Kelebihan
Film ini cocok ditonton oleh segala kalangan terutama pada anak remaja yang sedang masa pubertas untuk mengendalikan emosi, baik keluarga, remaja, dewasa dapat bernostalgia saat remaja, penggemar boyband, kakek nenek, semua kalangan. Film ini juga memberikan kesan berbeda diliat dari editing yang memuaskan dan dibuat apik, serta disesuaikan dengan perkembangan zaman. Terdapat tampilan animasi yang lucu dan enak dipandang yang berwarna beragam. Penciptaan suasana seperti kisah nyata yang ditulis kemudian difilmkan. Banyak nilai-nilai moral yang di dapat dari berbagai segi misalnya bagaimana mengendalikan emosi dalam diri dan juga cara menghormati orang tua dalam berkata jujur. Bahasa yang digunakan bahasa Inggris, hal ini membuat penonton Indonesia sambil belajar bahasa Inggris. Dalam penggunaan musiknya juga seru dan memberikan efek semangat bagi penontonnya. Film ini memberikan gambaran bagaimana anak remaja sedang mengalami masa pubertasnya. Memberikan pemahaman pada penonton terkait arti pubertas dan juga cara menangani pubertas itu terutama orangtua.
Kekurangan
Ada kekurangan dalam film ini yang membuat penonton agak kecewa karena filmnya tidak memiliki nuansa kehangatan yang lebih dalam ataupun dalam ingatan mudah hilang. Kurangnya penjelasan mengenai wadah emosi yang ada pada diri manusia, hanya cara menahan emosi saja. Film ini memberikan contoh bahwa kebudayaan dapat dipatahkan, kurang baik dengan menyalahi aturan yang telah ada. Sulitnya memahami alur cerita dalam filmnya karena alur maju dan mundur.
Film Turning Red ini merupakan kisah anak remaja Perempuan yang sedang mengalami masa pubertas, yang diperankan oleh Meilin Lee berusia 13 tahun. Anaknya aktif dalam menguasai berbagai Pelajaran di sekolah dan menguasai berbagai keterampilan baik seni, olahraga, dan sebagainya. Memiliki orang tua, ibuny memiliki kutukan turun temurun pada anak menjadi panda merah ketika emosi meningkat. Hal ini diperlukan ritual untuk mengeluarkannya pada bulan merah datang. Dalam film ini juga diperlihatkan bahwa anak remaja ini fans pada boyband dan sahabatnya juga memberikan dukungan terhadap keputusan Meilin ini. Ada berbagai masalah muncul silih berganti, meningkatkan emosi naik lalu berubah menjadi panda merah.
Film ini memberikan berbagai pesan moral yang mendalam bagi penontonnya. Misalnya dalam hidup ada banyak tantangan dan masalah, membantu orangtua salah satu menghormatinya, untuk tetap berdoa dalam mengawali kesehariannya dan diawali dengan bahagia, memberikan contoh pada orangtua untuk memahami keadaan anak dan menjadi penyemangat bagi anak, menahan emosi yang ada dalam diri dengan cara bersabar, persahabatan yang kuat, dalam kehidupan akan baik-baik saja jika dilakukan dengan kontrol emosi, memberikan kepercayaan pada orang lain akan mempengaruhi emosi seseorang pada kita.
Selain itu, menghargai sisi kepribadian orang lain dan diri sendiri yang patut disyukuri dan dipertahankan, bekerjasama dapat mempermudah dan meringankan masalah yang ada, Kepedulian terhadap sesama, menjadi diri sendiri merupakn kunci untuk menahan emosi yang bergejolak, bersyukur atas kehidupan yang diberikan Tuhan, waktu tidak dapat kembali, walaupun kembali tidak akan persis seperti sebelumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H