Mohon tunggu...
yulva munfarida
yulva munfarida Mohon Tunggu... -

blog ini saya buat untuk membuat tugas-tugas dari dosen saya :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kebudayaan di Bali

14 Maret 2014   05:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:57 1318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13947230721916611561

BAB I Pendahuluan

a) Dasar Teori
Mengenalkan kebudayaan di Bali dan penyebaran agama Hindu di Bali. Melihat rumah adat / ibadah serta upacara keagamaan di Bali.

b) Tujuan
Untuk menemukan dan menggali hal-hal yang berhubungan dengan kebudayaan, adat istiadat, kekayaan alam dan kerukunan beragama.

c) Cara Kerja
Bertanya kepada guide tentang kebudayaan di Bali, mencatat, menyimpulkan dari pengamatan secara langsung.

BAB II Pembahasan

a. Data
Sesaji yaitu persembahan kepada sang Hyang widi ( Tuhan Yang Maha Esa )
Upacara keagamaan yaitu Ngaben
Kasta di Bali

b. Analisis Data
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, ternyata mayoritas masyarakat Bali beragama Hindu yang mempunyai prosentasi 90%, beragama Islam 6%, agama Keristen 3%, dan agama Budha 1%. Di Bali masyarakatnya juga mempunyai ciri khas dari sebuah nama, biasanya masyarakat Bali jika laki-laki namanya di beri awalan i dan jika perempuan di beri awalan Ni. Tidak hanya itu saja anak pertama biasanya dijuluki dengan sebutan wayan yang berarti satu, anak kedua made, anak ketiga nyoman, anak keempat ketut, dan jika mempunyai anak lebih dari empat maka namanya harus diulang dari pertama lagi. Misalnya anak kelima namanya harus wayan lagi begitupun seterusnya. Mengapa demikian.....???? karena masyarakat Bali juga mempunyai sistem KB ( Keluarga Berencana ) tapi bedanya kalau rata-rata di Indonesia KB nya berlaku dengan hanya mempunyai 2 anak saja tapi di Bali di lakukan dengan mempunyai anak maksimal 4. Keyakinan umat Hindu tentang adanya makhluk lain (makhluk gaib) sangat kuat sekali sampai sekarang. Terbukti dengan selalu memberi persembahan masyarakat Bali kepada tempat-tempat yang di rasa ada penunggunya sebagai tanda ucapan terimakasih karna sudah mau menjaga tempat tersebut. Berbeda dengan apa yang kita ketahui, kebanyakan yang kita tau kalau umat Hindu hanya mempunyai 1 hari raya saja yaitu NYEPI tapi sebenarnya tidak. Karena umat Hindu mempunyai lebih dari 1 kurang lebih 5 hari raya bagi umat Hindu, yaitu NYEPI, GALUNGAN, KUNINGAN, SARASWATI, dan ............. Hari raya nyepi di lakukan setiap 1 tahun sekali dan hari raya galungan serta kuningan dilakukan setiap 6 bulan sekali sedangkan untuk yang lainnya saya kurang mengetahui. Cara melakukan/merayakan hari raya Nyepi biasanya dengan menghentikan seluruh aktivitas apapun di daerah masing-masing, dilarang keluar rumah, menyalakan apapun yang berhubungan dengan listrik karena pada saat tersebut seluruh listrik akan dipadamkan dan seluruh stasiun TV maupun stasiun radio akan di non aktifkan sementara selama berlangsungnya hari raya tersebut. Jadi suasananya memang harus benar-benar sepi. Saat merayakan hari raya galungan setiap 6 bulan sekali biasanya itu di tandai dengan penyembelihan babi sebagai tanda pemusnahan sifat tercela agar dirinya bersih dan terhindar dari semua hal-hal yang buruk. Dalam agama Hindu banyak tedapat dewa namun yang lebih terkenal ada 3 dewa saja, yaitu dewa Shiwa sebagai dewa perusak, dewa Wisnu sebagai dewa pelindung, dan dewa Brahma sebagai dewa pemelihar. Masyarakat Hindu mempunyai cara sembahyang sendiri tentunya sangat berbeda dengan yang dilakukan oleh agama islam, jika umat islam sembahyang/sholat 5X sehari sedangkan umat Hindu melakukannya hanya 3X sehari dan ituun juga bisa di tinggalkan apabila ada urusan yang di rasa lebih penting. Sembahyang umat Hindu di lakukan setiap jam 6 pagi, 12 siang dan 6 sore. Dalam sembahyang umat Hindu tidak terlepas dari sesaji yang berfungsi sebagai penyerahan dan merupakan ucapan bersyukur kepada Tuhan dengan apa yang telah di berikan kepada mereka. Tidak hanya saat sembahyang saja, sesaji merupakan suatu kewajiban bagi umat Hindu yaitu harus ada pada acara-acara tertentu. Misalkan ada upacara pernikahan itu juga harus ada sesaji, saat upacara orang meninggalpun ( NGABEN ) juga harus ada sesaji, bahkan hal yang kecilpun yaitu ketika umat Hindu bagi yang perempuan selesai memasak maka mereka harus menyisakan sedikit untuk sesaji sebelum mereka makan sendiri. Jadi sesaji merupakan suatu kewajiban yang harus di lakukan oleh umat Hindu. Mengenai upacara keagamaan yang terkenal dalam masyarakat Hindu salah satunya yaitu NGABEN atau upacara pembakaran mayat. Menurut penjelasan yang kami peroleh, bahwa upacara ngaben yang sebenarnya apabila di lakukan akan menghabiskan dana yang sangat bedsar yaitu sekitar 50 juta. Namun bagi yang tidak mampu ada cara sendiri untuk melakukannya yaitu dengan mengikuti upacara ngaben masal atau menanam mayat tersebut untuk sementara. Apa yang dimaksud dengan penanaman mayat.......???? Penanaman mayat yaitu menguburkan mayat sementara jika sang keluarga belum mampu untuk melakukan upacara ngaben. Mayat di kubur maksimal sampai 10 tahun untuk menunggu keluarganya sampai sudah mampu mengumpulkan uang untuk pembakaran mayat tersebut. Dalam upacara ngaben tidak hanya di lakukan sesuai dengan keinginan dari keluarga namun harus melalui prediksi orang yang sudah dianggap tua atau sesepuh, yaitu ditentukan kapan hari baik untuk melakukan upacara tersebut, jika sudah sepakat barulah upacara itu dapat di laksanakan. Masyarakat di Bali juga mengenal sistem Kasta yang berfungsi untuk mengelompokkan pangkat serta jabatan masyarakat di Bali. Bentuk-bentuk kasta di bali yaitu Sudra, Waisya, Brahmana, dan yang lainnya. Masyarakat Bali memperbolehkan pernikahan beda kasta meskipun ada banyak syarat yang harus di penuhi. Dalam pernikahan tersebut yang di utamakan yaitu seorang istri harus selalu mengukuti suaminya. Misalkan ada seorang lelaki dari kasta brahmana yang menikah dengan seorang perempuan dari kasta sudra, maka perempuan tersebut harus selalu mengikuti suaminya namun baik si lelaki maupun perempuan di larang untuk kembali atau sembahyang di rumah mereka masing-masing sebelumnya serta tidak boleh menyentuh mayat apabila ada salah satu keluarga yang mati. Karena, bagi keluarga lelaki dia sudah mengikuti kasta rendah dan tidak pantas lagi berkumpul dengan kasta yang tinggi. Begitupun sebaliknya perempuan tersebut sudah tidak di anggap lagi dalam kekuarganya karena sudah memilih kasta yang tinggi sehingga keluarganyapun menganggap tidak pantas lagi berkumpul dengan kasta tinggi. Sebenarnya masih banyak lagi kebudayaan di bali yang menarik untuk di pahami, namun karena terbatasnya waktu jadi informasi yang kami ketahui hanya sebatas ini. Yang paling saya kagumi walaupun banyak agama yang berbeda di Bali namun kerukunan beragama dan saling menghargai serta menghormati antar agama begitu sangat terlihat.
c. Kesimpulan
Dari berbagai pertanyaan dan penjelasan yang kami dapatkan, sehingga kami dapat menyimpulkannya sebagai berikut :
• Mengapa di Bali ada kasta ?
Di Bali masih terdapat kasta yaitu berguna untuk mengelompokkan atau membedakan masyarakat berdasarkan pangkat/jabatan serta kedudukan yang orang tersebut dalam suatu masyarakat.
• Benarkah. Wanita Bali adalah tulang punggung keluarga ? Jelaskan !
Sesungguhnya di Bali yang menjadi kepala keluarga adalah seorang laki-laki atau suami sama seperti yang lain. Wanita Bali juga banyak yang ikut bekerja keras dan ada pula yang tidak. Namun kebanyakan memang seperti itu, mereka yang ikut bekerja keras merasa kasihan melihat suaminya bantung tulang untuk keluarganya. Jadi mereka membantu meringankan beban suaminya dengan ikut bekerja keras pula.
• Bolehkah pernikahan beda kasta ?
Sesuai yang saya bahas di atas bahwa pernikahan beda kasta di perbolehkan tapi harus menjalani beberapa syarat. Misalkan ada orang yang berbeda kasta menikah maka sang istri harus selalu mengikuti sang suaminya, dan laki-aiki dan perempuan yang menikah tersebut harus meninggalkan keluarganya karna sudah di anggap melanggar kasta dan tidak boleh memegang mayat dari salah seorang keluarga yang telah meninggal.
• Mengapa masyarakat Bali mayoritas beragama Hindu ?
Karena pada zaman dahulu orang India yang berdagang dan berlayar ke pulau Bali hanya memperkenalkan agama Hindu saja. Sehingga, sampai saat ini penduduk Bali mayoritasnya adalah beragama Hindu.

BAB III Penutup

Terima kasih sebelum dan sesudahnya kepada pihak-pihak yang telah ikut membantu memberikan informasi dan keterangan sehingga laporan ini dapat terselesaikan. Terutama kepada Ibu Kiswati selaku pembimbing mata pelajaran PKWN yang memberikan tugas ini sehingga saya dapat menambah ilmu pengetahuan saya melalui tugas study tour ini.
Demikanlah penjelasan-penjelasan yang telah kami dapatkan sewaktu kami melakukan study tour ke Bali, walaupun waktunya sangat terbatas namun kami memnerikan penjelasan tentang kebudayaan di Bali dengan semaksimal adanya. Mungkin karena faktor waktu juga yang sangat terbatas sehingga kami menyadari laporan pembuatan laporan ini jauh dari kata sempurna. Namun harapan kami yang utama yaitu agar laporan ini dapat berguna bagi siapa saja yang membacanya serta dapat menambah ilmu pengetahuan tentang kebudayaan masyarakat di Bali. Kurang lebihnya kami atas nama penyusun mohon maaf. TERIMA KASIH

[caption id="attachment_315575" align="alignnone" width="307" caption="jjkk"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun