Mohon tunggu...
Yulius Solakhomi Wau
Yulius Solakhomi Wau Mohon Tunggu... Guru - Gratias Deo

Catholic Religion Teacher and Pastoral Ministry Agent

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Doa [yang] Katolik

25 Oktober 2021   07:10 Diperbarui: 25 Oktober 2021   07:14 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir semua agama di dunia ini memiliki kultus doa yang berbeda-beda. Namun pada umumnya semua agama memandang doa sebagai ungkapan atau pernyataan iman kepada Tuhan-nya. 

Demikian juga bagi orang Katolik. Dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus, Santo Paulus Rasul menulis bahwa doa kehidupan orang beriman sebagai ungkapan iman, harapan dan kasih (1 Korintus 13:13).

Orang sering berkata bahwa Tuhan telah mengenal hati kita, termasuk ketika kita hendak berdoa. Tuhan lebih tahu terlebih dahulu tentang apa yang akan kita ungkapkan dan apa yang kita butuhkan. Namun mengapa harus berdoa? 

Karena rahmat itu pun perlu kita minta. Kita perlu berusaha, mengulurkan tangan untuk menerima rahmat itu. Salah satu bentuk uluran tangan itu adalah menengadah lewat doa. 

Doa bukan sekedar meminta rahmat dari Tuhan. Doa adalah wadah bagi kita untuk bertemu dengan Tuhan. Dalam doa kita berkomunikasi secara intens kepada Tuhan. 

Kita mengungkapkan niat, isi hati dan keadaan kita kepada Tuhan. Dalam doa kita bisa mendengar Tuhan yang bersabda melalui bacaan kitab suci dan dalam suara hati kita.

Doa adalah sarana perjumpaan dengan Tuhan. Dalam doa kita bisa bersekutu dengan Dia. Melalui doa kita diberi ruang yang sangat luas untuk berjumpa dengan Tuhan yang telah memberikan anugerah kehidupan kepada kita. 

Perjumpaan itu menanamkan iman dan kepercayaan kita yang mendalam kepada Tuhan sehingga kita pun dapat mendekatkan diri kepada-Nya dan memanggil dia sebagai "Abba" (Bapa). Kedekatan layaknya anak dengan orang tuanya.

Dari sudut pandang teologis, ciri khas doa Katolik adalah berpusat kepada Bapa. Model utamanya adalah doa yang diajarkan oleh Yesus sendiri, yakni doa Bapa Kami. Dalam sudut pandang teologis, diajarkan bahwa dalam doa ada relasi yang hidup dan personal dengan Tuhan. Doa yang bersifat personal ini bukan berarti berpusat pada egoisme pribadi tetapi mengungkapkan sebuah relasi antar pribadi, yakni antara manusia dengan Tuhan.

Karakter doa Katolik adalah anatara ruang dan waktu, dalam bahasa dan ungkapan pengalaman hidup, Bukan Spiritualisme. Artinya apa? Doa itu menjamah seluruh kehidupan kita yang nyata. Semua pengalaman hidup kita harus direfleksikan juga dalam doa.

Doa Katolik adalah ruang dan waktu untuk terus-menerus menyucikan diri. Doa Katolik bukanlah metode untuk memahami makna kehidupan melainkan untuk memeluknya sebagai bagian dari kehidupan.

Ketika kita mendoakan orang lain bukan hanya sebagai ungkapan cinta kita kepada mereka yang kita doakan tetapi kita bersatu kepada mereka sebagai sesama. Ketika kita saling mendoakan kita semakin dipersatukan dalam berbagai pengalaman hidup dan membawanya ke hadapan Tuhan sebagai sebuah persembahan hidup. Marilah kita berdoa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun