk soal game. Anak kecil main game, orangtuanya di denda 22 juta, warnetnya di denda 160 juta. Berlaku juga untuk bioskop, beli rokok, miras, dll.

Sistem denda gini kan provider jadi pada takut nyediain hal2 dewasa ke anak2.. orangtuapun bakal jauh lebih bertanggung jawab serta was2 dan ati2 mastiin anaknya ga nyoba2in hal yg dewasa..

sekarang mah sediain dan jual aja ke anak kecil suka2 aja ampe tinggal nunggu di blokir.. kan ga bener begini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun