Mohon tunggu...
Yulita Suryati
Yulita Suryati Mohon Tunggu... Guru - SMA Negerti 1 Padalarang

Menulis, melahirkan pikiran dan perasaan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Diamku adalah Doa

25 Oktober 2022   09:06 Diperbarui: 1 November 2022   08:24 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam hening ku bertanya

Jika hijau maumu, mengapa kau ambil biru?

Kau terdiam aku pun membisu

Ada isyarat kau tangkap

Banyak kata kau baca

Kau tetap tak bergeming

Dalam yakinmu yang selalu luluhkanku

Kau selalu membisu

Dan aku semakin terdiam

Namun

Sekeping kasih ku bekali dirimu

Sebongkah harap ku titipkan padamu

Seuntai doa iringi langkahmu

Semoga

Senantiasa

Allah genggam tangan kecilmu

Agar kau tak hilang arah menuju jannah-Nya

Semoga Allah kan angkat derajatmu

Hingga penghujung usiamu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun