Walen, Boyolali (23/11) -- Mahasiswa UNNES Giat 6 Desa Walen, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali melaksanakan salah satu program kerja yang berjudul "Sosialisasi dan Pelatihan Pembuatan Biopestisida dari Limbah Kulit Bawang" pada hari Minggu 26 November 2023. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Balai Desa Walen dan diikuti oleh 60 orang kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Walen.Â
Kulit bawang hingga saat ini masih dianggap sebagai limbah dapur yang tidak memiliki manfaat dan dibuang begitu saja, nyatanya kulit bawang dapat diubah menjadi sesuatu yang berguna, yaitu biopestisida atau pestisida organik.Â
Dikutip dari salah satu jurnal penelitian, kulit bawang memiliki kandungan senyawa acetogenin yang berguna untuk mengendalikan dan membunuh hama serangga pada tanaman. Selain itu, kulit bawang juga memiliki kandungan hormone auksin dan giberelin serta senyawa aktif seperti mineral (Ca, K, Mg, P, Zn, Fe) yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman.Â
Dwi Laila, Mahasiswa Program Studi Biologi, Universitas Negeri Semarang selaku penanggung jawab program, mengungkapkan bahwa adanya sosialisasi dan pelatihan ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai alternatif penggunaan pestisida sintetik yang memiliki resiko berbahaya bagi kesehatan. Sosialisasi dan pelatihan ini memberikan solusi berupa pengolahan limbah rumah tangga berupa kulit bawang yang dapat diolah menjadi biopestisida, yang mana dapat menggantikan penggunaan pestisida sintetik tadi.
"Dengan adanya penggunaan kulit bawang menjadi biopestisida ini dapat mengurangi penggunaan pestisida sintetik pada tanaman, selain itu juga mengajarkan keterampilan pada ibu-ibu PKK untuk dapat mengolah limbah menjadi suatu produk yang berguna" Ujarnya.Â
Cara pembuatan biopestisida dari limbah kulit bawang ini sangat sederhana, yaitu dengan cara mengumpulkan kulit bawang sisa bahan masakan kemudian dimasukkan kedalam botol bekas sampai memenuhi  dari volume botol. Setelahnya, kulit bawang difermentasi atau didiamkan pada rendaman air minimal 1 x 24 jam dan maksimal 4 x 24 jam. Selanjutnya, larutan kulit bawang disaring guna memisahkan air rendaman dengan ampas kulit bawang. Selanjutnya biopestisida dari limbah kulit bawang siap diaplikasikan pada tanaman. Biopestisida tersebut dapat diaplikasikan dengan cara disemprotkan pada daun dan batang tanaman.Â
Antusias masyarakat sangat tergambarkan dengan banyaknya tanggapan saat kegiatan berlangsung. Ibu Mulyati, selaku Ketua PKK Desa Walen mengungkapkan, bahwa adanya sosialisasi dan pelatihan pembuatan biopestisida dari limbah kulit bawang ini sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan masyarakat. Beliau berharap kegiatan ini mampu meningkatkan pemahaman dan keterampilan masyarakat mengenai pemanfaatan limbah menjadi biopestisida sebagai pengganti pestisida sintetik yang sering digunakan oleh masyarakat.
Cara pembuatan biopestisida dari limbah kulit bawang ini sangat sederhana, yaitu dengan cara mengumpulkan kulit bawang sisa bahan masakan kemudian dimasukkan kedalam botol bekas sampai memenuhi  dari volume botol. Setelahnya, kulit bawang difermentasi atau didiamkan pada rendaman air minimal 1 x 24 jam dan maksimal 4 x 24 jam. Selanjutnya, larutan kulit bawang disaring guna memisahkan air rendaman dengan ampas kulit bawang. Selanjutnya biopestisida dari limbah kulit bawang siap diaplikasikan pada tanaman. Biopestisida tersebut dapat diaplikasikan dengan cara disemprotkan pada daun dan batang tanaman.Â
Antusias masyarakat sangat tergambarkan dengan banyaknya tanggapan saat kegiatan berlangsung. Ibu Mulyati, selaku Ketua PKK Desa Walen mengungkapkan, bahwa adanya sosialisasi dan pelatihan pembuatan biopestisida dari limbah kulit bawang ini sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan masyarakat. Beliau berharap kegiatan ini mampu meningkatkan pemahaman dan keterampilan masyarakat mengenai pemanfaatan limbah menjadi biopestisida sebagai pengganti pestisida sintetik yang sering digunakan oleh masyarakat.Â