Mohon tunggu...
Yumei Sulistyo
Yumei Sulistyo Mohon Tunggu... -

Tranceformindset Educator, Faculty Member of IPMI International Business School, Public Trainer www.metaproindonesia.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Fenomena Bebek Nungging dan Instalasi Core Value

24 Maret 2016   12:34 Diperbarui: 24 Maret 2016   12:43 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Pentingnya core value

Ketika diminta untuk melakukan performance coaching untuk sekelompok manager baru, saya sering mendapat tantangan dalam pencapaian performance karena karyawan mengabaikan Standard Operating Procedures (SOP). Betul, tujuan produksi bisa tercapai, tapi  banyak proses kerja yang dilanggar sehingga muncul berbagai ekses yang tidak diinginkan.

Dalam sesi coaching saya bilang bahwa jika ada tamu yang datang ke rumah seseorang, tentu sang tamu harus mengikuti peraturan sang tuan rumah. Begitu juga dalam sebuah organisasi. Dalam satu atap perusahaan, setiap orang yang ada di dalam naungannya harus mengikuti semua aturan, kebiasaan, budaya, tata cara dan tata nilai yang berlaku di perusahaan tersebut.

Salah satu core values perusahaan adalah integritas. Adapun salah satu bentuk perilaku dari integritas itu adalah kepatuhan terhadap aturan. Maka dari itu, kalau kita tidak menunjukan perilaku kepatuhan, itu berarti kita adalah penumpang gelap di perusahaan.

Terkadang, perusahaan memang 'lupa' memberikan program orientasi untuk karyawan baru. Core values ini sebaiknya di-install sejak awal untuk mencegah anak-anak baru menjadi tidak produktif lantaran tak punya bekal uraian pekerjaan, pedoman peraturan karyawan, serta visi-misi perusahaan.

Hindarilah program orientasi dengan gaya edukasi berbentuk indoktrinasi. Sering saya temui perusahaan, dalam hal ini bidang human resources, yang memberikan pelatihan bergaya mencuci otak. Gaya itu dipakai berulang kali, seragam, setiap karyawan mendapat perlakuan sama. Padahal latar belakang, pengalaman, dan modal pengetahuan masing-masing karyawan berbeda, sehingga sedikit yang paham bagaimana membuka mindset sebelum melakukan instalasi core values.

Manajemen personalia sejatinya adalah role model core values yang mampu melakukan pendekatan sensory-based dalam mengomunikasikan core values perusahaan. Untuk mengurangi timbulnya sikap skeptis karyawan, informasi yang disampaikan haruslah dapat dirasakan, disentuh, dirasakan, dan spesifik melalui contoh-contoh nyata yang telah dipraktekan, sehingga efektif diterima karyawan dari berbagai latar belakang.

Suatu organisasi disusun untuk mencapai satu tujuan bersama. Jika tidak sampai tujuan, atau sering terjadi internal konflik, atau malah terkotak-kotak ini, berarti ada yang salah dari core values yang ditanamkan.  (*)

 

Artikel ini juga dapat dibaca di www.outbounducation.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun