Mohon tunggu...
Yullianty Indah P S
Yullianty Indah P S Mohon Tunggu... Lainnya - Just an ordinary girl.

Terima kasih yang sudah mampir dan membaca, silahkan tinggalkan komentar yang dapat membangun tulisan ini agar lebih baik... hatur nuhun~

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Meningkatnya "Manusia Silver" Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Kota Cilegon

10 Januari 2025   08:46 Diperbarui: 10 Januari 2025   08:45 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Yullianty Indah Permata Sari

2290180023@untirta.ac.id

Prodi Pendidikan Sosiologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Abstrak

            Covid- 19 muncul di Indonesia pada Bulan Maret Tahun 2020 yang hingga saat ini masih mewabah di wilayah Indonesia dan di Negara lainnya. Pandemi Covid-19 ini memberikan dampak yang sangat signifikan pada aspek kehidupan terutama dalam bidang  Perekonomian. Berbagai macam cara masyarakat untuk menyambung hidup, yakni salah satunya dengan menjadi Manusia Silver di Jalanan. Pada Masa Pandemi Covid-19 Manusia Silver mengalami peningkatan yang bisa kita liat di sekitaran Lampu Merah Kota Cilegon. Saat lampu lalu lintas berubah menjadi Merah, di saat itulah mereka beraksi yakni dengan menjadi patung di tengah jalan tepatnya didepan kendaraan yang sedang berhenti karena lampu merah. Saat sudah selesai menjadi patung mereka akan menghampiri satu persatu kendaraan dengan harapan ada yang memberinya uang dengan ikhlas. Di sebut Manusia Silver karena mereka mengecat dirinya dengan cat berwarna silver yakni agar mirip persis dengan patung yang sebenarnya. Kehadiran Manusia Silver menyebabkan  kekumuhan di Kota Cilegon. Dampak Manusia Silver pada masyarakat tidak terlalu signifikan karena mereka tidak mengganggu masyarakat sekitarnya. Pada Penelitian ini menggunakan Metode Penelitian kualitatif dengan sifat deskriptif. Hasil penelitian ini harapannya dapat mendeskripsikan bagaimana meningkatnya Manusia Silver dan menjelaskan faktor -- faktor apa saja yang dapat meningkatkan Manusia Silver di Masa Pandemi Covid-19 Di Kota Cilegon.

Kata Kunci : Covid-19, Manusia Silver dan Kota Cilegon.

PENDAHULUAN    

            Negara Indonesia beserta negara lainnya sedang menghadapi wabah pandemi Covid-19 atau Corona Virus Disease-2019 yang sampai saat ini masih mewabah. Indonesia pertama kali mengkonfirmasi adanya kasus Covid-19 ini pada awal Bulan Maret tahun 2020 yaitu 2 orang perempuan yang berumur 31 tahun dan 64 tahun. Virus Corona ini muncul pertama kali di Negara China lebih tepatnya di Provinsi Wuhan. Munculnya Covid-19 di Indonesia sangat meresahkan masyarakat sekitar, yang pada awalnya mengira covid-19 tidak akan masuk ke Indonesia, tetapi pada awal Maret 2020 itu Pemerintah menginformasikan bahwa adanya kasus positif yakni dua orang terpapar covid-19 di daerah Depok dan terus menyebar ke beberapa wilayah di Indonesia.

            Dampak dari Covid-19 ini mencakup semua aspek kehidupan, baik aspek politik, ekonomi, sosial, budaya dan lainnya. Dampak yang sangat berpengaruh adalah dalam bidang perekonomian. Kita tau bahwa virus ini menular dengan saling komunikasi dengan orang yang terpapar Covid-19. Maka dari itu pencegahan penularannya dengan menjaga jarak, menjaga kebersihan dan memakai masker. Maka kegiatan atau aktifitas yang biasa dilakukan masyarakat seperti sekolah, bekerja dikantor, dan lainnya harus kerja di rumah atau Work From Home. Sehingga sangat berpengaruh sekali kepada pekerja karyawan atau buruh yang bukan pekerja tetap, bahkan yang tetap pun bisa terancam terkena PHK. Maka sebagian masyarakat Indonesia sangat terpuruk dalam perekonomian di masa pandemi Covid-19 ini. Mereka semakin kesulitan dalam menyambung hidupnya karena sulitnya mencari nafkah di masa pandemi Covid-19 ini.

            Masyarakat tidak menyerah begitu saja, mereka terus berusaha mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari -- hari. Sulitnya mencari pekerjaan di masa pandemi ini menyebabkan masyarakat untuk terus berusaha mencari nafkah dengan melakukan hal apapun. Salah satunya ialah masyarakat yang mencari nafkah dengan menjadi Manusia Silver atau "Silver Man". Manusia Silver bisa kita jumpai disekitaran jalanan dan sekitar lampu merah diperkotaan. Mereka memiliki ciri khas yaitu dengan tampilan sekujur tubuhnya dipenuhi cat berwarna silver. Sehingga itulah mengapa mereka disebut dengan Manusia Silver. Aksi yang mereka lakukan biasanya menjadi patung. Setelah beberapa menit menjadi patung mereka akan menadahkan tempat ke orang -- orang yang ingin memberikan uang seikhlasnya. Manusia Silver melakukan hal tersebut bukan tanpa sebab, tapi untuk menyambung hidup agar bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

            Di Kota Cilegon hampir disetiap lampu merah kita bisa melihat kehadiran dari manusia silver yang biasanya jumlah mereka lebih dari 1 orang. Mulai dari anak -- anak sampai orang dewasa. Semenjak pandemi covid-19 ini saya merasa jumlah mereka terus meningkat yang hampir disetiap lampu merah saya jumpai. Jumlah mereka pun lebih dari 1 orang karena bergantian antara satu dengan lainnya. Mereka seperti sebuah keluarga atau pun komunitas, sehingga mereka bekerja sama dalam melakukan aksinya. Ancaman iritasi kulit bisa saja terjadi kepada mereka, karena hampir seharian sekujur tubuh mereka dibaluti oleh cat silver. Manusia Silver sebenarnya sama dengan pengamen dan anak jalanan, karena mereka sama -- sama mencari nafkah di jalanan, hanya yang membedakan manusia silver dapat dilihat dari tubuhnya yang dari atas sampai bawah dilumuri cat berwarna silver. Sehingga inilah yang membuat saya ingin melakukan penelitian dengan narasumber Manusia Silver di Kota Cilegon Pada Masa Pandemi Covid-19 ini.

METODE PENELITIAN

            Pada Jurnal ini menggunakan metode kualitatif dengan sifat deskripsif. Sebagaimana ditunjukkan oleh namanya, penelitian ini bertujuan memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih. Biasanya, penelitian deskriptif seperti ini menggunakan metode survei (Atherton dan Klemmack, 1982).

            Dalam penelitian ini akan melakukan teknik observasi dan wawancara pada informan penelitian ini. Wawancara dilakukan secara langsung kepada informan penelitian ini yaitu Manusia Silver di Kota Cilegon, yang dilakukan dari 1 Mei 2021 sampai dengan 1 Juni 2021.

HASIL DAN PEMBAHASAN

            Manusia Silver di Kota Cilegon pada masa pandemi Covid-19 ini mengalami peningkatan, dapat dilihat secara langsung disetiap lampu merah di Kota Cilegon banyaknya Manusia Silver yang berada disana. Berdasarkan observasi yang saya lakukan, menemukan bahwa terjadinya peningkatan manusia silver ini karena disebabkan oleh berbagai macam faktor. Manusia Silver yang saya temukan berbagai macam umurnya, dari remaja sampai dewasa. Ada yang menjadikan perannya sebagai Manusia Silver ini sebagai sumber nafkah dan ada yang sekedar untuk mengisi waktu luang. Jika dipresentasekan, sebelum pandemi sekitar 40% Manusia Silver dan selama pandemi covid-19 ini bertambah menjadi 70% Manusia Silver di Kota Cilegon.

            Manusia Silver menggunakan komunikasi nonverbal dengan gaya kedua tangan di depan yang menyerupai Patung sedang berjalan, mereka meminta sumbangan. Kemudian Manusia Silver itu menghampiri menyodorkan kardus, dan pengendara memasukan uang tanpa ragu-ragu. Dari receh hingga uang kertas, masuk kedalam kardus tersebut. Tak sungkan para Manusia Silver itu pun tersenyum sambil menunduk tanda mengucapkan terima kasih kepada pengendara. Komunikasi nonverbal biasanya merupakan kumpulan isyarat, gerak tubuh, intonasi suara, sikap dan sebagainya, yang memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi tanpa kata-kata (Boove dan Thill, 2003:4).

            Manusia Silver sudah menunjukkan bahwa mereka seperti sebuah patung, sehingga komunikasi yang dilakukan pun tidak banyak, biasanya hanya sebuah gerakan tubuh dan ucapan terima kasih kepada para pengendara dan masyarakat yang telah memberikannya uang.

Berdasarkan pengamatan dan observasi yang saya lakukan, saya menemukan berbagai macam faktor orang menjadi Manusia Silver, yaitu sebagai berikut.

1. Faktor Kebutuhan Ekonomi

Pada masa pandemi ini, salah satu aspek kehidupan yang sangat berpengaruh adalah aspek bidang ekonomi. Semakin banyaknya kebutuhan yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan minimnya pemasukan karena di masa pandemi ini, sehingga menyebabkan sebagian orang berpikir untuk menjadi Manusia Silver untuk menambah pemasukan keluarganya. Semakin banyak kebutuhan yang harus terpenuhi terutama kebutuhan pokok, begitu pun semakin harus bertambah pula pemasukannya. Manusia Silver yang saya teliti ini memanglah tidak memiliki pekerjaan, sehingga menjadi Manusia Silver adalah sebuah alternatif ketika tidak memiliki pekerjaan yang tetap.

2. Sulitnya Mencari Pekerjaan

Saat ini, mencari pekerjaan sangatlah sulit. Bukan hanya soal tingkat pendidikan yang tinggi, tapi harus memiliki skill/kemampuan yang mumpuni juga. Manusia Silver yang saya wawancarai ini lulus pendidikan sampai SMP (Sekolah Menengah Pertama) saja. Sehingga sulitlah mereka mencari pekerjaan yang layak, menjadi Manusia Silver adalah sebuah pilihan yang mereka pikir baik untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

3. Alternatif Mencari Pekerjaan Baru

Dalam mencari pekerjaan saat ini terlebih di masa pandemi ini sangatllah sulit. Sehingga menjadi Manusia Silver adalah alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan dalam hidup. Manusia Silver sama halnya seperti Pengamen dan Anak Jalanan. Yang membedakan Manusia Silver dilumuri cat berwarna silver di sekujur tubuhnya.

 Salah satu Manusia Silver yang saya wawancarai adalah Pak Yadi. Beliau Asli orang Cilegon yang tinggal didekat Stasiun Kereta Api. Beliau sudah menjadi Manusia Silver dari tahun 2019, sulitnya mencari pekerjaan yang layak sehingga menyebabkan Pak Yadi memilih Manusia Silver sebagai mata pencaharian yang saat ini ia jalani. Mulai dari jam 09.00 WIB pagi dan selesai pukul 22.00 WIB baru bisa pulang ke rumahnya.

Dampak dari penggunaan cat silver ini bisa iritasi pada kulit. Tetapi Manusia Silver yang saya  wawancara di Kota Cilegon ini belum ada yang sampai iritasi, karena mereka menjelaskan juga bahwa bahan yang mereka gunakan itu aman seperti cat pakaian berwarna silver dan bedak. Sehingga aman dipakai berjam -- jam.

Jadi, peningkatan manusia silver di Kota Cilegon ini tentu mengalami peningkatan. Karena banyaknya orang yang  kesulitan mencari pekerjaan yang layak, sehingga menjadi manusia silver adalah sebuah pilihan yang dapat dilakukan saat ini. Kita dapat melihat langsung Manusia Silver di sekitaran Lampu Merah di Cilegon dan di sekitaran Jalan di Cilegon.

KESIMPULAN

Manusia Silver adalah mereka yang mencat sekujur tubuhnya dengan cat silver, sehingga mereka disebut dengan Manusia Silver. Di Kota Cilegon mudah sekali kita menjumpai Manusia Silver yaitu di sekitaran Lampu Merah dan Jalanan di Kota Cilegon. Para Manusia Silver yang saya wawancara adalah mereka yang sulit mendapatkan pekerjaan yang layak dan tetap. Dan karena keterbatasan pendidikan sehingga sulit mencari pekerjaan terlebih di masa pandemi covid-19 ini.

Manusia Silver di Kota Cilegon mengalami peningkatan, terlihat perbedaan yang cukup menonjol sebelum pandemi dan sesudah pandemi covid-19. Peningkatan ini terjadi karena semakin banyaknya orang yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di masa pandemi ini, sedangkan mencari pekerjaan sangatlah sulit. Jadi Manusia Silver adalah alternatif yang dirasa baik untuk saat ini.

DAFTAR PUSTAKA

Soehartono, Irawan. 2015. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT REMAJA        ROSDAKARYA.

Nurhayati, Eva. (2014). Makna Manusia Silver Bagi Silver Peduli. UNPAD Repository.             https://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/year/2019/docId/130938.

Ihsanuddin. (2020). Kisah Manusia Silver Bertahan di Tengah Pandemi: Kulit Iritasi, Sempat      Terpikir Jadi Pencuri. Kompas.com.   https://megapolitan.kompas.com/read/2020/11/17/07014181/kisah-manusia-silver-  bertahan-di-tengah-pandemi-kulit-iritasi-sempat?page=all

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun