Mohon tunggu...
Yulius Solakhomi Wau
Yulius Solakhomi Wau Mohon Tunggu... Guru - Gratias Deo

Catholic Religion Teacher and Pastoral Ministry Agent

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Gelar, Lambang dan Karunia Roh Kudus dalam Gereja

25 Mei 2021   11:46 Diperbarui: 27 Mei 2021   12:02 14401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Roh Kudus (komkepkam.co.id)

Shalom Aleichem...

Para sahabat yang terkasih, dalam perayaan Pentakosta, umat Kristiani merayakan peristiwa turunnya Roh Kudus atas Para Rasul. Roh Kudus yang turun atas para rasul itu datang dengan berbagai rupa atau lambang yang pastinya punya makna masing-masing. Roh Kudus juga mencurahkan berbagai karunia. 

Dalam ulasan ini kita akan mendalami tentang gelar, lambang dan karunia Roh Kudus dalam kehidupan Gereja dalam perspektif Kitab Suci dan ajaran Gereja Katolik. Baca Juga: Mendalami Peristiwa Pentakosta

1. Gelar-gelar Roh Kudus

Gelar Roh Kudus yang sering dikenal adalah Parakletos atau Advocatus. Gelar ini digunakan sesuai dengan peran utama Roh Kudus yang dikatakan oleh Yesus sebelum Ia naik ke surga yaitu penghibur, penolong dan pembimbing. Parakletos diartikan sebagai penolong, tetapi tidak boleh dilupakan bahwa Yesus Kristus adalah penolong yang utama. Yesus sendiri menamakan Roh Kudus sebagai Roh Kebenaran (Yohanes 16:13).

Di samping nama-nama itu, Santo Paulus, Rasul juga menyebut Roh Kudus sebagai "Roh yang dijanjikan" (Galatia 3:14, Efesus 1:13), "Roh yang menjadikan kamu anak Allah" (Roma 8:15, Galatia 4:6), "Roh Kristus" (Roma 8:11), "Roh Tuhan" (2 Korintus 3:17). Sedangkan Santo Petrus, Rasul juga menyebut Roh Kudus sebagai "Roh Kemuliaan" (1 Petrus 4:14).

2. Lambang Roh Kudus

Dalam Gereja Katolik, Roh Kudus dilambangkan dengan air, urapan, api, materai, tangan, dan merpati. Mari kita ulas lambang-lambang itu satu per satu.

Air. Dalam upacara pembaptisan, air adalah lambang tindakan Roh Kudus. Air menjadi lambang sakramental yang membasuh dan menyucikan manusia dari dosa-dosa, menjadi manusia baru. Airadalah lambang kelahiran baru. Air pembabtisan adalah tanda bahwa kelahiran kita untuk kehidupan ilahi yang dianugerahkan kepada kita dalam Roh Kudus. Dalam upacara pembaptisan, kita "dibaptis dalam satu Roh" dan "diberi minum dari satu Roh" (1 Korintus 12:13). Jadi, Roh di dalam pribadi-Nya adalah Roh yang menghidupkan yang mengalir dari Kristus yang disalibkan dan memberi kita kehidupan abadi.

Urapan. Urapan adalah salah satu lambang Roh Kudus, bahkan menjadi istilah yang sinonim dengannya. Dalam inisiasi Kristen, urapan adalah tanda sakramental dalam Sakramen Penguatan. Oleh karena pengurapan itulah upacara sakramen penguatan ini dinamakan "Khrismation" yang berarti pengurapan dengan minyak. Melalui sakramen Krisma (sakramen penguatan), semua orang menerima pengurapan oleh Roh Kudus, sebagai mana Kristus sendiri yang diurapi. 

Api. Api melambangkan daya transformasi perbuatan Roh Kudus. Dalam"lidah-lidah seperti api" Roh Kudus turun atas para Rasul dan memenuhi mereka (Kisah Para Rasul 2:3-4). Dalam tradisi rohani, lambang api ini dikenal sebagai lambang Roh Kudus yang paling berkesan.

Materai. Materai sangat erat kaitannya dengan pengurapan. Materai menandaskan pengurapan Roh Kudus yang tidak bisa terhapuskan dalam Pembaptisan, Krisma dan Tahbisan. 

Tangan. Roh Kudus juga dilambangkan dengan tangan yang melambangkan peletakan tangan sebagai pencurahan berkat dan penyembuhan. Dengan meletakkan tangan di atas kepala orang yang didoakan dan diberkati, Roh Kudus dicurahkan atasnya.

Merpati. Waktu Kristus naik dari air Pembaptisan-Nya, Roh Kudus dalam rupa merpati turun atas-Nya dan berhenti di atas-Nya. Roh turun ke dalam hati mereka yang sudah dimurnikan oleh Pembaptisan dan tinggal di dalamnya. Di beberapa Gereja, Ekaristi Suci disimpan dalam satu bejana logam yang berbentuk merpati [columbarium] dan digantung di atas altar. Merpati dalam ikonografi Kristen sejak dahulu adalah lambang Roh Kudus.

3. Karunia Roh Kudus

Dalam tradisi Gereja Katolik dikenal tujuh karunia Roh Kudus. Karunia-karunia itu adalah karunia takut akan Tuhan, keperkasaan, kesalehan, nasihat, pengenalan, pengertian dan kebijaksanaan.

Karunia Takut akan Tuhan

Takut akan Tuhan adalah takut akan penghukuman Tuhan, takut bahwa dirinya akan terpisah dari Tuhan. Ketakutan pada tahap ini membantu seseorang dalam pertobatan awal. Takut akan penghukuman Tuhan akan berubah menjadi takut menyedihkan hati Tuhan, kalau didasarkan pada kasih. Inilah yang disebut takut karena kasih, seperti anak yang takut menyedihkan hati bapanya. 

Karunia Keperkasaan

Karunia keperkasaan adalah keberanian untuk mengejar dan memperjuangkan yang baik dan tidak takut dalam menghalangi kesulitan-kesulitan yang menghalangi tercapainya kebaikan tersebut. Melalui karunia ini Roh Kudus memberikan kekuatan kepada kita untuk yakin dan percaya akan kekuatan Allah. 

Karunia Kesalehan

Karunia kesalehan adalah karunia Roh Kudus yang membentuk hubungan kita dengan Allah seperti anak dengan bapa; dan pada saat yang bersamaan, membentuk hubungan persaudaraan yang baik dengan sesama. Karunia ini menyempurnakan kebajikan keadilan, yaitu keadilan kepada Allah, yang diwujudkan dengan agama, dan keadilan kepada sesama. Karunia kesalehan memberikan kita kepercayaan kepada Allah yang penuh kasih, sama seperti seorang anak percaya kepada bapanya.

Karunia Nasihat

Karunia Roh Kudus ini adalah karunia untuk mampu memberikan petunjuk jalan yang harus ditempuh seseorang agar dapat memberikan kemuliaan yang lebih besar bagi nama Tuhan. Karunia ini menerangi kebajikan kebijaksanaan, yang dapat memutuskan dengan baik, pada waktu, tempat dan keadaan tertentu.

Karunia Pengenalan

Karunia pengenalan memberikan kemampuan kepada kita untuk menilai ciptaan dengan semestinya dan melihat kaitannya dengan Sang Penciptanya. Semua hal di dunia ini dapat dilihat dengan kaca mata Allah, dan dihargai sebagaimana Allah menghargai masing-masing ciptaan-Nya.

Karunia Pengertian

Karunia pengertian adalah karunia yang memungkinkan kita mengerti kedalaman misteri iman, mengerti apa yang sebenarnya diajarkan oleh Kristus dan misteri iman seperti apakah yang harus kita percayai. Karunia ini memberikan kedalaman pengertian akan Kitab Suci, kehidupan rahmat, pertumbuhan dalam sakramen-sakramen, dan juga kejelasan akan tujuan akhir kita, yaitu Surga.

Karunia Kebijaksanaan

Karunia kebijaksanaan ini memungkinkan seseorang mampu melihat segala sesuatu dari kacamata ilahi. Orang yang memiliki karunia ini dapat menimbang segala sesuatu dengan tepat, mempunyai sudut pandang yang jelas akan kehidupan, melihat segala yang terjadi dalam kehidupan sebagai rahmat Tuhan yang perlu disyukuri, sehingga ia tetap mampu bersukacita sekalipun di dalam penderitaan.

(Penulis adalah guru agama Katolik di SMA Swasta St. Xaverius Gunungsitoli, Sumut)

Reference:

Emanuel Martasudjita, Pokok-pokok Iman Gereja: Pandangan Teologis Syahadat (Yogyakarta: Kanisius)

Komisi Kateketik KWI, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti SMA/SMK Kelas X (Jakarta: Kemendikbud)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun