Renungan Katolik Minggu, 25 April 2021
Minggu Paskah IV
Minggu Panggilan
Bacaan:
Kis 4:8-12
Mzm 118:1,8-9.21-23,26,28-29
1 Yoh 3:1-2
Yoh 10:11-18
“Akulah Gembala yang baik, dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan …” ---Yohanes 10:14
ORANG ISRAEL umumnya beternak domba. Dan para gembala-lah yang bertanggung jawab penuh atas ratusan domba. Wajar timbullah relasi akrab dan unik antara gembala dan domba.
Dedikasi seorang gembala kepada domba-dombanya menjadi sumber inspirasi bagi penulis Kitab Suci bila berbicara tentang Allah sebagai ‘gembala’. Dedikasi Allah kepada umat Israel seperti dedikasinya seorang gembala.
“Tuhanlah adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. … Sekalipun aku berjalan lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya” (Mzm 23:1.4)
Para petinggi agama di Israel dalam hidup ini mengambil posisi Allah. Mereka dianggap sebagai ‘gembala-gembala’. Tetapi sayangnya, dalam berjalannya waktu, kepemimpinan para alim ulama Yahudi itu semakin merosot. Dengan keadaan seperti itulah, atas nama Allah, Yeheskiel angkat bicara:
“Celakalah gembala-gembala Israel, yang menggembalakan dirinya sendiri. Bukankah domba-domba yang seharusnya digembalakan oleh gembala itu ? Kamu menikmati susu dan bulunya. Yang gemuk kamu sembelih, tetapi domba-dombaku tidak kamu gembalakan. Yang lemah tidak kamu kuatkan dan yang luka tidak kamu balut,… Dengarkanlah firman Tuhan: ‘Aku akan menuntut kembali domba-domba-Ku…Aku menghentikan mereka menggembalakan domba-domba-Ku’ “ (Yeh 34:2-4,9-10).
Dengan latar belakang itu kita membaca Injil hari ini. Yesus bersabda: “Akulah Gembala yang baik, yang memberikan nyawanya bagi domba-domba”. Sabda-Nya merupakan penggenapan apa yang dikatakan Yeheskiel. Daud, juga gembala, begitu memperhatikan domba-domba yang lemah mengobati yang sakit, mencari yang tersesat.
Dan Yesus, sang Gembala Agung, berbuat lebih dari itu. Ia bangkit dari mati dan berbagi kemuliaan kebangkitan dengan domba-Nya. Dan Petrus meneruskan penggembalaan itu sebagaimana dalam bacaan pertama, ia menyembuh si lumpuh dalam Nama Yesus. Ia mengundang orang-orang untuk beriman kepada Yesus agar disembuhkan baik penyakit jasmani maupun rohani. Dengan beriman kepada Yesus, kita dijadikan anak-anak Allah, seperti tutur Yohanes dalam bacaan kedua.