Dimasa sulit sepeninggal Rasulullah SAW pun Fatimah mendampingi Ali bin Abi Thalib dengan tabah, pun ketika tak banyak tahu pada peristiwa setelah khutbahnya itu, rumahnya dibakar oleh segerombolan orang yang merasa tersinggung dan terusik kepentingannya. Fathimah memeluk kedua anaknya Husein dan Hasan dengan kedua tangannya melindungi mereka berdua ketika pintu dibuka paksa oleh massa yang datang hendak membakar rumahnya dan memaksa keluar keluarga Fatimah, dimana Ali waktu itu sedang tidak berada ditempat, hingga Fatimah terkena pintu yang terbuka paksa dan patah tulang rusuknya.
Pun demikian dia tidak pernah mengeluh ketika sakit yang teramat sangat itu membebani pekerjaannya untuk menunaikan tugasnya sebagai ibu sekaligus istri yang baik, Ali tidak mengetahui luka yang dialami Fatimah hingga Fathimah meninggal dunia selesai menunaikan sholat.
Dari Fatimah kita juga bisa memetik banyak pelajaran, tentang kecerdasaan yang di gunakan tepat pada waktunya, tentang ketabahan, ketaatan dan juga kekuatan seorang ibu dalam menghadapi setiap badai dalam kehidupannya.
5 cerita tentang perempuan yang saya kagumi telah bergulir, kelima-limanya adalah pejuang yang tangguh di era/masanya. Sekarang pertanyaannya mampukah kita menjadi separuh saja dari kelima perempuan hebat diatas?.
Wallahualam bisawab.
Semua melewati takdirnya masing-masing, hanya saja dari banyak peristiwa dan sejarah yang pernah terukir, harusnya itu bisa dijadikan kaca benggala sebagai barometer kehidupan kita kedepan.
Dari sini saya ingin kita semua sadar. Bahwa perempuan tidak bisa menaklukkan masa yang keras lewat kecantikan, gemulai tubuh, kegenitannya ataupun potensi fisiknya semata. Karena kerasnya masa atau waktu akan menggiringnya memasuki jebakan umur dan kelunturan fisik.
Namun jika dia mengandalkan hati dan fikirannya maka semua yang ada pada dirinya adalah daya tarik yang luar biasa. Perempuan diakui sebagai pribadi, tidak dari bagaimana dia mengumbar seluruh potensi fisiknya tapi adalah bagaimana dia membawakan dirinya tampil bersahaja, smart, dan indah jiwanya, semua terpancar dari tutur bahasanya yang santun, lemah lembut, dan ketegasan sikapnya terhadap berbagai macam rintangan dalam hidupnya. Mudah-mudahan kita bisa menjadi perempuan-perempuan yang didamba dan mampu menghantarkan kita menuju jannah amin ^^.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H