Mohon tunggu...
Yulius Solakhomi Wau
Yulius Solakhomi Wau Mohon Tunggu... Guru - Gratias Deo

Catholic Religion Teacher and Pastoral Ministry Agent

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hubungan Awam dan Hierarki

25 Oktober 2021   20:27 Diperbarui: 25 Oktober 2021   20:34 14781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama Uskup Sibolga, Mgr. Fransiskus Tuaman Sasfo Sinaga (Foto: Dokumen Pribadi)

Berbeda, tapi tidak terpisahkan. Begitulah cara saya menggambarkan hubungan antara awam dan hierarki dalam Gereja Katolik. Awam dan hierarki memiliki tugas dan fungsi yang berbeda. Tetapi awam dan hierarki memiliki martabat yang sama. Walaupun hierarki memperoleh keistimewaan dengan panggilan sebagai "rohaniwan" serta menjadi gembala kawanan Gereja, tidak berarti bahwa mereka lebih tinggi dari awam. Demikian sebaliknya awam tidak boleh dipandang rendah dalam Gereja, sebab faktanya peran awam juga tidak bisa diabaikan.

Gereja Katolik mengajarkan bahwa semua anggota Gereja adalah sama. Demikianlah dikatakan dalam dokumen Lumen Gentium artikel 32:

Samalah martabat para anggota karena kelahiran mereka kembali dalam Kristus; satu keselamatan, satu harapan, dan tak terbagilah cinta kasih.

Gereja mengajarkan bahwa dengan baptisan yang sama, semua anggota Gereja menjadi satu. Semua umat Allah yang terpilih hanya satu Tuhan, satu iman dan satu baptisan (Efesus 4:5).

Kaum awam dan hierarki memiliki jalan panggilan yang berbeda dan khas. Awam dipanggil untuk hidup dalam keluarga dan menjadi poenggarap-penggarap dalam "kebun anggur Tuhan" yakni dunia. Sedangkan Hierarki dipanggil dalam kehidupan rohani yang mendalam, tidak berkeluarga dan menjadi imam yang menguduskan dan melayani segenap anggota Gereja. Kendati tidak menempuh jalan yang sama, namun semua dipanggil dalam kesucian, dan menerima iman yang sama dalam kebenaran Allah. Hal ini dengan jelas ditulis oleh Santo Petrus dalam 2 Petrus 1:1 sebagai berikut:

Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus, kepada mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman oleh karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.

Dalam pengantar suratnya tersebut, Petrus yang adalah rasul (sekarang disebut hierarki) mengakui kesamaan kaum awan dengan mereka, yakni kesamaan dalam iman. Jadi meskipun ada yang dipanggil menjadi gembala, dan ada yang dipanggil menjadi awam semuanya sederajat martabat dan sederajat dalam panggilan dalam membangun Tubuh Mistik Kristus. Perbedaan itu ada karena kehendak Tuhan untuk saling melengkapi dan melayani.

Peranan awam dalam Gereja sering diberi istilah sebagai "Kerasulan Awam". Jadi di sini awam juga dipanggil untuk terlibat dalam karya kerasulan. Kerasulan dibagi menjadi dua yakni kerasulan internal dan kerasulan eksternal. Kerasulan internal berarti kerasulan di dalam Gereja, yakni membangun jemaat. Kerasulan jenis ini lebih banyak melibatkan kaum hierarki walaupun kaum awam juga dituntut untuk mengambil bagian di dalamnya. Sedangkan kerasulan eksternal berarti kerasulan dalam tatanan dunia. 

Kerasulan ini adalah kerasulan yang dilaksanakan di luar Gereja, yakni dalam tatanan dunia. Kaum awam lebih dominan dalam kerasulan ini, dengan berbagai profesi yang mereka emban, misalnya sebagai pendidik, politikus, pengusaha dan sebagainya. Namun harus diingat bahwa semua jenis kerasulan Gereja haruslah bermuara dalam dunia. Maksudnya adalah bahwa kita, semua anggota Gereja dipanggil untuk membangun Kerajaan Allah dalam dunia lewat profesinya masing-masing.

Setiap komponen Gereja memiliki fungsi yang khas. Hierarki bertugas memimpin, melayani dan mempersatukan umat Allah. Awam dipanggil untuk bertugas merasul dalam tata dunia. Kaum awam menjadi rasul keluarga-keluarga dan dalam masyarakat. Jika semua komponen menjalankan fungsinya dengan baik maka akan ada kerja sama yang baik. 

Jadi jelaslah bahwa kaum awam dan hierarki tidak boleh dibedakan. Kedua komponen Gereja ini memiliki fungsi yang saling melengkapi. Keberadaan hierarki tidak berarti tanpa kaum awam. Gereja juga tidak bisa berdiri hanya dengan kaum awam saja. Awam dan hierarki bersama-sama membangun Tubuh Kristus, yaitu Gereja.

Artikel terkait mengenai awam dan hierarki dapat juga dibaca dalam https://www.kompasiana.com/yulius88910/615bda72c44f92117b606374/mengenal-hierarki-dalam-gereja-katolik?page=all#section1 dan https://www.kompasiana.com/yulius88910/6163c75e259d5c20984d7592/mengenal-kaum-awam-dalam-gereja-katolik?page=all#section1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun