Mohon tunggu...
Yumna Ailsa Nauradita
Yumna Ailsa Nauradita Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

S1 Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Money

Public Private Partnership dalam Proyek Tol Probowangi

22 April 2021   03:39 Diperbarui: 22 April 2021   06:42 1224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelaksanaan perencanaan pembangunan infrastruktur di Indonesia saat ini begitu pesatnya, tentunya pembangunan ini menggunakan dana dan modal yang tidak sedikit, dan pastinya pemerintah butuh kerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk melancarkan dan mensukseskan proyek pembangunan itu. Dan untuk itu pemerintah menjalin Kerjasama Pemerintah Swasta (KSP) atau biasa disebut dengan Public Private Partnership (PPP).

PPP merupakan singkatan dari Public Private Partnership atau dalam Bahasa Indonesia yaitu Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha atau KPBU. PPP atau KPBU ini merupakan bentuk kerjasama antara pihak pemerintah dan pihak swasta yang membuat suatu produk atau jasa dan mereka harus menanggung resiko, biaya, serta mendapatkan keuntungan berdasarkan nilai plus yang dibuatnya.

Salah satu kerjasama yang dilakukan oleh pemerintah dengan pihak swasta yaitu proyek pembangunan tol Probowangi, tol terpanjang di pulau jawa dengan panjang 172 kilometer. Tol Probowangi ini melalui tiga kota yaitu Probolinggo, Situbondo, dan Banyuwangi. Proyek ini merupakan bentuk kerjasama oleh pemerintah dengan PT Jasamarga Probolinggo Banyuwangi, diperkirakan menghabiskan dana sebesar 23,3 Triliun dan diperkirakan akan rampung di tahun 2025.

Pembangunan jalan tol Probowangi dibagi menjadi 3 seksi, yaitu :

  • Probolinggo-Besuki, jarak yang di tempuh sejauh 29,6 km. Seksi ini dilaksanakan oleh PT Waskita Karya Tbk dan PT Wijaya Karya Tbk.
  • Besuki-Bajulmati, jarak yang ditempuh sejauh 110,9 km. Seksi ini merupakan jarak terjauh dan memerlukan tambahan dana untuk konstruksi yang lebih besar karena melalui medan yang berat (pegunungan). Seksi ini dilaksanakan oleh PT Adhi Karya Tbk, PT Nindya Karya, dan PT Brantas Abipraya.
  • Bajulmati-Ketapang, jarak yang ditempuh sejauh 31,1 km. Seksi terakhir ini dilaksanakan oleh PT PP Tbk dan PT Gorip Nanda Guna.

Bukan hal yang mudah dalam membangun tol Probowangi ini, banyak hambatan yang dilalui oleh pemerintah dan pihak swasta, seperti yang disampaikan oleh Danang Parikesit (Kepala Badan Pengatur Jalan Tol) ada 3 hambatan dalam pelaksanaan pembangunan proyek Jalan tol Probowangi, yaitu  :

  • Pembebasan Lahan yang akan dilalui jalan Tol Probowangi.
  • Perubahan arus lalu lintas.
  • Medan yang sulit sehingga memerlukan tambahan biaya konstruksi, terutama di Taman Nasional Baluran.

Perlu diketahui, tol Probowangi ini merupakan tol terpanjang di Pulau Jawa dan digadang-gadang merupakan tol terindah di Indonesia, karena tol tersebut melewati jalur pantai utara sepanjang Probolinggo-Situbondo, dan melintasi pegunungan Argopuro, gunung Putri Tidur di Kecamatan Bungatan Situbondo, hamparan pasir putih, dan keindahan pegunungan di Taman Nasional Baluran. Ada kemungkinan sesuai perencanaan, terdapat beberapa exit tol, diantaranya exit tol ke Bondowoso, exit tol ke Wisata Pasir Putih, exit tol Lingkar Ijen yang bisa langsung ke Kawah Ijen dan exit tol ke Taman Nasional Baluran, dengan demikian exit tol bisa membangkitkan ekonomi warga setempat.

Pembangunan tol Probowangi ini merupakan pembangunan proyek jalan tol yang sangat vital bagi Pemerintah daerah Kabupaten Situbondo, karena Kabupaten Situbondo dilalui proyek ini yang terpanjang yaitu sekitar 110 km dari 172 km proyek keseluruhan.

Tol Probowangi ini juga diharapkan mempunyai nilai ekonomis yang luar biasa untuk efektifitas berkendara, berbisnis, bekerja dan dalam usaha meningkatkan industri wisata nasional. Diharapkan juga ada rest area di beberapa lokasi sepanjang jalan tol Probowangi untuk menghidupkan ekonomi, utamanya pelaku usaha dagang baik yang kecil maupun yang menengah. Termasuk kebudayaan lokal dan kesenian lokal bisa berkembang menjadi industri wisata dan budaya di masing masing wilayah. Karena wilayah pemerintah daerah Situbondo menjadi jalur yang terpanjang dilalui proyek tol Probowangi ini sehingga memungkinkan lokasi-lokasi rest area banyak terletak di sini. Pedagang baik makanan atau souvenir, industri wisata (UMKM) akan berkembang dengan pesat, hanya butuh support dan motivasi dari dinas terkait di Pemda Situbondo.

Saya selaku warga Situbondo sangat berharap pembangunan jalan tol Probowangi ini dapat terlaksana dan berjalan sesuai dengan planningnya sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar, dan apabila ada dampak yang merugikan, mungkin dapat dihindari, karena bagaimanapun juga infrastruktur jalan tol ini adalah sarana untuk mempercepat pergerakan barang dan jasa.

Demikian tulisan yang saya buat, semoga kiranya dapat menambah informasi dan pengetahuan bagi pembaca, dan mohon maaf serta masukan apabila ada kekeliruan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun