Menulis itu Simpel,Â
Sesimpel Makan Apel
                                                Resume pertemuan ke-9 KBMN Batch 28
Jumat, 27 Januari 2023-01-29
                                                                   Judul :
                                                 Menulis itu Simpel, Sesimpel Makan Apel
                                                                   Tema :
                                                             Menulis Itu Mudah
                                                                Narasumber :
                                                           Prof. Dr. Ngainum Naim
                                                                Moderator :
                                                           Lely Suryani,S.Pd.SD
Bismillahirrohmanirrohiim . . .
Assalamualaikum . . . pembaca setia semuanya.
Jum'at malam sabtu datang seiring jadwal pertemuan KBMN yang menjadi rutinitas bagi saya mengikuti kegiatan ini. Melalui sapaan ibu Lely Suryani sebagai moderator pertemuan malam ini, kembali membuat suasana belajar menulis menjadi lebih sumringah alias menyenangkan. Apalagi setelah Narasumber hebat juga dihadirkan untuk mengulas materi yang semakin membuat saya terus mengikuti setiap alur ceritanya.
Nara sumber yang tak kalah keren, beliau adalah Prof.Dr.Ngainum Naim berasal dari Tulungagung, Jawa Timur. Bapak Prof.Dr. Ngainum Naim yang lahir di Tulungagung, 19 Juli 1975 ini akan mengupas materi menulis itu mudah, menulis semudah berkata, semudah bernafas, semudah kita menggerakkan kaki kita ketika mengikuti irama, mungkin juga simpel seperti makan apel.
Tema kali ini membuat saya semakin penasaran, karena selama ini dan sampai saya setua ini, saya masing merasa kesulitan. Lantas saya kembali berpikir apakah benar semudah itu.
Menurut Bapak Profesor Ngainum, ada beberapa metode atau trik dalam menulis supaya mudah kita melakukannya, diantaranya adalah :
- Menulislah dengan mengawali tentang hal-hal yang sederhana dulu.
- Jangan membiasakan diri untuk menulis sambil dibaca kemudian diedit
- Jika memang dalam kondisi sudah tidak bisa melanjutkan tulisan, lebih baim beri jeda waktu untuk bisa dilanjutkan kembali.
- Setelah semua dirasa selesai, bisa di baca ulang untuk mengevaluasi barangkali ada tulisan yang salah ketik sehingga bisa kita edit terlebih dahulu sebelum kita posting.
- Bisa juga kita tuliskan kejadian atau pada saat kita di perjalanan
- ( memanfaatkan telepon genggam kita sebagai media untuk menulis).
- Buatlah menulis itu senyaman kita ngemil.
- Untuk menulis dalam kompasiana kita bisa menulis minimal empat atau lima paragraf.
- Kesimpulannya bahwa kita coba menulis itu simpel seperti makan apel, yang mana kita pegang, kita kupas dan kita nikmati buahnya. Kita bisa kumpulkan semua bahan tulisan yang menurut kita bisa untuk  diunggah dan kita sharingkan kemudian kita tulis satu persatu dengan sabar dan pelan namun berusaha istiqomah selanjutnya kita akan nikmati hasil dari setiap tulisan kita berikan.
Dari beberapa gambaran yang Beliau berikan tentan menulis itu mudah, memberi bahan bakar baru untuk saya bisa melanjutkan menulis sebagai hobi baru yang harus terus di asah dan di kembangkan. Sehingga nanti apa yang saya cita-citakan menulis semua tentang apa saja yang ada dipikiran saya menjadi kenyataan.
Terima kasih untuk semua ilmu pembimbing, mentor, pendamping yang sudah memberikan materi sampai detik ini saja belum resume ke 30 sudah membuat saya semakin tak ingin berhenti menulis, apalagi nanti ketika sudah meresume hingga akhir sesi, berharap apa yang baik menjadi hikmah besar dengan terus menjadi penulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
