Siang itu saya jarang sekali jumpai, tapi saya berpikir mungkin mereka sedang ke kebun. Foto-foto, abadikan moment lalu beranjak lagi ke salah satu gunung yg akan menjadi tempat memandang Inerie. Yang namanya melihat gunung, jalannya pasti nanjak, eh udah nanjak berkelok pula, tapi tak pusing kok ‘pala abang. Ini hobi abang, mytripmyadvnture kata orang gitu... taraa.... di gunung yg saya lupa namanya, dari sini saya bisa melihat dengan jelas kemegahan Inerie. Bentuk piramid alam yg indah.
Dari kaki gunung hingga puncak gunung saya memandang tanpa sedikit awanpun menghalangi, kata teman saya, beruntung sekali kamu sudah jauh-jauh ke sini dan bisa melihat Inerie tanpa terhalang awan. Dalam hati “rezeki anak soleh toh”. Jepret..jepret sampai rasa cukup, kembali dan melanjutkan perjalanan siang ini ke Pemandian Air Panas Soa. Panas-panas mandi air panas? Iya.... biar cepat putih...hehe. terlepas dari persoalan bisa putih dan tidaknya, air panas ini salah satu ikon wisata bajawa.
Airnya mengandung belerang dimana secara kimia lambang unsur belerang adalah S (sulfur) dengan massa atom relatif 32 dan nomor atomnya 16, konfigurasinya adalah ..... gak penting sama sekali ditulis hehehe, panasnya saya lupa ukur karena tak bawa barometer, upss salah maksudnya termometer. Tapi panasnya cukup untuk membuat segelas kopi, airnya jernih, ga kalahlah sama produk air mineral jernihnya yah. Byurrr,,, gw mandi... tapi tak lama, takut kulit sensitif saya iritasi.. ah mulai lebai... Tidak terasa sudah jam 4 sore, saya harus balik ke Ende, tak lupa mampir pasar tradisional beli 2 gelas takaran Kopi Bajawa yang siap diseduh.. oh iya, baru ingat belom ke kemah Tabor.. tenang saja, lokasinya ada di jalan pulang Bajawa-Ende, bisa kok mampir sebentar, check in bentar, foto-foto di bangunan tua peninggalan Eropa, sekeliling tumbuh pohon-pohon hijau, rumput-rumput yang tertata rapi.. untuk prewed rekomended deh. Amin, moga si doi mau diajak ke sini.
Btw, tentang Bajawa saya cukupkan sampai di sini. Intinya, jangan mau tinggal di rumah aja, duduk manja, naikin kaki ke kursi, naruh badan di kasur, Flores terlalu sayang kalo tidak dijelajahi. Tanah ini indah, tanah ini eksotik, senyumnya tersebar di sepanjang jalan... ini baru sebagian kecil perjalanan saya di pulau yang dikenal dengan sebutan NUSA BUNGA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H