Mohon tunggu...
Yulita Nadaa H
Yulita Nadaa H Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN

Hello everyone...demikian tulisan dari saya semoga bermanfaat >3

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Nostalgia Masa Kecil saat Ramadhan

2 April 2023   09:29 Diperbarui: 2 April 2023   09:49 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat masih kanak-kanak, bulan puasa merupakan hal yang paling dinanti-nantikan meskipun agak sedikit tebebani karena harus menahan lapar setengah hari atau bahkan seharian hingga tiba waktu berbuka. Begitu terbayang kehebohan saat berbuka puasa dengan segala jenis makanan, ramainya orang-orang shalat tarawih berjama'ah di surau dan masjid, antusias untuk makan saat sahur walaupun mata ngantuk tak tertahankan, serta menunggu dan menghitung hari menuju hari kemenangan. 

Bagi saya, belajar berpuasa saat masih kanak-kanak merupakan pengalaman spiritual yang tak terlupakan. Belajar bangun lebih awal, menahan kantuk dan malas, belajar sabar untuk menahan hawa nafsu makan minum hingga tiba waktu berbuka, belajar untuk tetap beraktifitas meski badan lemas, belajar untuk senantiasa meningkatkan aktifitas ibadah seperti sholat dan mengaji, dan banyak hal lainnya yang dapat dijadikan pelajaran.

Teringat ku pada satu waktu saat bulan puasa, dimana aku dan temanku begitu menanti-nanti azan maghrib, padahal saat itu waktu masih menunjukkan pukul 14.00 WIB. Waktu terasa begitu lama, akhirnya kita menghabiskan waktu dengan bermain canting yang berisi lelehan malam dan menuangkannya di kain putih. 

Yap...kami tengah belajar membatik. Sembari menyanting kami pun bercanda tertawa lepas tanpa beban, tapi karena terlalu asik bercanda, sampai-sampai tangan temanku tanpa sadar menyinggung tanganku yang sedang membawa canting berisi malam panas, maka seketika itu lelehan malam panas tersebut mengenai  muka dan tanganku. Kami berdua begitu panik, aku pun kepanasan dan segera mencari air untuk meredakan panas di kulit.

Tak lama setelah kejadian itu, suara azan menunjukkan waktu asar mulai terdengar. Seperti hari biasanya, setelah asar ada tadarus bersama di Masjid terdekat. Kami pun masih panik karena ternyata luka akibat lelehan malam tersebut terlihat jelas di wajahku. Namun akhirnya kami tetap mengikuti tadarus sore tersebut meski dengan kondisi mukaku terluka hehe...

Sebenarnya banyak momen-momen unik tak terlupakan yang terjadi di setiap bulan istimewa ini, dari kecil hingga sekarang usiaku menginjak kepala 2 sekalipun bulan Ramadhan tetaplah menjadi pemenang dari bulan-bulan lainnya.

Terimakasih Tuhan telah menghadirkan keberkahan di bulan suci ini, terimakasih untuk orang-orang sekitar yang senantiasa membantu dan membersamai diriku dalam berproses menuju lebih baik. Dan untuk kalian yang sedang berpuasa maupun yang tengah belajar berpuasa tetaplah sabar dan nikmati prosesnya hingga kemenangan kau raih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun