Mohon tunggu...
Politik

Perjalanan “Sabang Merauke” di Cirebon

11 Mei 2016   18:44 Diperbarui: 11 Mei 2016   19:05 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sarapan nasi Jamblang 'Mang Dul'

Partai Amanat Nasional (PAN) telah mengadakan safari politik keliling Indonesia yang lebih dikenal dengan sebutan “Safari Kebangsaan, Merajut Kebhinekaan Sabang Merauke”. Kegiatan ini dilaksanakan pada 4 - 14 Mei 2016 untuk tahap pertama di 9 (sembilan) kota di Pulau Jawa, yakni dimulai dari Serang, Cirebon, Pekalongan, Semarang, Solo, Bojonegoro, Surabaya, dan Malang. Selanjutnya, kegiatan ini akan dilaksanakan di Pulau Sumatera setelah Hari Raya Idul Fitri. Kegiatan Safari Kebangsaan ini merupakan upaya menyerap aspirasi masyarakat untuk kemudian diperjuangkan lewat partai politik. Hal ini juga sekaligus upaya untuk mendekatkan PAN dengan masyarakat. Sekretaris Jenderal PAN, Eddy Soeparno mengungkapkan bahwa kegiatan Safari Kebangsaan ini adalah bentuk komitmen bersama untuk hadir menyerap aspirasi masyarakat secara langsung.

Kunjungan Safari Kebangsaan Sabang Merauke pertama kali dilaksanakan di Serang, Banten. Ketua Umum DPP PAN sekaligus Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan didampingi Sekretaris Jenderal DPP PAN, Eddy Soeparno beserta rombongan mengunjungi SMA N 1 Ciruas, Serang dan mendorong siswa disana untuk ikut ambil bagian untuk memerangi bahaya narkoba. Selain itu, rombongan juga mengunjungi sekaligus meresmikan Masjid Baitul Iman, Komplek Ciceri Permai, Kota Serang.

Setelah selesai melakukan beberapa kegiatan di Serang, Safari Kebangsaan Sabang Merauke melanjutkan perjalanan ke Kota Cirebon. Rombongan menginap di Hotel Grage Cirebon di Jalan Kartini No. 77, Sukapura, Cirebon. Kegiatan di Cirebon ini, diawali dengan sarapan pagi di warung nasi Jamblang ‘Mang Dul’ yang merupakan makanan khas Kota ini, pada Jumat (6/5/2016) pagi hari. Nasi Jamblang dapat dikatakan sebagai ikon Kota Cirebon. Secara kasat mata, tidak ada perbedaan antara nasi Jamblang dengan nasi biasa, yang membedakan hanyalah penggunaan daun jati sebagai pembungkus. Rombongan PAN terlihat begitu menikmati nasi khas yang sudah menjadi kekayaan budaya Kota Cirebon ini.

Sarapan nasi Jamblang 'Mang Dul'
Sarapan nasi Jamblang 'Mang Dul'
Setelah sarapan pagi bersama, rombongan kembali ke hotel untuk persiapan press conferencebersama awak media. Dalam press conferencetersebut terlihat Zulkifli Hasan didampingi oleh Eddy Soeparno menyampaikan beberapa persoalan terkait kasus kekerasan seksual yang menimpa salah satu siswi SMP di Bengkulu. Beliau juga mengatakan, dengan adanya kasus ini diharapkan bisa menjadi momentum untuk pengesahan RUU Perlindungan Anak dan Kejahatan Seksual menjadi Undang-undang dan meminta Fraksi PAN DPR RI menjadi pelopor untuk RUU ini.

Usai melakukan jumpa wartawan, rombongan Safari Kebangsaan, segera menuju Kasultanan Kasepuhan Cirebon. Rombongan disambut dengan hangat oleh PRA Arief Natadiningrat yang merupakan Putra Mahkota Keraton Kasepuhan Cirebon saat ini. Rombongan juga disambut dengan penuh suka cita oleh masyarakat sekitar yang berkunjung di Keraton. Kegiatan yang dilakukan di Kasultanan Kasepuhan Cirebon ini merupakan puncak dari rangkaian kegiatan Safari Kebangsaan di Cirebon. Dalam kesempatan itu, Zulkifli Hasan melakukan Sosialisasi Empat Pilar serta melakukan aksi tanya-jawab kepada masyarakat yang hadir.

Meskipun telah mencapai puncak acara, perjalanan rombongan Safari Kebangsaan di Cirebon masih cukup panjang. Berhubung hari itu bertepatan dengan hari Jumat, rombongan melakukan ibadah sholat Jumat terlebih dahulu di Masjid At Taqwa Cirebon, sebelum melanjutkan perjalanan menuju sentral ekonomi rakyat, serta tempat-tempat yang memiliki nilai historis, spritual kebangsaan, dan budaya, seperti kunjungan ke Pusat Grosir Batik Trusmi, makan siang di di Rumah Makan Empal Gentong H. Apud, dan terakhir ziarah ke makam Sunan Gunung Jati.

Sesampai di Pusat Grosir Batik Trusmi, rombongan disambut dengan baik oleh sepasang suami istri, Ibnu Riyanto dan Sally Giovani, pemilik usaha Batik Trusmi yang cukup terkenal di Cirebon, bahkan di luar kota Cirebon. Zulkifli Hasan bersama Eddy Soeparno beserta rombongan didampingi Ibnu Riyanto, ownerBatik Trusmi berkeliling melihat-lihat jenis batik yang ada di sana. Zulkifli Hasan dan Eddy Soeparno bahkan berkesempatan untuk mencoba belajar batik tulis di halaman belakang Pusat Grosir Batik Trusmi dengan penuh semangat. Mereka terlihat begitu menikmati dan hati-hati dalam membuat batik tulis, mengingat butuh konsentrasi yang tinggi untuk bisa menghasilkan batik tulis yang sempurna.

Zulkifli Hasan dan Eddy soeparno belajar membuat batik tulis
Zulkifli Hasan dan Eddy soeparno belajar membuat batik tulis
Eddy Soeparno mengungkapkan bahwa batik merupakan industri yang digemari oleh bangsa Indonesia yang merupakan warisan asli Indonesia, yang perlu dilestarikan, dibudayakan, dan dikembangkan. Eddy juga mengatakan bahwa industri batik di Cirebon ini berkembang dengan sangat baik. Hal ini bisa dilihat dari keberhasilan industri batik yang dikembangkan oleh sepasang anak muda yang menikah dan berhasil di usia muda. Ia berharap bahwa semakin banyak pengusaha Indonesia yang berasal dari kalangan muda bisa berkembang serta menghidupkan industri-industri yang sifatnya lokal dan asli dari Indonesia.

Setelah mengunjungi Pusat Grosir Batik Trusmi, rombongan menyempatkan diri untuk makan siang di Empal Gentong H. Apud, yang juga merupakan kuliner khas Kota Cirebon. Empal Gentong ini mirip dengan gulai (gule) dan dimasak menggunakan kayu bakar (pohon mangga) di dalam gentong (periuk tanah liat). Daging yang digunakan adalah usus, babat dan daging sapi. Selain menggunakan kayu bakar dan gentong, makanan ini disajikan menggunakan kucai (Allium tuberosum) dan sambal berupa cabai kering giling serta dapat dimakan dengan nasi maupun lontong.

Makan siang empal gentong H. Apud
Makan siang empal gentong H. Apud
Usai makan siang, perjalanan berlanjut ke makam Sunan Gunung Jati di Jalan Sunan Gunung Jati, Kalisapu, Cirebon dalam rangka mengunjungi sekaligus berziarah ke makam Wali Allah tersebut. Eddy Soeparno menjelaskan bahwa makam Sunan Gunung Jati ini adalah sebuah peninggalan religi dan budaya yang perlu kita junjung tinggi, karena Syeh Syarif Hidayatullah atau biasa dikenal dengan Sunan Gunung Jati telah berjuang menyiarkan agam Islam di Indonesia.

Ziarah ke makam Sunan Gunung Jati
Ziarah ke makam Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati adalah Wali Allah yang perlu kita lestarikan namanya dan perlu kita turunkan kepada anak cucu kita cerita mengenai kisah perjuangan beliau dalam menyiarkan agama Islam. Ia juga berpesan mudah-mudahan, warisan budaya ini tetap dilestarikan dan akan senantiasa dekat di hati kita dan anak cucu kita, agar semua mengetahui akar budaya dan religi kita. “Semoga kunjungan ini bermanfaat dan menjadi berkah bagi kita semua,” pesannya.

Kunjungan ke makam Sunan Gunung Jati ini adalah kunjungan terakhir rombongan Safari Kebangsaan di Cirebon sebelum ditutup dengan acara Temu Kader Partai Amanat Nasional (PAN) Dapil VIII Jawa Barat di Ballroom Hotel Grage Cirebon.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun