Mohon tunggu...
Yumna Muna Aliyya
Yumna Muna Aliyya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Ilmu Komunikasi NIM 22107030048

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bahagia = Bersyukur

15 Juni 2023   22:50 Diperbarui: 15 Juni 2023   22:57 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah kebahagiaan benar-benar terletak pada harta yang melimpah, kesuksesan yang diraih, atau pencapaian cita-cita yang gemilang? Apakah kebahagiaan tergantung pada faktor eksternal yang dapat dilihat dan diukur? Ternyata, kebahagiaan sejati bukanlah tentang hal-hal tersebut. Bahagia sejati dapat ditemukan dalam sikap dan keyakinan kita dalam mensyukuri segala sesuatu yang ada dalam hidup kita, termasuk hal-hal terkecil sekalipun.

Pertama-tama, kita perlu memahami bahwa bahagia adalah sebuah perasaan dan keadaan pikiran yang dapat ditemukan di dalam diri kita sendiri. Bukanlah hal-hal materiil atau pencapaian yang membawa kebahagiaan sejati, melainkan apresiasi dan rasa syukur terhadap segala yang telah kita miliki. Ketika kita mulai mensyukuri apa yang ada dalam hidup kita, kita akan melihat bahwa kita sebenarnya sudah memiliki banyak hal untuk disyukuri. Hal ini mengubah perspektif kita dan membuat kita lebih fokus pada kebaikan daripada kekurangan.

Bersyukur mengajarkan kita untuk hidup dalam momen sekarang, bukan dalam masa lalu yang telah berlalu atau masa depan yang belum pasti. Dalam kesibukan dan kegelisahan sehari-hari, kita seringkali terjebak dalam pikiran tentang apa yang kurang dalam hidup kita. Namun, dengan melatih diri untuk bersyukur, kita memaksa diri kita untuk berhenti sejenak dan menghargai apa yang ada saat ini. Kita mulai melihat keindahan dalam hal-hal yang sebelumnya dianggap sepele, seperti sinar matahari yang menyinari wajah kita, aroma segar setelah hujan, atau senyuman hangat dari orang yang kita cintai.

Sikap bersyukur juga membantu kita untuk melepaskan diri dari perbandingan sosial dan ambisi yang tidak sehat. Dalam dunia yang serba kompetitif ini, seringkali kita merasa tidak puas dengan apa yang telah kita capai karena kita terus membandingkan diri dengan orang lain. Namun, dengan bersyukur, kita belajar menerima diri kita apa adanya dan menghargai pencapaian kita sendiri, sekecil apapun itu. Kita mulai menghargai keunikan dan potensi yang kita miliki, tanpa perlu membandingkannya dengan orang lain. Dalam keadaan ini, kebahagiaan bukan lagi tentang memenangkan perlombaan, melainkan tentang merasa cukup dengan diri sendiri.

Bersyukur juga memperkuat hubungan sosial kita dengan orang lain. Ketika kita berterima kasih dan menghargai orang lain, kita menciptakan ikatan yang lebih dalam dengan mereka. Sikap terima kasih kita tidak hanya memberikan kebahagiaan kepada diri kita sendiri, tetapi juga memberikan kebahagiaan kepada orang lain. Saat kita menyadari betapa berharganya hubungan kita dengan orang-orang di sekitar, kita merasakan kebahagiaan yang mendalam. Dalam berbagi kasih sayang dan apresiasi, kita membangun komunitas yang saling mendukung dan menguatkan.

Bersyukur juga memperspektifkan hidup kita secara keseluruhan. Ketika kita berada dalam situasi sulit atau menghadapi tantangan, sikap bersyukur membantu kita untuk melihat sisi positif dan pelajaran yang terkandung di dalamnya. Bahkan dalam kesedihan dan kegagalan, kita dapat mensyukuri pengalaman dan pertumbuhan yang diperoleh. Dalam hal ini, bersyukur adalah kunci untuk mempertahankan optimisme dan ketabahan dalam menghadapi kehidupan yang penuh dengan perubahan dan ketidakpastian.

Mensyukuri segala sesuatu tidak berarti kita harus menutup mata terhadap penderitaan dan kesulitan yang mungkin kita alami. Mensyukuri bukan berarti kita tidak boleh merasa sedih, marah, atau kecewa. Sebaliknya, bersyukur adalah sikap yang memungkinkan kita untuk melihat kehidupan dengan lebih luas dan melampaui penderitaan yang sementara. Kita tetap dapat mengalami emosi yang bervariasi, tetapi kita tidak terperangkap dalam siklus negatif yang menggerogoti kebahagiaan kita.

Dalam perjalanan menuju kebahagiaan sejati, sikap bersyukur adalah kunci yang penting. Kita harus melatih diri kita untuk mengamati dan mengapresiasi keindahan dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus berhenti sejenak dan mengingatkan diri kita sendiri untuk berterima kasih atas setiap hal baik yang ada dalam hidup kita. Dalam melakukannya, kita akan menemukan bahwa kebahagiaan yang sesungguhnya terletak pada sikap dan keyakinan kita untuk mensyukuri segala sesuatu, bahkan hal-hal terkecil sekalipun.

Jadi, bahagia bukanlah tentang harta, kesuksesan, atau pencapaian yang diraih. Bahagia adalah tentang bersyukur atas apa yang telah kita miliki dan menghargai setiap momen dalam hidup kita. Ketika kita mampu mensyukuri segala sesuatu, bahkan hal-hal terkecil sekalipun, kita memasuki kebahagiaan yang abadi. Bersyukur membantu kita melihat kebaikan dalam segala situasi, merasa cukup dengan diri sendiri, memperkuat hubungan sosial, dan menjaga perspektif positif dalam hidup. Jadi, mari kita tingkatkan sikap bersyukur dalam kehidupan kita dan temukan kebahagiaan sejati yang tak ternilai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun