Mohon tunggu...
widyawatiyuli10@gmail.com
widyawatiyuli10@gmail.com Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

baca buku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

determin ( faktor yang mempengaruhi) perkembangan social emosional

22 Januari 2025   22:59 Diperbarui: 22 Januari 2025   22:59 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Determin(faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial emosional

Perkembangan sosial emosional dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi. Berikut adalah beberapa determinan utama yang mempengaruhi perkembangan tersebut:

1. Faktor Keluarga

   Keluarga adalah lingkungan pertama tempat anak belajar tentang hubungan sosial dan emosi. Pola asuh, hubungan antara orang tua, dan komunikasi di dalam keluarga sangat berperan dalam perkembangan sosial emosional anak. Pengasuhan yang penuh perhatian dan suportif cenderung mendukung perkembangan emosional yang sehat.

2. Lingkungan Sosial  

   Interaksi dengan teman sebaya, guru, dan anggota komunitas lainnya juga berperan penting. Pengalaman sosial yang positif di sekolah atau lingkungan masyarakat dapat meningkatkan keterampilan sosial dan empati, sementara pengalaman negatif seperti bullying dapat memengaruhi perkembangan emosional secara negatif.

3. Budaya dan Nilai Sosial

   Budaya dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat membentuk cara individu mengelola emosi dan berinteraksi dengan orang lain. Dalam beberapa budaya, ekspresi emosi mungkin lebih dihargai, sementara dalam budaya lain, pengendalian diri lebih ditekankan. Nilai sosial ini mempengaruhi cara anak atau individu mengembangkan keterampilan sosial dan emosional.

4. Faktor Kognitif  

   Kemampuan kognitif, seperti perkembangan pemikiran abstrak dan pengambilan keputusan, berhubungan erat dengan pengelolaan emosi dan kemampuan sosial. Individu yang memiliki perkembangan kognitif yang baik cenderung lebih mampu memahami emosi mereka dan orang lain, serta membuat keputusan yang lebih baik dalam interaksi sosial.

5. Kesehatan Mental  

   Kondisi kesehatan mental individu, seperti kecemasan, depresi, atau gangguan lainnya, dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengelola emosi atau berinteraksi secara sosial. Dukungan psikologis yang tepat sangat penting untuk perkembangan sosial emosional yang sehat.

6. Peran Pendidikan

   Pendidikan formal dan non formal memainkan peran besar dalam perkembangan sosial emosional. Sekolah yang menawarkan program-program pengembangan sosial emosional (seperti program SEL---Social and Emotional Learning) dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan untuk mengenali, mengelola, dan mengungkapkan emosi mereka dengan cara yang sehat.

7. Pengalaman Pribadi  

   Pengalaman hidup, seperti trauma, kehilangan, atau pencapaian penting, juga memengaruhi perkembangan sosial emosional. Pengalaman positif dapat memperkuat rasa percaya diri dan empati, sementara pengalaman negatif dapat menciptakan hambatan dalam perkembangan emosional yang sehat.

8. Faktor Biologis dan Genetik  

   Faktor-faktor biologis, seperti temperamen atau predisposisi genetik terhadap kondisi tertentu (misalnya, kecenderungan untuk merasa cemas atau mudah marah), turut mempengaruhi cara individu mengelola emosi dan berinteraksi dengan orang lain.

Semua faktor ini berkontribusi pada bagaimana individu mengembangkan keterampilan sosial emosional yang mendasari kemampuan mereka untuk berfungsi dalam berbagai situasi sosial dan emosional sepanjang hidup.

Emosional Hakikat pendidikan adalah proses atau upaya yang bertujuan untuk membentuk, mengembangkan, dan memperluas pengetahuan, keterampilan, sikap, serta nilai-nilai individu. Pendidikan melibatkan interaksi antara  peserta didik (siswa) dengan guru atau  fasilitator pembelajaran (Djamaluddin  &  Wardana, 2019).

 Pendidikan berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan  informasi dan pengetahuan kepada  peserta didik. Melalui  proses ini, mereka dapat mempelajari konsep-konsep baru dan mendapatkan pemahaman  yang  lebih  baik  tentang dunia  di sekitar mereka.

 Pendidikan juga bertujuan untuk mengembangkan  keterampilan praktis pada peserta didik agar mereka dapat menerapkannya dalam  kehidupan  sehari-hari ataupun  karir  di masa depan. Ini termasuk keterampilan akademik seperti  membaca,  menulis,  dan berhitung serta keterampilan sosial-emosional seperti kerjasama tim dan komunikasi efektif. 

Selain pengetahuan dan keterampilan,tujuannya juga mencakup pengembangan  sikap positif pada diri siswa. Seperti kesadaran akan pentingnya toleransi, menghargai perbedaan,    dorongan motivasi diri, solidaritas, saling tolong menolong,dll. Pentingnya pembinaan karakter bagi  anak usia dini hingga remaja merupakan bagian dari tujuan tersebut. Pendidikan anak usia dini  adalah  suatu bentuk  pendidikan yang bertujuan  untuk meletakkan dasar pertumbuhan dan perkembangan  fisik  (koordinasi  motorik  halus dan  kasar), kecerdasan  (daya  pikir,  kreativitas, kecerdasan    emosional,  kecerdasan  mental), emosional (sikap,  perilaku  dan  agama), bahasa  dan  komunikasi, tergantung  pada keunikan dan   tahapan perkembangan selama masa kanak-kanak.

Masalah perkembangan social-emosional pada anak usia dini bisa beragam dan memerlukan perhatian khusus. Beberapa masalah yang  mungkin timbul adalah kesulitan dalam mengatur  emosi. Anak usia dini masih belajar untuk mengenali, mengungkapkan, dan mengatur emosi mereka dengan tepat. Mereka mungkin  kesulitan dalam mengekspresikan keinginan atau frustrasi secara verbal, sehingga sering menggunakan perilaku impulsif atau tantrum.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun