Mohon tunggu...
Yuli Supriati
Yuli Supriati Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Di Mana Kepedulian Negara terhadap Kesehatan Anak Indonesia?

26 Mei 2018   14:52 Diperbarui: 26 Mei 2018   15:07 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (kompas.com)

Di Indonesia, data riskesdas menunjukkan terjadi peningkatan prevalensi diabetes dari 5,7% tahun 2007 menjadi 6,9% atau 9,1 juta penderita di tahun 2013. Data Sample Registration Survey tahun 2014 menunjukkan bahwa diabetes merupakan penyebab kematian terbesar ke 3 di Indonesia (6,7%) setelah stroke (21,1%) dan jantung koroner (12,9%), dimana ke 3 nya merupakan PTM (Penyakit Tidak Menular). 

Secara keseluruhan, WHO menyatakan penderita diabetes diseluruh dunia meningkat empat kali lipat dari 108 juta jiwa di tahun 1980 menjadi 433 juta jiwa 34 tahun kemudian. Dimana pada tahun 2015, Indonesia menempati peringkat ke 7 tertinggi di dunia dalam prevalensi penderita diabetes dunia. Bila tidak dicegah sejak dini kondisi ini bisa menyebabkan penurunan produktivitas, disabilitas dan kematian dini. SKM sebagai produk pangan yang mengandung gula tinggi tentunya memicu terjadinya diabetes dan obesitas.

Maka dari itu, salah satu solusinya adalah memperketat cara beriklan SKM. SKM yang selama ini divisualisasikan dengan segelas susu bergizi harus di hentikan. Iklan produk SKM harus sesuai dengan peruntukannya, yaitu seperti topping es teller/campur, campuran kopi, topping martabak atau sebagai bahan tambahan makanan minuman lainnya. 

Bukan sebagai minuman susu dimana SKM di larutkan dalam segelas air yang kemudian di konsumsi setiap hari. Cara visualisasi seperti ini tentu saja sangat berpengaruh terhadap pola pikir konsumen khususnya ibu-ibu. Akan ada anggapan dan persepsi bahwa SKM adalah minuman susu yang bergizi. Hal ini sesuai dengan hasil survey di mana 1 dari 3 ibu di kendari dan 1 dari 4 ibu di Batam yang memberikan SKM sebagai minuman susu kepada anaknya.

Parahnya dari hasil survey di jumpai bahwa sebagian para ibu memutuskan memberikan SKM sebagai minuman susu kepada anaknya, karena di anggap SKM ini bisa menggantikan ASI dan Susu formula untuk anak. 

Tentu saja ini sangat berbahaya karena kandungan gizi SKM cukup rendah, dan gulanya sangat tinggi. Selain itu tidak mudah merubah pola makan anak. Jika seorang anak sudah menyukai sebuah makanan maka dia akan menolak makanan yang baru. Para ibu terpaksa mengalah karena sang anak tidak mau dengan susu yang lain, karena sudah terlanjur suka dengan SKM, wajar saja SKM rasanya yang sangat manis disukai oleh anak-anak. 

Dr. dr. Damayanti, SpA(K) dari IDAI Jakarta dalam kesempatan yang sama juga menegaskan bahwa SKM bukanlah minuman yang bisa menggantikan ASI/susu sapi/susu formula untuk pertumbuhan anak. Senada dengan dr. Damayanti, Kasubid Peningkatan Mutu dan Kecukupan Gizi Kemenkes Galapong Sianturi mempertegas jika SKM bukanlah susu, namun gula yang di campur susu. Dan bukan merupakan sumber protein serta tidak bisa dijadikan sebagai pengganti ASI.

Kemenkes dan BPOM

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun