“berbuat baiklah karena Allah”.
Saya pernah membaca satu artikel yang cukup menarik perhatian saya. dan judulnya adalah ‘berbuat baiklah karena Allah’. Bait demi bait saya baca perlahan-lahan sambil merenungkan isi bacaan yang sedang saya baca. Dan hingga pada satu keputusan dimana berbuat baik kepada seseorang haruslah karena allah, karena ingin mencari ridha Allah bukan untuk mendapatkan imbalan dari apa yang telah kita perbuat. Saya pernah belakangan ini berharap kalau saya berbuat baik kepada orang, saya berharapbisa mendapatkan kebaikan setimpal dengan apa yang telah saya perbuat. Contohnya seperti ini, jika saya menolong seseorang yang sedang kesusahan, saya berharap kalau nanti nyasaya kesusahan ada yang bisa menolong saya. Tapi terkadang dalam suatu kehidupan, tidak selama nya kita berbuat baik kepada seseorang, seseorang itu bisa membalasnya dengan harapan yang kita harapkan. jadi, jika seperti itu kadang ketidakbalasan akan kebaikan kita, kita merasakalau kita percuma berbuat baik kepada seseorang kalau ujungnya mereka tidak bisa menghargai kebaikan kita. Pernyataan itu jelas salah. Dan itu merupakan perbuatan yang salah karena niat pertama pun kita salah bukan karena allah melainkan karena “harapan” akan kebaikan yang kita kasih dan itu sama saja dengan imbalan atas kebaikan kita. Dan yang benar adalah karena berbuat baik karena Allah, sebab kalau kita berbuat baik kepada seseorang mau dibalas atau tidakkah, kita tidak merasa dirugikan sama sekali karena semua wujud kebaikan kita kepada seseorang adalah untuk mencari ridha Allah. Dengan begitu tidak akan ada rasa kecewa saat kebaikan kita dianggap atau diabaikan, bukan?...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H