Mohon tunggu...
Yumei Sulistyo
Yumei Sulistyo Mohon Tunggu... -

Tranceformindset Educator, Faculty Member of IPMI International Business School, Public Trainer www.metaproindonesia.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Gaya Hidup yang Tidak Gaya

2 Februari 2016   09:52 Diperbarui: 4 Februari 2016   08:24 1613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jadi, jika ada gaya hidup modern yang tidak seimbang dalam hidup, sejatinya kita tanggap dalam menyikapinya. Salah satu caranya dengan mengubah pola pikir atau mindset kita ke arah yang sesuai dengan visi dan misi kehidupan yakni kesuksesan dalam menjalankan hidup secara seimbang, baik dunia maupun akhirat.

Kalau kita sudah punya mindset tersebut berarti harus memilih; mana gaya hidup yang selaras dengan tujuan utama tadi. Dengan mindset begitu kita juga akan mampu menyeimbangkan antara teknologi dan interaksi sosial di masyarakat.

Memilih gaya hidup yang sehat amat penting bagi seorang pemimpin. Masyarakat akan percaya bila seorang pemimpin meng-inspirasi orang lain melalui apa yang dilakukannya. Amat lucu mendengar ada orang ingin disebut pemimpin, namun tidak mampu mengarahkan diri sendiri untuk menempuh gaya hidup sehat.

Anda juga sudah sering mendengar istilah “mens sana in corpore sano” yang terkenal itu, atau “mind and body are one system”. Hanya dalam badan yang sehat menghasilkan buah pikiran yang cemerlang, sehingga apa jadinya kita bila dipimpin oleh pemimpin yang memiliki gaya hidup yang tidak gaya?

Anda pasti kesal jika melihat ada seorang Presiden yang memerintahkan rakyatnya untuk mengencangkan ikat pinggang sementara dia dan keluarganya berfoya-foya dengan menggunakan uang negara. Anda juga tidak suka melihat bos yang tidak walk the talk alias omdo (omong doang). Anda pun akan 'gondok' mendengar seorang duda atau janda yang memberikan nasihat pernikahan.

Pikiran, hati, mulut, tangan, dan gaya hidup seorang pemimpin sejati berbicara dalam bahasa yang sama. Intinya, jangan bicara soal teori kepemimpinan apabila belum bisa mengatur perilaku sendiri. Aturlah diri sendiri sebelum mengatur orang lain. Arahkan diri untuk mampu hidup sehat secara fisik, mental dan sosial, serta jadikan ini sebagai contoh nyata self leadership. (*)

 

Artikel ini juga dapat dilihat di www.outbounducation.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun