Mohon tunggu...
Yulyanto Yulyanto
Yulyanto Yulyanto Mohon Tunggu... karyawan swasta -

http://yulyanto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Tour de’ France (3): Jaka Sembung ada di Hongkong!

27 Mei 2010   01:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:56 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum melanjutkan cerita mengenai perjalanan saya dari Hongkong menuju Paris, saya ingin sedikit bercerita mengenai kejadian lucu yang terjadi saat kami masih berada dalam antrian masuk menuju pesawat di Hongkong International Airport.

Saat berada disekitar antrian, kami sempat bersapaan dengan seorang nenek yang kira-kira usianya lebih dari 55 tahunan dengan anak laki-lakinya yang usianya berkisar lebih dari 30 tahunan. Berikut ini kira-kira kutipan singkat percakapan yang terjadi antara kami:

Rekan Saya: “Dari tampangnya (sambil berbisik-bisik kepada saya), kedua orang ini kayaknya orang kita juga Yan! (saapan rekan saya kepada saya)?”,

Saya: “Bener bang (sapaan saya untuk rekan saya tersebut), ini pasti orang kita juga!!”, dukung saya.

Akhirnya mulai menyapalah teman saya ini kepada si-nenek tadi dalam bahasa Indonesia, namun karena suasana yang agak ramai dan suara panggilan keberangkatan yang agak mengganggu pendengaran kita, si-nenek yang disapa tersebut manggut-manggut saja sambil mengucapkan sesuatu yang juga tidak terdengar jelas oleh kami. Obrolan pun kemudian berlanjut:

Rekan Saya: “Tuh bener khan mereka orang kita juga Yan, dia ngerti sapaan saya kok!”, ujar teman saya dengan pede-nya.

Saya: “Iya bang! Dia manggut-manggut aja, ngerti sapaan lo tuh!”, sambut saya.

Kemudian teman saya pun mulai sedikit bercerita lebih panjang lagi (dalam bahasa Indonesia), dan si-nenek tadi kembali manggut-manggut dengan ucapan rekan saya tersebut. Lalu, si-nenek ini pun mulai bercerita kepada kami, (sepertinya) mengenai dirinya, namun secara serentak dan bersamaan kami saling menatap tak mengerti ucapannya.

Saya: “Wah, kayaknya dia pakai bahasa daerah tuh bang! Pake bahasa lo kayaknya!” ujar saya (kebetulan rekan saya ini asli dari Medan).

Rekan Saya: “Iya kayaknya yach??.. (sambil menatap saya dengan penuh keraguan), soalnya berisik nih, jadi gak kedengaran jelas ucapannya!”, tanggapnya.

Lalu sambil berjalan beberapa langkah menuju antrian, rekan saya kali ini menyapanya dalam bahasa Medan (Batak) kepada si-nenek tersebut dalam jarak yang agak dekat, dan kali ini bukan hanya si-nenek yang keheranan dengan sapaan tersebut, anaknya pun yang mulai memperhatikan obrolan kami nampaknya kini sudah mulai ikut kebingungan. Mulailah mereka berbicara berbisik-bisik (si-nenek dengan sang anak), lalu si-anak kemudian menyapa kami dalam bahasa Inggris.

Si-Anak: “Sorry, where are you come from?

Rekan Saya: “We are from Indonesia, same as like you!”, jawab rekan saya masih dengan penuh kepedean-nya.

Si-Anak: “No, you are wrong! We are from Philipine! She guess that you are from Philipine also, and just speak in Tagalog language with you!”, jawabnya sambil senyum-senyum keheranan campur bingung.

Rekan saya: “Ooops....Really??....., oh... God! Sorry, I guess you are also from Indonesia!”......I’m so sorry for this! (sambil menahan malu dan kaget karena sudah salah menduga-duga).

Saya: “Ha...ha...ha....ha....cape dech! Jaka Sembung juga nih pade!......, lo sih terlalu ke-pede-an bang!!....he..he...” (saya pun ikut tertawa geli menyaksikan kejadian tersebut).

Rekan Saya: “He...he..sory bro!!...” (tersenyum kecut dengan muka merahnya, sambil menahan rasa malu dan kemudian berlalu).

Si-nenek dan anaknya tadi juga ikut tertawa geli menyaksikan kejadian lucu tersebut. Sambil senyum-senyum kami semua-pun perlahan-lahan berlalu, maju satu persatu meninggalkan antrian, karena kini tiba saatnya giliran kami masuk menuju barisan kursi pesawat tempat kami, selama 11 (sebelas) jam kedepan akan duduk dan menghabiskan waktu terbang dari Hongkong International Airport, Hongkong, menuju International Airport Charles de Gaulle, Paris-Perancis (sayangnya kami tidak sempat mem-photo wajah-wajah mereka yang Indonesia bangeetss.....) ...................................................(berlanjut)..........................................

YULYANTO.com

(Sekjen Komunitas Blogger Bekasi)

Blogging for Citizen Journalism Project

Tulisan terkait sebelumnya:

1.http://wisata.kompasiana.com/group/jalan-jalan/2010/01/21/citizen-journalism-1-“eiffel-i’m-still-in-love”/

2.http://wisata.kompasiana.com/group/jalan-jalan/2010/05/24/tour-de’-france-2-menikmati-perjalanan-jakarta-hongkong/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun